Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan Senin (23/9/2024). IHSG akan menguji 7.454-7.695.
IHSG melemah 2,05 persen ke posisi 7.743 disertai tingginya tekanan jual pada perdagangan Jumat, 20 September 2024.Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, waspadai, apabila IHSG belum mampu break dari 7.910-7.923 sebagai level resistance terdekat, posisi IHSG sudah mengakhiri wave (i) dari wave 3 atau wave 3 dari wave (3) pada label merah.
Baca Juga
“Hal tersebut berarti, posisi IHSG sedang membentu awalan dari wave (ii) dari wave 3 atau wave 4 dari wave (3), sehingga IHSG masih rawan melanjutkan koreksi untuk menguji 7.454-7.695,” kata Herditya.
Advertisement
Ia mengatakan, IHSG akan berada di level support 7.654,7.546 dan level resistance 7.923,7.958 pada Senin pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan koreksi dan breakdown support garis moving average (MA)5 harian disertai volume untuk menguji support garis MA20.
“Jika mampu bertahan di atas garis MA20, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan breakout garis MA5,” tutur dia.
Namun, jika breakdown garisMA20, IHSG berpeluang untuk kembali melanjutkan koreksi dan menguji support garis MA50. “Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.800-8.000,” kata dia.
Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 7.670-7.830.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) - Buy on Weakness
Saham AKRA menguat 1,70% ke 1.495 disertai dengan peningkatan volume pembelian, tetapi penguatan AKRA masih tertahan oleh MA60.
"Kami perkirakan, posisi AKRA saat ini sedang berada di awal wave iii dari wave (i) dari wave [iii]," tutur Herditya.
Buy on Weakness: 1.470-1.485
Target Price: 1.525, 1.580
Stoploss: below 1.455
2.PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) - Buy on Weakness
Saham BSDE terkoreksi 2,78% ke 1.225 disertai dengan munculnya volume penjualan. "Saat ini, posisi BSDE diperkirakan berada di awal wave [v] dari wave 1, sehingga koreksi BSDE akan cenderung terbatas dan berpeluang menguat kembali," kata Herditya.
Buy on Weakness: 1.180-1.215
Target Price: 1.305, 1.415
Stoploss: below 1.125
3.PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) - Buy on Weakness
Saham MAPI menguat 3,93% ke 1.850 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi MAPI berada pada bagian dari wave (iv) dari wave [iii], sehingga pergerakan MAPI masih rawan koreksi terlebih dahulu," ujar dia.
Buy on Weakness: 1.720-1.825
Target Price: 1.890, 1.975
Stoploss: below 1.590
4.PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) - Spec Buy
Saham MBMA menguat 1,89% ke 540 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, namun penguatannya tertahan oleh MA20. Herditya menuturkan, selama masih mampu berada di atas 520 sebagai stoplossnya, posisi MBMA saat ini diperkirakan berada di awal wave (iii) dari wave [i].
Spec Buy: 525-540
Target Price: 570, 590
Stoploss: below 520
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 20 September 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga meninggalkan posisi 7.900 pada perdagangan Jumat (20/9/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan dan rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 2,05 persen ke posisi 7.743. Indeks saham LQ45 merosot 0,66 persen ke posisi 973,19. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.910,86 dan level terendah 7.738,32. Sebanyak 346 saham merosot sehingga menekan IHSG. 226 saham menguat dan 224 saham diam di tempat.
Mayoritas sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham infrastruktur. Sektor saham infrastruktur turun 3,26 persen. Sektor saham basic merosot 2,11 persen dan sektor saham properti tergelincir 1,55 persen.
Sementara itu, sektor saham energi tergelincir 0,85 persen, sektor saham industri terpangkas 0,42 persen, sektor saham keuangan melemah 0,90 persen. Sektor saham teknologi terpangkas 0,60 persen.
Sedangkan sektor saham nonsiklikal naik 0,21 persen, sektor saham siklikal mendaki 0,15 persen, sektor saham kesehatan menguat 0,97 persen dan sektor saham transportasi bertambah 0,55 persen.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, menjelang akhir pekan ini, bursa regional Asia bergerak variasi di tengah euforia pasar terkait dengan pemangkasan suku bunga acuan oleh the Federal Reserve (the Fed).
Selain itu, pernyataan ketua the Fed Jerome Powell mengenai ekonomi AS tetap kuat dan bank sentral akan memutuskan kecepatan yang tepat untuk pemotongan suku bunga pada masa mendatang.
“Hal tersebut membuat pasar optimistis bahwa ke depannya akan terjadi pemangkasan suku bunga kembali dan memberikan keyakinan inflasi AS relatif terkendali,” demikian seperti dikutip.
Sementara itu, pasar juga mengarahkan perhatian pada rilis data suku bunga Jepang dan Tiongkok. Bank of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga jangka pendek utamanya di kisaran 0,1 persen hingga 0,25 persen. Keputusan ini dipandang sebagai upaya BoJ untuk tidak terburu-buru dalam melonggarkan kebijakan moneternya.
Bank Sentral Tiongkok (PoBC) juga mempertahankan suku bunga acuan pinjaman satu dan lima tahun tidak berubah pada masing-masing 3,35 persen dan 3,85 persen. Pasar menilai kedua kebijakan tersebut sebagai langkah pro-stabilitas untuk ketahanan ekonomi masing-masing negara.
Namun, pasar memiliki pandangan dan harapan adanya pelonggaran kebijakan moneter setelah The Fed Amerika Serikat (AS) untuk menghindari prospek ekonomi yang lemah dan juga dukungan kebijakan yang kuat dari masing-masing negara untuk menjaga ketahanan ekonominya.
Advertisement