Apollo Incar Saham Intel Senilai Rp 75,91 Triliun

Apollo Global Management Inc telah mengindikasikan dalam beberapa hari terakhir untuk investasi di saham Intel hingga USD 5 miliar atau sekitar Rp 75,91 triliun

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Sep 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2024, 17:00 WIB
Apollo Incar Saham Intel Senilai Rp 75,91 Triliun
Apollo Global Management Inc telah menawarkan investasi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) di Intel Corp. (2020)

Liputan6.com, Jakarta - Apollo Global Management Inc telah menawarkan investasi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) di Intel Corp.

Hal itu disampaikan sumber yang mengetahui masalah itu. Kabar itu memberikan produsen chip tersebut kepercayaan sebagai strategi pemulihan dan alternatif terhadap kemungkinan pengambilalihan oleh pesaing lebih besar Qualcomm Inc. Demikian seperti dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (24/9/2024).

Apollo Global Management Inc telah mengindikasikan dalam beberapa hari terakhir untuk investasi di saham Intel hingga USD 5 miliar atau sekitar Rp 75,91 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.182). Hal itu menurut salah satu sumber yang mengetahui hal tersebut.

Perkembangan itu terjadi setelah Qualcomm yang berkantor pusat di San Diego mengajukan akuisisi Intel secara bersahabat yang telah berupaya untuk kembali menemukan kembali dirinya di tengah periode tersulit dalam sejarahnya selama 56 tahun.

Langkah Qualcomm telah meningkatkan prospek salah satu kesepakatan merger dan akuisisi terbesar yang pernah ada, serta Penawar lain yang ikut serta dalam persaingan itu. Sementara itu, Broadcom Inc setidaknya saat ini masih menunggu.

Saham Intel naik 4,2 persen pada perdagangan awal Senin, 23 September 2024. Saham Intel naik 2,7 persen pada pukul 09.43 pagi di New York, sehingga perusahaan itu memiliki kapitalisasi pasar USD 96 miliar.

Menurut sumber, eksekutif Intel telah mempertimbangkan proposal Apollo. Sumber menyebutkan, ukuran investasi potensial Apollo dapat berubah atau diskusi dapat gagal.

Adapun perwakilan Apollo dan Intel yang berbasis di Santa Clara, California menolak berkomentar.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Saham Intel

Apollo meski mungkin paling dikenal saat ini karena strategi asuransi, pembelian dan kreditnya, perusahaan itu memulai usaha pada 1990-an sebagai spesialis investasi yang bermasalah. Perusahaan itu juga memiliki hubungan yang sudah ada dengan Intel.

Pada Juni setuju untuk menjual saham perusahaan patungan yang mengendalikan pabrik chip di Irlandia kepada Apollo seharga USD 11 miliar. Hal itu mendatangkan lebih banyak pendanaan eksternal untuk perluasan besar-besaran jaringan pabriknya.

Di bawah pimpinan Chief Executive Officer Pat Gelsinger, Intel telah mengerjakan rencana untuk membangun kembali Intel dan mendatangkan produk, teknologi dan pelanggan luar yang baru. Namun, perusahaan itu sedang menuju tahun ketiga berturut-turut dengan penjualan yang menurun dan sahamnya telah merosot lebih dari 50 persen nilainya pada 2024.

Saham Intel telah naik pada pekan lalu setelah Gelsinger membuat serangkaian pengumuman yang menandakan dimulainya perubahan.

Pengumuman itu termasuk kesepakatan bernilai miliaran dolar Amerika Serikat dengan unit cloud Amazon Web Services milik Amazon.com Inc untuk investasi bersama dalam semikonduktor artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan khusus dan rencana mengubah bisnis manufaktur yang sedang terpuruk menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki.

Intel juga akan kembali menarik beberapa proyek termasuk menunda rencana pembangunan pabrik baru di Jerman dan Polandia untuk saat ini.

 


Rencana Pemulihan bagi Intel

Logo Intel di CES 2017
Logo Intel di CES 2017. Liputan6.com/Corry Anestia

Gelsinger yakin rencana pemulihan itu cukup bagi Intel untuk tetap menjadi perusahaan independen, tetapi terbuka untuk mempertimbangkan manfaat dari berbagai transaksi, menurut sumber.

Sementara itu, Broadcom saat ini tidak evaluasi tawaran untuk Intel.

Adapun penggabungan Intel dengan pesaing lebih besar hampir pasti akan menarik perhatian ketat dari regulator antimonopoli dunia, karena chip sekarang menjadi bagian integral dari kerangka digital yang mendukung kehidupan sehari-hari mulai dari telepon pintar dan komputer hingga mesin cuci dan kendaraan listrik.

Kesepakatan Qualcomm dan Intel akan hadapi banyak rintangan, menurut analis Bloomberg Intelligencee Kunjan Sobhani dan Oscar Hernandez Tejada.

“Kesepakatan itu hadapi tantangan regulasi, keuangan dan pelaksanaan yang signifikan. Dengan hanya USD 13 miliar uang tunai di tangan, Qualcomm akan membutuhkan investor tambahan dan divestasi aset agar pembelian itu layak,”

“Kesesuaian strategis kesepakatan itu juga dapat menimbulkan kekhawatiran,”

Apollo memiliki pengalaman lain dalam bidang pembuatan chip. Tahun lalu, perusahaan yang berpusat di New York itu setuju untuk memimpin investasi senilai USD 900 juta di Western Digital Corp dengan membeli saham preferen yang dapat dikonversi.


Qualcomm akan Beli Sebagian Bisnis Chip Intel?

Snapdragon 8 Gen 2
Chipset Qualcomm Snapdragon 8 Gen 2 yang diperkenalkan di Hawaii, Amerika Serikat. (Liputan6.com/Yuslianson)

Sebelumnya, beredar rumor mengejutkan di industri semikonduktor, yang mana Qualcomm disebut tengah menjajaki kemungkinan untuk mengakuisisi sebagian dari bisnis chip Intel guna meningkatkan portofolio produk perusahaan.

"Pembuat chip seluler tersebut telah mempertimbangkan untuk mengakuisisi beberapa bagian dari Intel, yang tengah berjuang untuk menghasilkan uang dan berupaya untuk melepaskan unit bisnis serta menjual aset lainnya," kata seorang sumber, dikutip dari Reuters, Jumat (6/9/2024).

Bisnis desain chip Intel sangat diminati oleh para eksekutif Qualcomm, tetapi mereka tengah mengincar semua unit desain perusahaan. Namun menurut sumber lainnya, bisnis server Intel sepertinya kurang diminati Qualcomm.

Qualcomm mengaku belum menghubungi Intel terkait potensi akuisisi dan menolak berkomentar mengenai rencana perusahaan.

"Intel sangat berkomitmen pada bisnis PC," kata seorang juru bicara Intel. Sementara Qualcomm menolak untuk berkomentar.

Qualcomm yang bernilai USD 184 miliar (sekitar Rp 2.833 triliun) telah menyusun rencana untuk membeli beberapa bagian bisnis Intel selama berbulan-bulan.

"Ketertarikan dan rencana Qualcomm belum dirampungkan dan dapat berubah," demikian menurut sumber tersebut.

Dulu dikenal dengan kampanye pemasaran "Intel Inside", partner bisnis Intel membuat chip laptop dan desktop yang digunakan di berbagai perangkat di seluruh dunia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya