Terbesar Dalam Sejarah, Nilai Pasar Nvidia Ambles Rp 9,7 Kuadriliun

Ini merupakan penurunan kapitalisasi pasar terbesar dalam sejarah AS.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 28 Jan 2025, 12:31 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 12:31 WIB
Markas Nvidia  di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP
Markas Nvidia di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Nvidia kehilangan hampir USD 600 miliar atau Rp 9,7 kuadriliun dalam kapitalisasi pasarnya pada hari Senin (27/1).

Ini merupakan penurunan kapitalisasi pasar terbesar dalam sejarah AS. Penurunan nilai pasar Nvidia juga lebih dari dua kali lipat kapitalisasi pasar Coca-Cola dan Chevrondan, serta melebihi nilai pasar Oracle dan Netflix.

Melansir CNBC International, Selasa (28/1/2025) harga saham pembuat chip itu anjlok 17% hingga ditutup pada USD118,58. Ini merupakan penurunan terburuk yang dialami Nvidia di pasar sejak 16 Maret 2020, yang merupakan awal pandemi Covid-19.

Setelah kapitalisasi pasar Nvidia melampaui Apple pekan lalu, penurunan saham perusahaan menyebabkan penurunan 3,1% di Nasdaq.

Penjualan itu dipicu oleh kekhawatiran bahwa laboratorium kecerdasan buatan asal China, DeepSeek menghadirkan persaingan yang meningkat dalam pertempuran AI global.

Pada akhir Desember 2024, DeepSeek meluncurkan model bahasa besar sumber terbuka gratis yang dilaporkan hanya membutuhkan waktu dua bulan, dan biaya kurang dari USD 6 juta (Rp9,7 triliun) untuk membangun dan menggunakan chip berkapasitas rendah dari Nvidia yang disebut H800.

Dominasi Pasar AS

Unit pemrosesan grafis Nvidia, atau GPU, mendominasi pasar chip pusat data AI di AS, dengan raksasa teknologi seperti Alphabet, Meta, dan Amazon menghabiskan miliaran dolar untuk prosesor guna melatih dan menjalankan model AI mereka.

Analis di Cantor menulis dalam sebuah lapora bahwa peluncuran teknologi terbaru DeepSeek telah menyebabkan kekhawatiran besar mengenai dampaknya terhadap permintaan komputasi, dan oleh karena itu, ada kekhawatiran lonjakan pengeluaran untuk GPU.

"Kemajuan dalam AI kemungkinan besar akan menyebabkan industri AI menginginkan lebih banyak komputasi, bukan lebih sedikit," kata para analis di Cantor.

Di sisi lain, meski saham Nvidia telah melonjak 239% pada tahun 2023 dan 171% pada tahun 2024, pasar masih gelisah tentang kemungkinan penurunan pengeluaran. 

Saham Dell hingga Oracle Ikut Ambles

Ilustrasi saham di Bursa Efek London (Foto: Unsplash/Jamie Street)
Ilustrasi saham di Bursa Efek London (Foto: Unsplash/Jamie Street)... Selengkapnya

Perusahaan pusat data yang bergantung pada GPU Nvidia untuk penjualan perangkat keras mereka, juga mengalami aksi jual besar-besaran.

Saham Dell, Hewlett Packard Enterprise, dan Super Micro Computer turun setidaknya 5,8%. Saham Oracle, perusahaan yang bagian dari inisiatif AI terbaru Presiden Donald Trump, juga turun 14%.

Namun bagi Nvidia, perusahaan mengalami penurunan lebih dari dua kali lipat dari USD 279 miliar yang dialami perusahaan pada bulan September 2024, yang merupakan kerugian nilai pasar satu hari terbesar dalam sejarah saat itu, mengalahkan kerugian Meta sebesar USD 232 miliar pada tahun 2022. Sebelumnya, penurunan paling tajam adalah USD 182 miliar oleh Apple pada tahun 2020.

 

Kekayaan Bos Nvidia Merosot

CEO NVIDIA Jensen Huang dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
CEO NVIDIA Jensen Huang dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada acara Indonesia AI Day 2024, Kamis 14 November 2024 di The Tribrata Hotel and Convention Center, Jakarta Selatan. (Istimewa)... Selengkapnya

Kekayaan bersih CEO Nvidia, Jensen Huang juga mengalami penurunan besar, turun sekitar USD 21 miliar atau Rp 340 triliun, menurut daftar miliarder real-time Forbes.

Penurunan ini menurunkan Huang ke posisi ke-17 dalam daftar orang terkaya di dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya