Liputan6.com, Jakarta Saham PT Link Net Tbk (LINK) sempat mengalami lonjakan harga saham dalam tiga hari perdagangan, meningkat dari Rp 1.200 menjadi Rp 2.310 per saham.
Terkait hal ini, Direktur Link Net, Ronald Chandra Lesmana, menyatakan setelah melakukan investigasi, Perseroan menemukan pergerakan saham tersebut murni disebabkan oleh dinamika pasar.
Baca Juga
Manajemen LINK tidak mengetahui adanya aktivitas spesifik yang mempengaruhi volume perdagangan saham perusahaan.
Advertisement
“Tingginya volume perdagangan saham pada 21-23 Januari memicu kenaikan harga saham dan aktivitas saham yang telah lama stabil,” ujar Ronald dalam Public Expose, dikutip Selasa (4/2/2025).
Terkait soal Axiata Group tengah mempertimbangkan rencana untuk divestasi atau menjual sahamnya di LINK, Ronald mengungkapkan Perseroan belum dapat mengomentari soal calon investor karena masih berada di ranah pemegang saham. Ia juga menuturkan Perseroan belum ada rencana untuk melakukan aksi korporasi.
Rencana Bisnis 2025
Dia mengungkapkan rencana bisnis pada 2025 akan terus fokus dalam pengembangan jaringan serta optimalisasi jaringan yang sudah ada untuk Internet Service Provider (ISP).
Direktur Link Net, Kanishka Gayan Wickrama menjelaskan fokus itu yang diharapkan dapat mendorong pendapatan bagi Perseroan pada 2025.
“Untuk target 2025 kami masih tapah finalisasi, tetapi draft sudah ada. Untuk open akses kita sudah kerja sama dengan Surge Network karena ada area-area yang sudah terbuka dan Surge sudah tertarik bergabung di area tersebut,” kata Kanishka dalam Public Expose, senin (3/2/2025).
Pengembangan Jaringan Fiber Optik
Pada kesempatan yang sama, Chief Commercial Officer LINK, Ronald Chandra Lesmana menuturkan dalam sektor bisnis FibreCo, Perseroan akan berfokus pada pengembangan jaringan fiber optik dengan target mencapai 8,4 juta Homepass (HP) pada 2027.
Kemudian untuk MediaCo, LINK akan memprioritaskan penyediaan layanan media dan konten, sementara EnterpriseCo akan difokuskan pada penyediaan solusi end-to-end bagi pelanggan korporasi (B2B).
“Perusahaan juga berencana menggandeng lebih banyak mitra ISP untuk memperluas cakupan homepass,” jela Ronald.
Selain itu, Ronald menuturkan perseroan juga telah menerima pesanan dari XL Axiata pada Desember 2024 untuk menambah Homepass dari 1 juta HP menjadi 3 juta HP.
Advertisement
Intip Strategi Bisnis Link Net pada 2025
PT Link Net Tbk (LINK) mengungkapkan rencana bisnis pada 2025 akan terus fokus dalam pengembangan jaringan serta optimalisasi jaringan yang sudah ada untuk Internet Service Provider (ISP).
Direktur Link Net, Kanishka Gayan Wickrama menuturkan, fokus itu yang diharapkan dapat mendorong pendapatan bagi Perseroan pada 2025.
"Untuk target 2025 kami masih tahap finalisasi, tetapi draft sudah ada. Untuk open akses kita sudah kerja sama dengan Surge Network karena ada area-area yang sudah terbuka dan Surge sudah tertarik bergabung di area tersebut,” kata Kanishka dalam Public Expose, senin (3/2/2025).
Pada kesempatan yang sama, Chief Commercial Officer LINK, Ronald Chandra Lesmana menuturkan dalam sektor bisnis FibreCo, Persseroan akan berfokus pada pengembangan jaringan fiber optik dengan target mencapai 8,4 juta Homepass (HP) pada 2027.
Kemudian untuk MediaCo, LINK akan memprioritaskan penyediaan layanan media dan konten, sementara EnterpriseCo akan difokuskan pada penyediaan solusi end-to-end bagi pelanggan korporasi (B2B).
"Perusahaan juga berencana menggandeng lebih banyak mitra ISP untuk memperluas cakupan homepass," kata Ronald.
Selain itu, Ronald menuturkan perseroan juga telah menerima pesanan dari XL Axiata pada Desember 2024 untuk menambah Homepass dari 1 juta HP menjadi 3 juta HP.
Pengambil Alihan Layanan B2C
Sebelumnya, PT Link Net Tbk (LINK) mengumumkan pengambilalihan layanan B2C ServeCo oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL). Perseroan dan XL telah menandatangani suatu perjanjian pengalihan ServeCo pada 22 Mei 2024, sebagaimana terakhir kali diubah pada 13 Agustus 2024.
Berdasarkan perjanjian tersebut, perseroan mengalihkan antara lain, 750.000 pelanggan perseroan kepada XL, Broadband Network Gateway (BNG), software dan aplikasi yang dimiliki dan atau dikembangkan oleh Perseroan terkait ServeCo, dan perangkat di tempat pelanggan namun tidak termasuk ONTs/Modem dan STB, contohnya wifi, wifi extenders dan smart home.
Dengan transaksi ini, perseroan melakukan pengalihan bisnis residensial Perseroan kepada XL yang nantinya akan mengintegrasikan bisnis Fixed Broadband (FBB) milik Perseroan dengan bisnis mobile milik XL untuk memaksimalkan nilai dan memberikan layanan terbaik.
Hal tersebut guna merespon tingginya peluang permintaan pasar terhadap ketersediaan layanan FBB dan Fixed Mobile Convergence (FMC) serta mendorong pertumbuhan kedua layanan tersebut di seluruh Indonesia.
Advertisement