Liputan6.com, Jakarta - Ramadan menjadi momentum orang-orang mengais pahala. Keutamaan bulan Ramadan lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga penuh dengan momen keberkahan bagi umat Islam.
Selain pahala, bulan Ramadan juga bisa menjadi momentum investor untuk menjala cuan nan berkah, misalnya berburu saham syariah. Senior Analyst Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, pergerakan harga emiten berbasis syariah berada jauh di bawah nilai wajarnya (fair value).
Baca Juga
Hal ini menjadikan banyak saham dalam kategori undervalued, yang dapat menjadi peluang bagi para investor. Seiring dengan tren pelemahan Indeks Saham Gabungan (IHSG), saham-saham syariah mengalami penurunan harga yang cukup signifikan. Namun, kondisi ini justru dapat dimanfaatkan oleh investor sebagai momen yang tepat untuk masuk ke pasar.
Advertisement
"Saham-saham tersebut sudah dalam kondisi diskon dan berada jauh di bawah nilai wajarnya," ujar Nafan kepada Liputan6.com, Minggu (2/3/2025).
Selain itu, faktor musiman juga berpotensi mendukung pemulihan saham syariah. Menjelang bulan suci Ramadan dan periode Lebaran, terjadi peningkatan konsumsi domestik yang berdampak positif terhadap kinerja fundamental emiten, terutama dari sisi pendapatan (top line).
"Pada periode tersebut, konsumsi masyarakat cenderung meningkat, sehingga akan menjadi faktor positif bagi kinerja emiten syariah," tambah Nafan.
Nafan menyebutkan, beberapa saham syariah yang bisa dicermati antara lain, ASII, EMTK, ICBP, ERAA, MDKA, dan PANI. Saham-saham tersebut asuk dalam konstituren Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 13 Januari 2025 dampai dengan review DES berikutnya oleh OJK.
Saham Pilihan
Dalam catatan Nafan, saham PT Astra International Tbk (ASII) mengalami rebound dari batas bawah pola falling wedge. Indikator RSI menunjukkan sinyal positif, didukung oleh kenaikan volume perdagangan.
Saham ini berpotensi untuk melanjutkan penguatan dengan target harga di 4.170 (+2,61%), 4.830 (+5,23%), dan 5.100 (+11,11%). Support terdekat berada di 4.480. Rekomendasi: Accumulative buy.
EMTK – Rebound dalam Channel Up
Saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) berhasil memantul dari batas bawah up channel, membentuk pola bullish cypher yang mengindikasikan potensi kenaikan lebih lanjut. Target harga yang diperkirakan adalah 590 (+4,42%), 630 (+11,60%), dan 705 (+24,78%), dengan support di 510. Rekomendasi: Accumulative buy.
ICBP – Penurunan Terbatas, Potensi Kenaikan
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menunjukkan potensi limited downside, dengan volume dan RSI yang mengindikasikan positive divergence. Lonjakan volume pada dua sesi perdagangan terakhir mengonfirmasi minat beli di level support 10.225 dan 9.750. Target harga berada di 11.000 (+5,77%), 11.475 (+10,34%), dan 15.525 (+49,28%). Rekomendasi: Buy on weakness.
ERAA – Konsolidasi Bullish Masih Berlanjut
Saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) berada dalam tren bullish consolidation setelah rebound dari MA20 dan level retracement 38,2%. Indikator RSI dan Stochastic K%D masih menunjukkan momentum positif. Target harga diperkirakan di 396 (+4,76%) dan 418 (+10,58%), dengan support kuat di 364 dan 352. Rekomendasi: Accumulative buy.
Â
Advertisement
Saham Lainnya
MDKA – Menguat dalam Channeling Up
Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berhasil rebound dari batas bawah up channel, membentuk pola candle bozu yang mengindikasikan potensi kelanjutan tren naik. Target harga berada di 1.705 (+6,90%), 1.850 (+15,99%), dan 1.940 (+21,63%). Support terdekat di 1.475 dan 1.420. Rekomendasi: Accumulative buy.
PANI – Kembali Menguat, Buy on Weakness
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) menunjukkan potensi kenaikan setelah hampir menguji level retracement 23,6% dan bergerak menuju batas atas down channel. RSI memberikan sinyal positif, yang menandakan momentum kenaikan masih kuat. Target harga berada di 13.250 (+11,34%), 14.475 (+21,64%), dan 15.700 (+31,93%), dengan support di 10.350 dan 11.725. Rekomendasi: Buy on weakness.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Mengenal Saham Syariah
Saham syariah adalah saham yang dijual di pasar modal namun tetap mengikuti prinsip-prinsip Islam. Di Indonesia, aturan mengenai saham syariah sudah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI).
Agar suatu saham bisa dikategorikan sebagai saham syariah, perusahaan yang menerbitkannya harus memenuhi kriteria tertentu, baik dari segi kegiatan usahanya maupun kondisi keuangannya.
Dari sisi kegiatan usaha, perusahaan yang sahamnya masuk dalam kategori syariah tidak boleh menjalankan bisnis yang bertentangan dengan prinsip Islam. Misalnya, perusahaan tidak boleh bergerak di bidang perjudian atau bisnis yang mengandung unsur penipuan.
Selain itu, perusahaan juga tidak boleh menjalankan usaha yang berkaitan dengan sistem keuangan berbasis bunga seperti bank konvensional atau perusahaan pembiayaan berbasis riba.
Bisnis lain yang juga dilarang dalam saham syariah adalah perdagangan yang mengandung unsur ketidakpastian tinggi (gharar) dan spekulasi (maisir), seperti asuransi konvensional.
Selain itu, perusahaan yang menghasilkan atau memperdagangkan barang dan jasa haram juga tidak bisa masuk dalam daftar saham syariah. Ini termasuk bisnis yang berhubungan dengan alkohol, produk makanan haram, atau barang yang bisa merusak moral masyarakat.
Bahkan jika suatu barang tidak haram secara zatnya, tetapi dalam proses produksinya melibatkan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip Islam, maka saham perusahaan tersebut tetap tidak bisa dikategorikan sebagai saham syariah. Perusahaan juga tidak boleh melakukan praktik suap atau korupsi karena hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Â
Advertisement
Dari Segi Keuangan
Dari segi keuangan, ada batasan yang harus dipenuhi agar suatu saham bisa dikategorikan sebagai saham syariah. Misalnya, total utang berbasis bunga yang dimiliki perusahaan tidak boleh lebih dari 45% dari total asetnya.
Selain itu, pendapatan yang berasal dari bunga atau sumber lain yang tidak sesuai dengan prinsip syariah tidak boleh melebihi 10% dari total pendapatan perusahaan. Untuk memastikan saham yang masuk dalam kategori syariah tetap sesuai dengan aturan, OJK secara berkala menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES).
Daftar ini diperbarui setiap Mei dan November agar investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah bisa mendapatkan informasi yang akurat. Dengan adanya aturan ini, investor muslim maupun siapa saja yang ingin berinvestasi secara etis bisa lebih tenang karena dananya ditempatkan di perusahaan yang sesuai dengan prinsip Islam.
Â
