Pasar modal Indonesia sepakan kemarin masih diwarnai awal kelabu setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum mampu keluar dari zona merah. Meski IHSG mengawali Desember ini dengan penguatan dan memberikan harapan baru akan mulai keluarnya IHSG dari tren pelemahannya, namun penguatan yang terjadi hanya sesaat.
Laju IHSG pasca penguatan di awal pekan kemarin bukannya melanjutkan kenaikan namun kembali longsor dan bahkan lebih rendah dari akhir pekan di dua pekan sebelumnya. Sepanjang pekan kemarin, pemodal asing makin ekspansif melakukan aksi jual saham dengan mencetak nilai Rp1,15 triliun atau lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang hanya Rp 8,69 miliar.
Riset PT Truct Secuties, Senin (9/12/2013) mencatat, IHSG selama sepekan kembali mengalami penurunan 75,65 poin (1,78%) atau lebih dalam dari pekan sebelumnya sebesar 61,52 poin (1,42%). Pelemahan ini juga diikuti indeks utama lainnya yang mayoritas juga turun antara lain IDX30 yang drop 2,37% diikuti indeks LQ45 dan JII yang masing-masing turun 1,97% dan 1,87%.
Di sisi lain, laju indeks sektoral mayoritas mengalami pelemahan. Akan tetapi, laju indeks perkebunan dan pertambangan dapat menghijau dengan kenaikan masing-masing 3,92% dan 1,44%. Pelemahan dipimpin sektor keuangan yang anjlok 3,24% diikuti sektor infrastruktur dan aneka industri masing-masing tergelincir 3,21% dan 2,14%.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada memperkirakan gerak IHSG sepekan ke depan akan berada pada rentang support 4.144-4.169 dan resisten 4.265-4.335. IHSG membentuk pola menyerupai four black crows mendekati lower bollinger bands. MACD bergerak turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic masih menunjukkan penurunannya.
"IHSG gagal bertahan di kisaran target support (4195-4238) meskipun sempat juga masuk dalam kisaran resisten (4289-4367) sehingga masih memberikan gambaran aksi jual masih terjadi seiring belum kondusifnya konsisi pasar," ujar Reza.
Peluang pelemahan, lanjut Reza, masih dimungkinkan terjadi meskipun juga menawarkan entry level yang cukup menarik. Diharapkan rilis data-data ekonomi di awal pekan dapat lebih baik untuk mengurangi tekanan jual namun, tetap mewaspadai potensi pembalikan arah.
Adapun saham-saham yang layak mendapat sorotan sepekan ke depan adalah AKRA, PGAS, SMGR, AALI, INTP, JSMR, BWPT, INCO, MAIN, AISA, BMTR, WIKA, dan TBIG.
(Shd)
Laju IHSG pasca penguatan di awal pekan kemarin bukannya melanjutkan kenaikan namun kembali longsor dan bahkan lebih rendah dari akhir pekan di dua pekan sebelumnya. Sepanjang pekan kemarin, pemodal asing makin ekspansif melakukan aksi jual saham dengan mencetak nilai Rp1,15 triliun atau lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang hanya Rp 8,69 miliar.
Riset PT Truct Secuties, Senin (9/12/2013) mencatat, IHSG selama sepekan kembali mengalami penurunan 75,65 poin (1,78%) atau lebih dalam dari pekan sebelumnya sebesar 61,52 poin (1,42%). Pelemahan ini juga diikuti indeks utama lainnya yang mayoritas juga turun antara lain IDX30 yang drop 2,37% diikuti indeks LQ45 dan JII yang masing-masing turun 1,97% dan 1,87%.
Di sisi lain, laju indeks sektoral mayoritas mengalami pelemahan. Akan tetapi, laju indeks perkebunan dan pertambangan dapat menghijau dengan kenaikan masing-masing 3,92% dan 1,44%. Pelemahan dipimpin sektor keuangan yang anjlok 3,24% diikuti sektor infrastruktur dan aneka industri masing-masing tergelincir 3,21% dan 2,14%.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada memperkirakan gerak IHSG sepekan ke depan akan berada pada rentang support 4.144-4.169 dan resisten 4.265-4.335. IHSG membentuk pola menyerupai four black crows mendekati lower bollinger bands. MACD bergerak turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic masih menunjukkan penurunannya.
"IHSG gagal bertahan di kisaran target support (4195-4238) meskipun sempat juga masuk dalam kisaran resisten (4289-4367) sehingga masih memberikan gambaran aksi jual masih terjadi seiring belum kondusifnya konsisi pasar," ujar Reza.
Peluang pelemahan, lanjut Reza, masih dimungkinkan terjadi meskipun juga menawarkan entry level yang cukup menarik. Diharapkan rilis data-data ekonomi di awal pekan dapat lebih baik untuk mengurangi tekanan jual namun, tetap mewaspadai potensi pembalikan arah.
Adapun saham-saham yang layak mendapat sorotan sepekan ke depan adalah AKRA, PGAS, SMGR, AALI, INTP, JSMR, BWPT, INCO, MAIN, AISA, BMTR, WIKA, dan TBIG.
(Shd)