Austindo Nusantara Bangun Pembangkit Listrik di Belitung

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk melalui anak usahanya bangun pembangkit listrik senilai US$ 3,5 juta di Belitung.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jan 2014, 20:30 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2014, 20:30 WIB
pembangkit130208c.jpg
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melalui anak usahanya PT Austindo Aufwind New Energy (AANE) meresmikan pengoperasian pembangkit listrik tenaga biogas di Belitung.

Pusat pembangkit listrik tenaga biogas dengan kapasitas 1,2 MW tersebut akan menghasilkan energi listrik yang diolah dari limbah pabrik kelapa sawit yang dihasilkan dari kebun kelapa sawit Perseroan di Belitung.

Saat ini, perseroan melalui anak perusahaannya, PT Sahabat Mewah dan Makmur, memiliki kebun kelapa sawit di Belitung dengan area tertanam dan menghasilkan seluas 14.229 hektar serta pabrik kelapa sawit dengan kapasitas produksi sebesar 60 ton per jam.
Seluruh produksi minyak kelapa sawit yang dihasilkan telah memperoleh sertifikasi roundtable on sutainable palm oil (RSPO).

"AANE merupakan independent power producer (IPP) pertama di Indonesia yang mengoperasikan pusat pembangkit listrik tenaga biogas dan memasarkannya secara komersial," ujar Direktur Utama PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, Suwito Anggoro, seperti dikutip dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/1/2014).

Adapun seluruh pasokan listrik yang diproduksi anak usaha disalurkan ke jaringan distribusi PT PLN (Persero) dan dibeli oleh PLN sesuai dengan Power Purchase Agreement dengan harga Rp 975 per kWh.

"Penjualan listrik ini dilakukan sesuai ketentuan feed-in tariff untuk biogas berdasarkan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 4 tahun 2012," ujar Suwito.

Pusat pembangkit ini dibangun dengan investasi sekitar US$ 3,5 juta. Rencananya anak usaha PT Austindo Nusantara Jaya Tbk ini melanjutkan pembangunan pusat pembangkit tenaga listrik di kebun-kebun lain milik Perseroan yang tersebar di Sumatra, Kalimantan dan Papua.

"Pembiayaan proyek pembangkit tenaga listrik biogas di Belitung ini diperoleh dari sebagian hasil penawaran umum saham perdana sebesar US$ 1 juta, dan sisanya dari kas internal perseroan," kata Suwito.

Pihaknya pun memilih Belitung karena memiliki infrastruktur yang baik, kemudahan akses dan dukungan dari pemerintah. (Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya