Yasmine, Film Pencak Silat Minus Kekerasan

Film "Yasmine" diniatkan mengembalikan pencak silat sebagai warisan seni dan budaya, bukan sekadar olahraga beladiri.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 14 Agu 2014, 21:15 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2014, 21:15 WIB
Yasmine, Film Kolaborasi Sineas Indonesia dan Brunei
Film Yasmine akan disutradarai oleh sutradara ternama asal Hong Kong dan telah menyutradarai banyak film Hollywood, Chan Man Ching.

Liputan6.com, Jakarta Film yang mengangkat seni beladiri pencak silat kebanyakan mengedepankan perkelahian sengit. Tak jarang, adegan action dari pencak silat justru dibuat dengan 'dosis berlebih'.

Tapi, seorang sineas bernama Siti Kamaluddin punya sudut pandang yang berbeda. Lewat film garapannya, Yasmine, Siti mengembalikan pencak silat sebagai warisan seni dan budaya, bukan sekadar olahraga beladiri.

"Ada banyak hal yang bisa dilihat dari pencak silat, dan saya memilih untuk membuat film tentang silat, tapi dengan cara yang lain, yang berbeda," ucap Siti saat ditemui di XXI Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014).

Lewat film tersebut, Siti ingin memperlihatkan bagaimana pencak silat bisa menularkan banyak hal positif kepada semua orang, khususnya generasi muda.

"Silat itu merupakan keindahan buat saya, kalau kita bisa memperlihatkan keindahan itu kepada orang lain, tentu silat tidak cuma sekedar soal action saja," papar dia.

'Yasmine' merupakan film yang diproduksi oleh Origin Films. Yang menarik, film tersebut juga memadukan kerjasama sineas, kru dan pemain dari beberapa negara Asia Tenggara, sepreti Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Di barisan pemain, ada nama Liyana Yus dan Nadiah Wahid sebagai artis pendatang baru Brunei Darussalam. Sementara Reza Rahadian, Dwi Sasono, Agus Kuncoro, Roy Sungkono menjadi perwakilan aktor asal Indonesia.

Film tersebut dijadwalkan rilis serentak di empat negara seperti Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam dan Singapura pada 21 Agustus 2014. (Gie/Ade)

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya