Liputan6.com, Jakarta - Tema LGBT (lesbian, gay, bisexual, dan transgender) sudah menjadi materi lama bagi berbagai film. Tak hanya Hollywood lewat Brokeback Mountain atau Boys Don't Cry, tetapi sineas Jepang pun sukses mengadaptasi fenomena tersebut ke layar lebar.
Bahkan, film-film bertema LGBT juga telah lama diproduksi tak hanya oleh sineas Hollywood. Namun, sineas Jepang pun tak kalah berpengalaman lewat berbagai film LGBT yang dirilis sejak 1960-an.
Baca Juga
Baca Juga
Meskipun banyak yang menawarkan tema LGBT, namun hanya beberapa judul film Jepang bertema tersebut yang bisa dianggap sebagai karya terbaik. Kadar tersebut bisa dilihat berdasarkan rating atau pendapatan di negaranya.
Advertisement
Tema LGBT sendiri bukan sesuatu yang mampu diterima secara terbuka di Jepang. Sehingga, tak sedikit filmnya agak berhati-hati dalam menyikapi keberadaan LGBT. Namun, sineas Jepang mampu memberikan nuansa lucu maupun suram tersendiri dalam penyajian filmnya.
Tanpa perlu banyak penjelasan lagi, mari kita simak apa saja lima film Jepang bertema LGBT yang layak masuk ke dalam daftar terbaik.
Yaji & Kita: Midnight Pilgrims
1. Yaji & Kita: Midnight Pilgrims (2005)
Film ini berkisah tentang dua pria bernama Yaji dan Kita yang tinggal di Edo. Di tengah pertemanannya, keduanya malah jatuh cinta. Tapi, ada satu hal positif dari hubungan sesama jenis mereka.
Yaji yang sudah menikah, berusaha menghentikan Kita dari ketergantungannya terhadap Narkoba. Film yang terinspirasi dari cerita kuno bertajuk Toukaidouchu Hizakurige ini, melibatkan banyak aktor-aktor senior yang sangat dihormati.
Rating Yaji & Kita: Midnight Pilgrims sangat positif, dan tema LGBT yang didalamnya mengingatkan penonton kepada Brokeback Mountain versi Jepang. Bedanya, kendaraan keduanya adalah sepeda motor.
Advertisement
Nagisa no Shindobaddo
2. Like Grains of Sand (1995)
Berjudul asli Nagisa no Shindobaddo, film ini mengetengahkan kisah LGBT dari sisi drama psikologis. Tokoh utamanya adalah pria remaja penyuka sesama jenis yang tertarik dengan teman sekelasnya.
Pemerkosaan, cinta segitiga, dan tema bermuatan seksual lainnya sangat kental di sepanjang ceita film. Terlebih, lagi, Like Grains of Sand melibatkan penyanyi top Ayumi Hamasaki di kala usianya belum menginjak 20.
Like Grains of Sand tak hanya disukai banyak pengamat. Film ini pun mendapat penghargaan di Mainichi Film Concours 1996 untuk Best Screenplay, Rotterdam International Film Festival 1996 di Tiger Award, serta Torino International Gay & Lesbian Film Festival 1997 untuk Best Feature Film.
46-okunen no Koi
3. Big Bang Love, Juvenile A (2006)
Film berjudul asli 46-okunen no Koi besutan sutradara Takashi Miike ini mengusung genre misteri dan kriminal. Fokusnya sendiri berpusat kepada seorang pemuda bernama Jun yang mengaku telah melakukan pembunuhan terhadap pemuda lain bernama Shiro di sebuah Lapas khusus anak laki-laki.
Lalu, dua orang detektif berusaha memecahkan masalah tersebut dengan menggali informasi dari teman-teman tersangka serta para pekerja di dalam penjara. Lalu, terkuaklah kehidupan masa lalu Jun dan Shiro selama berada di Lapas.
Tema LGBT di film ini tak terlalu dikuatkan. Akan tetapi, bisa dibilang film ini sukses meracik LGBT sebagai bumbu yang menyedapkan hingga menarik untuk ditonton.
Advertisement
Mishima: A Life in Four Chapters
4. Mishima: A Life in Four Chapters (1985)
Berpusat pada mendiang penulis bernama Yukio Mishima, film arahan sutradara Paul Schrader ini sukses mendramatisir semua kehidupan sang penulis menjadi lebih luar biasa. Terlebih lagi, kisahnya dibuat menjadi empat fragmen yang terinspirasi dari buku-buku ciptaannya.
Kontroversi perihal orientasi seksual Mishima juga menjadi salah satu bumbu dalam film yang turut melibatkan Francis Ford Coppola dan George Lucas selaku produser eksekutif ini.
Salah satu kekuatan filmnya ada pada penggambaran dramatis saat sang tokoh melakukan seppuku atau ritual bunuh diri. Hal itu dilakukan setelah ia gagal mengkudeta Pasukan Bela Diri Jepang di tahun 1970.
2LDK
5. 2LDK (2002)
2LDK berfokus kepada dua orang aktris wanita bernama Nozomi dan Lana yang tinggal di satu apartemen milik agensi manajemen mereka. Hubungan keduanya sangat keras dan mengerikan. Namun, beberapa adegan diyakini mampu memberi imajinasi tersendiri terhadap kaum LGBT.
Di Jepang, film ini disebut memiliki konten LGBT yang sangat bersahabat. Sehingga, unsur-unsur tersebut hanya dimunculkan secara tersirat dan bukan menjadi satu hal yang eksplisit. Bahkan, dua karakter utamanya saja masih sama-sama menyukai pria.
Advertisement
Gohatto
6. Taboo (1999)
Menyatukan tema samurai dan LGBT, film berjudul asli Gohatto ini dirasa menjadi salah satu film paling unik ketimbang judul-judul yang telah disebutkan tadi. Sutradara Nagisa Oshima dianggap sukses dalam menggali homoseksualitas di abad ke-19.
Lebih unik lagi, film ini menyorot anggota Shinsengumi yang kala itu bertindak sebagai polisi khusus di era bakumatsu. Di situ, terdapat satu anggota pria berwajah cantik yang menjadi incaran hasrat anggota lainnya. Banyak unsur yang mengingatkan film ini kepada Merry Christmas, Mr. Lawrence dan Seven Samurai.