Liputan6.com, Jakarta - Tigabelas Tonbesi, band asal Jakarta Selatan ini memilih untuk berjalan di ranah musik indie. Pasalnya, hampir seluruh personelnya bekerja di kantor dengan busana jas dan dasi. Sebagian dari personel band ini bahkan memiliki jabatan di tempat kerjanya.
Itulah keunikan Tigabelas Tonbesi. Pagi hingga sore mengenakan busana karyawan, sepulang dari kantor mereka pun berubah. Kaus, bandana, bahkan sampai sepatu boots, dikenakan saat mereka menyandang status personel Tigabelas Tonbesi.
Advertisement
Baca Juga
Dalam siara pers yang diterima redaksi, dijelaskan filosofi nama Tigabelas Tonbesi pun mengenyampingkan mitos bahwa tiga belas (13) adalah angka pembawa sial. Mereka memilih filosofi bahwa 13 sebagai angka keberuntungan.
Kata besi diambil karena materi tersebut bersifat solid dan kuat meskipun akan berkarat dimakan waktu bila tidak dirawat. Mereka mengibaratkan besi seperti manusia, akan mati tergilas zaman kalau tidak berkembang.
Berawal dari Kegelisahan
Tigabelas Tonbesi lahir dari kegelisahan vokalis sekaligus gitarisnya, Hari Suseno. Kala itu, ia sangat ingin kembali ke dunia musik setelah beberapa lama vakum semenjak bandnya bubar pada 2005.
Pada 2017, Hari bertemu dengan Mozart, Putri (Traxap) dan Ami yang punya keinginan berekspresi liar setelah jenuh bekerja di kantor seharian. Sayagnya formasi pertama ini kandas di tengah jalan. Mozart sang penabuh drum, memilih berkarier sendiri. Miko (Deadpits) pun menggantikannya.
Alhasil, sejak saat itu, Tigabelas Tonbesi terdiri dari Hari (vokal, gitar), Putri (bass, vokal), Ami (gitar), dan Miko (drum). Memilih jalur rock, para personel punya ketertarikan musik yang berbeda-beda.
Namun dalam hal bermusik, mereka banyak dipengaruhi oleh band-band keras seperti Coal Chambers, Suicidal Tendencies, Smashing Pumpkins, Anthrax, Megadeth, Nails, dan Pantera. Ride, My Bloody Valentine, Sonic Youth, Beastie Boys hingga RUN DMC pun turut mempengaruhi.
Advertisement
Keganasan dan Keindahan
Bekerjasama dengan Bampak, produser album pertama yang pernah menata band The Miskins, Tigabelas Tonbesi menciptakan aransemen-aransemen harmonis yang menggabungkan keganasan dan keindahan. Para personel pun menyebut genre musik mereka dengan distorsi korporasi.
Pada September 2017, Tigabelas Tonbesi merekam 5 single yang diharapkan dapat memanjakan siapapun. Lagu-lagunya menyuarakan perjalanan kehidupan, hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, sampai manusia dengan Sang Pencipta. Hari Suseno menulis lagunya dengan aransemen dari sang produser, Bampak.
Mendengarkan Tigabelas Tonbesi pendengar diharapkan bisa merasa seperti sedang berkelana di alam liar nan indah. Seperti orang yang sedang berkelahi namun sambil tersenyum.