Liputan6.com, Jakarta - Dunia musik Indonesia masih marak dengan kehadiran Demeises, band asal Cianjur, Jawa Barat. Grup yang diawaki Iman (vokal), Messi (gitar), Neno (bass), dan Riza (drum) ini, bahkan berhasil menarik hati Dose Hudaya, pencipta lagu-lagu Hijau Daun dan Repvblik.
Dari tangan Dose, Hudaya terciptalah lagu "Mendekatlah Lebih Dekat" yang mewakili karakter musik Demeises. Pemilik label DHPI (DH Production Indonesia) ini, mengusung tema percintaan yang terhalang oleh status sosial.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kisah lirik "Mendekatlah Lebih Dekat", strata sosial sang cewek jauh di atas strata sosial sang cowok. Bait-bait awal lagu ini menggambarkan keadaan tersebut.
Demeises dipilih Dose Hudaya karena karakter vokalnya yang pas dengan lagu ini. Selain itu, mereka juga dinilai memiliki kualitas melalui lagu sebelumnya, "Dengarlah Bintang Hatiku". Dose juga mengaku ingin menghidupkan kembali Demeises yang sempat booming namun sudah meredup.
Ngetop di Malaysia
Sebelumnya Dose berhasil membangkitkan kembali grup band Hijau Daun yang saat ia rekrut jelang akhir 2015, popularitasnya sudah memudar. "Membangkitkan grup band yang popularitasnya sudah memudar, bagi saya merupakan tantangan," terang Dose dalam keterangannya kepada wartawan.
Para personel Demeises pin optimis single "Mendekatlah Lebih Dekat" bakal dilirik oleh khalayak pecinta Pop Indonesia umumnya dan para penggemar Demeises.
Sementara, para personel Demeises mengakui bahwa selama berkiprah, karya mereka kurang diapresiasi di Tanah Air. Justru para pendengar dari negeri tetangga yang antusias menyambutnya.
"Di pasar Indonesia, secara nasional, kurang berhasil, karena waktu itu pasar didominasi oleh boy band. Single kami hanya sukses di beberapa provinsi saja," tutur Messi bersama rekan-rekannya di studio rekaman DHP Indonesia, Bandung, Jawa Barat.
Alhasil, Demeises pun vakum sampai tahun 2013. "Alhamdulillah, tahun 2013 'Dengarlah Bintang Hatiku' booming di Malaysia, karena menjadi theme song film Ijab Kabul. Demeises mendapat tujuh platinum untuk lagu 'Dengarlah Bintang Hatiku'," papar Messi.
Advertisement
Filosofi Demeises
Sayang, single-single selanjutnya tidak sesukses single perdananya. Sampai kontrak dengan label Warner selesai pada 2018, Demeises tidak lagi mencetak hit. Di Malaysia terkenal, tapi di negeri sendiri, bahkan di kampung halamannya, Cianjur, nama Demeises tidak sepopuler lagunya.
"Orang-orang di Indonesia banyak yang tahu lagu-lagu Demeises, tapi tidak tahu bandnya. Di Cianjur juga kondisinya sama. Di satu sisi kami bangga, bisa tembus pasar Malaysia dan mendapat penghargaan platinum. Tapi, di sisi lain, kami sedih. Lagu kami dikenal tapi kaminya sendiri tidak dikenal," ujar Messi yang dibenarkan oleh rekan-rekannya.
Demeises bermula dari pertemanan di kampus para personelnya. Setelah merilis single perdana, mereka memantapkan hati untuk menjadikan Demeises sebagai band profesional. Kehadiran band lain, bagi Demeises bukanlah saingan, namun sebagai warna yang saling melengkapi musik Indonesia.
Demeises merupakan gabungan dari tiga kata. De, dari bahasa Prancis yang berarti "dari", Mei diambil dari bulan dibentuknya, dan Ses dari meises, bahasa Belanda, yang berarti coklat tabur. Mereka berharap bisa menjadi seperti meises, disukai banyak orang.