Liputan6.com, Jakarta Beberapa hari terakhir, chef Haryo buka kartu soal penyakit yang dideritanya. Ia mengaku mengidap diseksi aorta kronis de bakey stanford type A selama dua tahun terakhir.
Tim medis merekomendasikannya menjalani operasi besar namun chef Haryo tak serta merta mengiakan. Ia memilih pengobatan tradisional. Sayang, metode ini tak berdampak signifikan.
Advertisement
Baca Juga
Chef Haryo lantas menjalani salat istikarah. Hatinya teryakinkan untuk menjalani operasi besar di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, Jumat (1/10/2021) atau hari ini.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perjalanan Menuju Cahaya
Chef Haryo membagikan perasaannya beberapa jam sebelum masuk ke kamar operasi. Ia menyebut operasi besar ini sebagai perjalanan menuju cahaya seraya berserah kepada Sang Khalik.
“Perjalanan menuju Cahaya. Pagi ini aku akan bertemu cahaya,ya cahaya sinar diatas tubuhku yang telanjang bersih bersuci, seperti ketika aku dilahirkan dulu di Jakarta 8 maret 1975 dari rahim ibuku,” tulisnya.
Advertisement
Jumat Agung
Di akun Instagram pribadinya yang diikuti lebih dari 27 ribu orang, Chef Haryo menyebut perjalanan bertemu cahaya ini bab kehidupan yang harus dilewati pada usia 46 tahun.
“Di hari Jumat agung 1 oktober 2021. Aku akan bicara dengan sang pemilik Cahaya ini. Mengadukan semua kisah perjalananku, gembiraku, sedihku, bahagiaku, rasa syukurku. Semuanya,” ia menyambung.
Az Zumar Ayat 42
“Pemilik sinar itu adalah Raab-ku, Allah Subhannawaataalla. Semua aku serahkan hidup dan matiku padamu ya Raabku. Aku bersujud kepadaMu,” chef Haryo membeberkan.
Untaian doa berbalut curahan hati ini diunggah bersama foto alat medis di ruang operasi yang memendarkan cahaya. Di kolom komentar, ia mengutip surat Az-Zumar ayat 42.
Advertisement
Allah Berfirman
“Allah berfirman: Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya,” Chef Haryo berbagi ayat suci.
“Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir,” ia mengakhiri.