Bisnis Konser Musik: Peluang Ekonomi dan Dukungan Pemerintah untuk Kemajuan Industri Musik di Indonesia

Diskusi bertajuk Bisnis Konser Musik dan Cuan untuk Negara digelar PWI Pusat bersama Apresiasi Musik Direktorat Perfilman Musik dan Media (PMM) Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI.

oleh Aditia Saputra diperbarui 24 Mar 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2024, 18:00 WIB
Diskusi bertajuk "Bisnis Konser Musik dan Cuan untuk Negara" di Hotel Harris, Sudirman, Jakarta Selatan, pada Jumat (22/3/2024).
Diskusi bertajuk "Bisnis Konser Musik dan Cuan untuk Negara" di Hotel Harris, Sudirman, Jakarta Selatan, pada Jumat (22/3/2024).

Liputan6.com, Jakarta PWI Pusat bersama Apresiasi Musik Direktorat Perfilman Musik dan Media (PMM) Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI mengadakan diskusi bertajuk "Bisnis Konser Musik dan Cuan untuk Negara" di Hotel Harris, Sudirman, Jakarta Selatan, pada Jumat (22/3/2024).

Acara tersebut diawali oleh Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, dan Kepala Apresiasi Musik Direktorat PMM Dirjen Kebudayaan Edi Irawan. Hendry Ch Bangun menyambut baik diskusi tersebut sebagai wadah untuk menghasilkan solusi dalam mengembangkan industri musik di Indonesia, dengan mengacu pada keberhasilan konser Taylor Swift di Singapura yang memberikan dampak ekonomi signifikan bagi negara tersebut.

“Temanya menarik, 'Bisnis Konser Musik dan Cuan untuk Negara'. Ini merujuk dengan kesuksesan Konser Taylor Swift yang mendatangkan ekonomi besar untuk Singapura beberapa waktu lalu. Dari diskusi ini kita harapkan menghasilkan rumusan terbaik untuk nantinya bisa untuk dikomunikasikan lebih lanjut antara promotor musik dengan pemerintah,” kata Hendry Ch Bangun di depan wartawan. 

Edi Irawan dari Kemendikbud menambahkan, apa yang dihasilkan dari diskusi ini nantinya bisa menjadi masukan-masukan kepada pihaknya apa yang bisa untuk diteruskan kedepannya. 

“Diskusi dengan teman-teman wartawan dan juga para pelaku di industi music dalam hal ini promotor, tentunya banyak masukan-masukan apa saja yang belum kami lakukan untuk nantinya bisa ditambahkan dan dirumuskan bersama-sama. Saya kira diskusi ini sangat baik sekali,” ucap Edi Irawan. 

 

Daya Tarik

Diskusi bertajuk "Bisnis Konser Musik dan Cuan untuk Negara" di Hotel Harris, Sudirman, Jakarta Selatan, pada Jumat (22/3/2024).
Diskusi bertajuk "Bisnis Konser Musik dan Cuan untuk Negara" di Hotel Harris, Sudirman, Jakarta Selatan, pada Jumat (22/3/2024).

Pembicara utama dalam diskusi tersebut adalah CEO Deteksi Production, Harry Koko Santoso dan Country Director ONErpm di Indonesia Aldo Sianturi. 

Menurut Harry Koko, konser musik di manapun diselenggarakan pasti menjadi Daya tarik orang untuk menonton, Artinya konser bisa diselenggarakan di kota sampai di desa, di laut sampai di Gunung. Bahkan di udara seperti yang dilakukan Virgin Airlines yang launching perusahaan nya melakukan konser musik di dalam pesawat pada saat mengudara  . 

“Musik menjadi primadona dalam kegiatan konser. Kita menyebutnya, music adalah industry. Hebatnya lagi mulai dari pemilihan Presiden sampai kepala desa, mulai produk murahan sampai produk termahal semuanya menggunakan musik. Soal konser Taylor Swift di Singapura dan mendatangkan protes dari negara tetangga, ini adalah kejelian promotor Singapura mengajak agency dan artist management mereka percaya di Singapura mendapatkan keamanan, kenyamanan dan kemudahan. Cukup konser di Singapura, fansnya dari negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, Malaysia dan Indonesia akan terbang ke Singapura untuk menyaksikan penyanyi idolanya. Inilah yang terjadi,” jelas Koko.

“Peran pemerintah di Singapura sangat penting dalam memberikan akses kemudahan, fasilitas sampai dengan keamanan dan kenyamanan pada artisnya dan juga penontonnya. Maka penonton dari negara lain pun tak segan datang ke Singapura. Penyanyi, musisi pun merasa tenang dan nyaman serta yakin, konsernya akan sukses,” sambungnya. 

 

Pemerintah Hadir

Diskusi bertajuk "Bisnis Konser Musik dan Cuan untuk Negara" di Hotel Harris, Sudirman, Jakarta Selatan, pada Jumat (22/3/2024).
Diskusi bertajuk "Bisnis Konser Musik dan Cuan untuk Negara" di Hotel Harris, Sudirman, Jakarta Selatan, pada Jumat (22/3/2024).

Aldo Sianturi mengatakan, Indonesia harusnya bisa melebihi Singapura dalam hal pergelaran konser. Namun bukan menirunya. Namun, bagaimana caranya pemerintah hadir dan ada juga ikut supporting memperbaiki ekosistem industri musik, infrastruktur biz pertunjukan. 

“Pemerintah harus hadir mendukung setiap event konser. Bisa juga mendukung penuh festival musik yang sudah ada di Indonesia, mulai dari perizinan yang mudah, pajak yang ringan, atau dari sisi pendanaan. Atau, mendukung para musisi yang ingin bertandang keluar negeri karena undangan, atau kompetisi. Kita punya banyak potensi besar musisi-musisi daerah dengan karakter yang kuat. Justru kita bisa mengekspor music Indonesia ke negeri lain. Untuk konser seperti Taylor Swift, saya yakin Indonesia bisa, bila pemerintah mendukungnya dengan maksimal dalam segala hal,” tegas Aldo Sianturi yang hadir sebagai pembicara dengan tema: Melibatkan Musik Tradisional dan Stakeholder Panggung Konser Tersertifikasi Dalam Konser Internasional. 

 

Rangkuman

Merangkum rangkaian dua diskusi yang digelar sekaligus, Ketua Simufil PWI Pusat Benny Benke merangkum Tema Bisnis Konser Musik dan Cuan untuk Negara serta Tema Melibatkan Musik Tradisional dan Stakeholder Panggung Konser Tersertifikasi Dalam Konser Internasional, ia menilai, peran penting pemerintah sangat besar untuk mendukung keberlangsungan konser-konser di Tanah Air dan juga membawa musisi Indonesia tingkat nasional dan daerah ke mancanegara. Dengan demikian, cuan atau investasi ekonomi dalam sektor industri music akan terus berkembang dan mampu berdampak besar untuk ekonomi bangsa. 

“Kerjasama dan dukungan besar pemerintah terhadap sebuah konser dalam negeri sangat penting sekali. Apa yang disampaikan narasumber diatas, merupakan masukan penting agar kedepannya kita bisa lebih besar lagi menggelar konser-konser dunia di Tanah Air dan konser musisi dalam negeri untuk bangkitkan ekonomi bangsa melalui pergelaran music. Kita bisa cuan seperti Singapura dengan Taylor Swiftnya,” ucap Benny Benke. 

“Tidak selesai disini, kita akan gelar terus menggelar diskusi-diskusi lainnya seperti ini,” tandas Benny Benke.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya