Andro Nidji Ungkap Janji kepada Mendiang Ibunya yang Tak Sempat Terpenuhi

Andro Nidji masih ingat betul bagaimana sikap mendiang menghadapi kelakuan nakalnya ketika masih kecil.

oleh M Altaf Jauhar diperbarui 15 Mei 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2024, 08:00 WIB
Andro Nidji. (M Altaf Jauhar/ Liputan6.com)
Andro Nidji. (M Altaf Jauhar/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Andro Nidji tengah berduka karena ibunda tercinta telah meninggal dunia. Kini, Andro hanya dapaf mengenang momen-momen indah yang pernah dilalui bersama almarhumah.

Andro Nidji masih ingat betul bagaimana sikap mendiang menghadapi kelakuan nakalnya ketika masih kecil. Bagi Andro, setiap setiap detik bersama almarhumah adalah kenangan terindah baginya.

"Kenangan banyak ya. Mulai dari kecil, masa-masa nyusahin, sampai akhirnya saya bisa bantu. Banyak kenangan setiap hari momen sama ibu," ungkap Andro Nidji di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Senin (13/5/2024).

"Jadi memang habis Lebaran ibu saya kecapean. Pagi-pagi sesak nafas saturasinya di bawah 70 dan dibawa ke ICU. Ternyata jantung kompilkasi segala macam. Berjuang sebulan sampai akhirnya nggak kuat," Andro Nidji menambahkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Janji pada Ibunda

Andro Nidji. (M Altaf Jauhar/ Liputan6.com)
Andro Nidji. (M Altaf Jauhar/ Liputan6.com)

Diakui Andro, ada satu janji yang belum sempat ia tunaikan kepada almarhumah. Andro berencana mengajak umrah, apabila kondisi mendiang ibunya membaik.

"Memang kita janji Juli ini ajak umroh, ibu sehat umroh lah. Habis itu April serangan jantung, pas di rumah sakit saya semangatin lah, kalau sembuh umroh. Ibu cuma kasih respons aja," ungkapnya.


Satu Liang Lahad dengan Ayah

Andro Nidji. (M Altaf Jauhar/ Liputan6.com)
Andro Nidji. (M Altaf Jauhar/ Liputan6.com)

Jenazah ibunda Andro Nidji dimakamkan satu liang dengan mendiang ayahnya, yang sudah lebih dulu berpulang pada 2004 silam. Andro berharap, orangtuanya dapat menuju surga bersama-sama.

"Iya jadi ayah saya sudah meninggal tahun 2004. Terus dipikir daripada nyari yang lain, satuin aja. siapa tahu kembali jannah di sana," tuturnya.


Awalnya Hendak Bersebelahan

Semula Andro berniat memakamkan jenazah ibunya, di samping pusara ayah. Tapi pada akhirnya, keluarga memutuskan untuk memakamkan almarhumah satu liang dengan ayahnya.

"Sebenarnya mau sebelah-sebelahan. Cuma dipikir lagi gabungin aja, kan bisa. Ibu saya mau di sebelah ayah, ternyata bisa digabung ya udah. Jadi satu liang lahad aja siapa tahu bisa ketemu di sana," ucap Andro Nidji.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya