Migi Rihasalay Usung Konsep Rio de Village di Jember Fashion Carnaval 2024, Penghormatan Khusus Tribute to Dynan Fariz

Migi Rihasalay pertama kali terjun di ajang Jember Fashion Carnaval (JFC) 2024. 

oleh Aditia Saputra diperbarui 06 Agu 2024, 18:06 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2024, 14:20 WIB
Desainer Migi Rihasalay pertama kali terjun di Jember Fashion Carnaval 2024.
Desainer Migi Rihasalay pertama kali terjun di Jember Fashion Carnaval 2024.

Liputan6.com, Jakarta Desainer Migi Rihasalay merasakan dua momen penting saat pertama kali mengikuti ajang bergengsi Jember Fashion Carnaval (JFC) 2024. Pengalaman ini tidak hanya menjadi batu loncatan dalam kariernya, tetapi juga menjadi sebuah penghormatan khusus, atau "Tribute to Dynan Fariz," sebagai dedikasi untuk mengenang sosok penting dalam hidupnya.

Migi, yang pertama kali terjun ke JFC 2024, mengungkapkan bahwa partisipasinya merupakan bentuk penghormatan kepada mendiang Dynan Fariz, pendiri JFC yang pernah menjadi dosen dan mentor bagi Migi saat menempuh pendidikan di sekolah tata busana ESMOD pada tahun 2018. 

"Mr. Dynan adalah dosen saya, beliau mengajar dan membimbing saya selama satu tahun. Saya sangat dekat dengannya, seperti ayah saya sendiri, dan memiliki ikatan batin yang kuat," ujar Migi Rihasalay saat berbicara di sela-sela perhelatan JFC 2024, akhir pekan lalu.

Sayangnya, Dynan Fariz tidak dapat menyaksikan langsung kiprah Migi di JFC tahun ini, karena ia telah meninggal dunia pada tahun 2018. Migi mengaku bahwa kehadirannya di JFC 2024 membawa perasaan campur aduk antara sedih dan bangga. Sedih karena kehilangan sosok yang sangat berarti dalam hidupnya, namun bangga karena bisa ikut serta memeriahkan ajang yang diinisiasi oleh gurunya tersebut. 

"Dia meninggal di 2018. Jujur, saya selalu memimpikan beliau, setiap hari merindukan bagaimana cara beliau membimbing saya hingga saya bisa menjadi sosok seperti ini," ucap Migi penuh haru.

 

Penuh Keceriaan

Desainer Migi Rihasalay pertama kali terjun di Jember Fashion Carnaval 2024.
Desainer Migi Rihasalay pertama kali terjun di Jember Fashion Carnaval 2024.

Migi mengenang bagaimana Dynan seringkali menyampaikan materi pelajaran dengan penuh keceriaan dan canda tawa, menciptakan suasana kelas yang cair dan menyenangkan.  

"Di kelas, beliau suka bercanda sehingga suasana cair dan kita bisa fokus kembali kepada materi yang disampaikan. Di situ membuat saya merasa dekat dengan beliau seperti seorang ayah dan anak," imbuhnya.

Kehadirannya di JFC 2024, lanjut Migi, juga menjadi langkah awal dalam mewujudkan mimpinya untuk menciptakan ajang serupa di Jakarta. 

"Mimpi saya memang ingin membuat Jakarta Fashion Carnaval mengikuti jejak Mr. Dynan Fariz. Sebagai muridnya, saya sudah bisa melihat dan melengkapi beberapa hal yang dia harapkan dalam pengembangan industri fashion. Nantinya, konsep yang dibawa seperti di Jember ini, yakni dari berbeda-beda tapi kita bersama," ujar Migi dengan penuh semangat.

 

Konsep Unik

Andrew James suami Migi Rihasalay
Andrew James suami Migi Rihasalay

Pada ajang JFC 2024, Migi mengusung konsep "Rio de Village" yang terinspirasi dari suasana kota Rio de Janeiro di Brazil. Tema ini memadukan keceriaan dan kekayaan warna yang menggambarkan kegembiraan, dengan perpaduan bulu-bulu dan kain perca yang eksotis. Hampir seluruh bahan yang digunakan adalah limbah kain, plastik, dan bahan lainnya yang ramah lingkungan.  

"Tema ini membawa suasana gembira yang memadukan kecerahan berbagai warna berseri. Perpaduan bulu-bulu dan kain perca yang tampak eksotis dan menawan yang dibuat dari limbah kain. Hampir seratus persen dibuat dari kain perca, plastik, dan bahan lainnya yang ramah lingkungan,” jelas Migi.

Kostum yang dikenakan oleh 12 model asal Jember dan suaminya, Andrew James, memerlukan waktu tiga bulan untuk diselesaikan. Kostum ini menampilkan gradasi warna yang menggambarkan keindahan senja, dengan detail rumit yang melibatkan proses pengolahan kain-kain bekas menjadi baju lengkap dengan ornamen sayap.

 

Sangat Terkesan

Suami Migi, Andrew James, juga mengaku sangat terkesan dengan pengalaman ini, terutama karena JFC merupakan salah satu ajang karnaval terbesar di Asia Tenggara dan ketiga terbesar di dunia.  

"Ini adalah karnaval terbesar di Southeast Asia (Asia Tenggara) dan terbesar ketiga di dunia. Bagaimana mungkin saya tidak merasa senang, kami bangga dan kami antusias," ujar Andrew dengan penuh kebanggaan.

Sebagai informasi, di JFC 2024, kategori Artwear menjadi bagian dari rangkaian acara JFC Algorithm 2024 pada hari kedua, yang khusus menampilkan berbagai busana karya desainer ternama Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya