Tren Hewan Jadi Influencer dan Artis Ngonten Bareng Anabul Peliharaan, Dokter Ingatkan 5 Hal Ini

Di jagat maya, siapapun bisa jadi idola dan punya banyak pengikut termasuk hewan. Tak sedikit influencer atau kreator konten ngonten bareng hewan peliharaan.

oleh Wayan Diananto diperbarui 13 Feb 2025, 21:28 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 19:40 WIB
Ilustrasi nama, kucing, lucu
Di jagat maya, siapapun bisa jadi idola dan punya banyak pengikut termasuk hewan. Tak sedikit influencer atau kreator konten ngonten bareng hewan peliharaan. (Photo by Kari Shea on Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Di jagat maya, siapapun bisa jadi influencer dan punya banyak pengikut bahkan hewan sekalipun. Kucing bernama Nala misalnya, punya akun Instagram terverifikasi dengan jumlah pengikut mencapai 4,5 juta orang.

Pekan lalu, artis Jefri Nichol mengunggah konten interaksi dengan kucing kesayangan di sofa. Saat artikel ini disusun, potongan video aktor film Dear Nathan dengan kucingnya ditonton hampir 2 juta kali di Instagram.

Merespons popularitas anabul alias anak berbulu, drh. Taufiq Ahmad Farizi menyambut hangat. Menurutnya, tren ini merefleksikan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesejahteraan hewan meningkat. Ini terjadi sejak era pandemi Covid-19.

“Bahkan kucingnya pun bisa jadi influencer. Ini jadi tren. Hewan jadi influencer, kalau mau melihat dari sisi positif, makin ke sini kesadaran masyarakat Indonesia terhadap perikehewanan atau kesejahteraan satwa meninggi,” kata Taufiq Ahmad Farizi.

 

Hal Yang Baik dan Positif

Taufiq Ahmad Farizi. (Foto: Dok. Istimewa)
Taufiq Ahmad Farizi. (Foto: Dok. Istimewa)... Selengkapnya

Saat pandemi Covid-19 melanda dunia pada 2020, terdapat kenaikan populasi hewan peliharaan. Makin banyak orang memelihara hewan karena bosan di rumah melulu mengingat saat wabah, pergerakan manusia dibatasi.

“Mau apa, ya? Akhirnya memelihara anabul kucing atau anjing. Makin banyak yang memelihara hewan, makin banyak pula kepedulian. Makin banyak juga yang bikin konten tentang kesejahteraan anabul,” ujarnya.

Ini hal yang baik dan positif. Pada akhirnya masyarakat memahami bahwa kucing atau anjing tak bisa asal diberi makanan. Perawatannya pun harus sesuai kebutuhan. Makanan hanyalah satu di antara lima kebutuhan penting hewan.

“Pertama, nutrisi atau makanan. Ada pepatah mengatakan: you are what you eat. Kalau kita memberikan yang baik serta bernutrisi ke anabul, otomatis mereka akan hidup jauh baik dan sehat,” Taufiq Ahmad Farizi memaparkan.

 

Olah Tubuh

Taufiq Ahmad Farizi
Taufiq Ahmad Farizi dalam gelar wicara “Pendekatan Diagnosis Gastroentritis pada Kucing dan Anjing” bersama PT Perfect Companion Indonesia di Jakarta, Rabu (12/2/2025). (Foto: Dok. Istimewa)... Selengkapnya

Kedua, olah tubuh. Anjing misalnya perlu dilatih menggerakkan tubuh. Baik yang kecil, sedang atau anjing dewasa, mereka punya kebutuhan berolahraga agar badan tetap sehat dari aspek otot hingga organ jantung. Ketiga, vaksinasi rutin untuk mencegah penyakit.

“Pada kucing, yang paling sering terjadi Panleukopenia. Kalau anjing, rabies. Semua penyakit itu mematikan. Vaksinasi rutin membantu mencegah penyakit tersebut atau minimal ketika kena, gejalanya jauh lebih ringan,” bebernya panjang.

Keempat, kasih sayang. Banyak orang berpikir memelihara hewan yang penting diberi makan rutin. Faktanya, mereka juga butuh kasih sayang seperti diajak ngomong. Itu berdampak positif terutama anjing yang dikenal sensitif hingga bisa merasakan perasaan pemiliknya.

“Terakhir, kalau bisa dan mau, sterilkan. Banyak orang peduli hewan sebatas memberi makan tapi tak mampu mengurus. Efeknya, saat hewan itu berkembang biak, mereka membuang anak-anaknya ke jalan,” Taufiq Ahmad Farizi menyambung.

Karenanya, kita sering mendapati fakta marak kucing buang kotoran di jalanan lalu baunya menyengat. Banyak pula kasus anak anjing ditemukan dalam kardus di pinggir jalan tol. Rupanya mereka dibuang oleh pemilik yang tak sanggup merawat.

“Jadi kalau enggak mau memelihara lebih banyak, silakan sterilkan. Dengan begitu, Anda menjaga populasi. Saat disterilkan, risiko masalah kesehatan pada testis, ovarium, dan rahim jadi enggak ada. Hewan itu juga bisa kena kanker lo,” pungkasnya.

 

Pencernaan Anabul

Taufiq Ahmad Farizi menyampaikan ini dalam peluncuran SmartHeart Gold Veterinary Diet Gastrointestinal sekaligus gelar wicara “Pendekatan Diagnosis Gastroentritis pada Kucing dan Anjing” bersama PT Perfect Companion Indonesia di Jakarta, Rabu (12/2/2025).

Dalam kesempatan itu, PT Perfect Companion Indonesia menghadirkan dua varian terbaru SmartHeart Gold Veterinary Diet, yakni Gastrointestinal dan Weight Management. Inilah pakan khusus untuk menjaga kesehatan pencernaan maupun berat badan ideal anabul.

Veterinarian Marketing PT Perfect Companion Indonesia, drh. Ernita Widyasari menyatakan, varian terbaru tersebut melengkapi tiga varian sebelumnya, yaitu SmartHeart Gold Veterinary Diet: Renal, Recovery, dan Urinary.

“SmartHeart Gold Veterinary Diet Gastrointestinal dirancang untuk mengatasi gangguan pencernaan anabul dengan formula yang mudah dicerna, rendah lemak, dan tinggi serat. Ini mendukung pertumbuhan bakteri baik pada usus juga,” ucap Ernita Widyasari.

“Sementara itu, varian Weight Management diformulasikan untuk membantu anabul mencapai berat badan ideal. Dengan kandungan kalori terkontrol dan nutrisi seimbang, ia efektif menurunkan bobot secara bertahap tanpa membuat anabul kelaparan,” tutupnya.

Infografis 6 Hewan Peliharaan Populer
Infografis 6 Hewan Peliharaan Populer (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya