Badan Geologi Nasional Teliti Semburan Lumpur di Kutisari Surabaya

Tim Geologi berjumlah empat orang tersebut melakukan pemasangan alat pengukur dan alat georadar untuk menyisir sepanjang jalan kompleks Perumahan Kutisari Indah Surabaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2019, 02:30 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2019, 02:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Petugas evakuasi drum yang berisi cairan lumpur dari semburan lumpur bercampur minyak dan gas di Perumahan Kutisari, Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Badan Geologi Nasional, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan apakah sumur minyak di Kutisari Surabaya itu peninggalan Belanda atau tidak.

Untuk itu, pihaknya dibantu dengan Dinas Lingkungan Hidup Surabaya melakukan survei permukaan tanah di area semburan sumur minyak di Kutisari Indah Utara Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat 4 Oktober 2019.

Kasi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Ulfiani Ekasari mengatakan tim Badan Geologi akan mensurvei beberapa titik yakni di Gang II hingga Gang IV, dilansir dari Antara.

"Nanti akan dianalisa apakah sumur minyak itu merupakan peninggalan zaman Belanda atau tidak," kata Ulfi.

Tim Geologi berjumlah empat orang tersebut melakukan pemasangan alat pengukur dan alat georadar yang digunakan untuk menyisir sepanjang jalan kompleks Perumahan Kutisari Indah.

Kasubid Geofisika Dasar dan Terapan Bidang Geoscience Badan Geologi Nasional Kementerian ESDM, Lucki Junursyah mengatakan, alat yang digunakan tersebut untuk mendeteksi potensi sumur di sepanjang jalan di Kutisari Surabaya yang berdekatan dengan lokasi semburan.

"Alat ini menggunakan metode ground penetrasi radar dengan menggunakan ilmu fisika elektronik magnet sehingga dapat mendeteksi benda konduktif yang ada di dalam tanah," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Metode yang Digunakan

Menurut dia, survei ini merupakan hari kedua yang dilakukan tim Badan Geologi. Saat melakukan survei penggunaan georadar kondisi jalan disterilkan. Kendaraan yang akan melintas diimbau untuk berhenti dulu agar saat pelaksanaan mendapatkan hasil data yang akurat.

"Kondisi jalan harus benar-benar steril untuk mendapatkan hasil data yang akurat," kata dia.

Diketahui keberadaan sumur minyak tersebut berawal dari adanya semburan lumpur yang keluar dari pekarangan rumah Liswati, warga Perumahan Kutisari Indah Utara III/19, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada 23 September 2019.

Namun, seiring waktu lumpur berganti air bercampur minyak mentah. "Sudah cair banget yang keluar. Kalau kemarin-kemarin kan kental. Mayoritas air, tapi sepertinya masih ada kandungan minyak mentahnya," kata salah seorang warga setempat William Wirakusuma.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya