Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, melalui Dinas Perdagangan (Disdag) punya jurus jitu menstabilkan harga cabai hingga bawang putih yang saat ini harganya terpantau naik menjelang perayaan Hari Raya Imlek.
Abdi masyarakat itu menggelar operasi pasar (OP) di sejumlah wilayah untuk menstabilkan harga bahan pokok serta menjaga daya beli masyarakat.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, untuk menstabikan harga kebutuhan pokok, pihaknya menggelar operasi pasar yang dimulai pertengahan Januari 2020.
Advertisement
Baca Juga
Di samping itu, Satgas Pangan juga rutin sidak sejumlah pasar untuk memastikan harga jual sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah.
"Kalau harga itu tidak sesuai dengan aturan pemerintah, kita kasih peringatan mereka harus menetapkan maksimum dengan harga yang ditetapkan pemerintah, ini dengan pihak Polrestabes. Jadi ada satgas pangan,” kata Wiwiek, Jumat (24/1/2020).
Saat ini, kata Wiwiek, harga cabai rawit di pasaran terpantau sekitar Rp 70 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit hijau, berada di posisi sekitar Rp 35 ribu per kilogram. Sementara itu, harga gula dan bawang putih, sebelumnya sempat naik, tapi saat ini sudah kembali normal.
"Kalau Disdag operasi pasar harganya di bawah itu, hari ini kita juga gelar operasi pasar. Lombok (cabai rawit) itu satu kilonya Rp 58 ribu, jadi kita masih jauh di bawahnya,” kata dia.
Ia memastikan, harga yang disediakan dalam operasi pasar tersebut terbilang murah. Lantaran, Dinas Perdagangan Surabaya langsung bekerjasama dengan petani dan distributor untuk menyediakan bahan kebutuhan pokok tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Harga Bawang Putih
Operasi pasar ini tak hanya menyediakan cabai, tapi berbagai kebutuhan pokok lain, seperti bawang putih dan gula. “Kalau bawang putih kita jual satu kilo Rp 22 ribu, kalau gula Rp 12.200,” ungkapnya.
Dia menuturkan, saat ini harga bawang putih di pasaran berada di posisi Rp 30 ribu. Sedangkan gula, harga eceran tertingginya Rp 12.500 dan di toko-toko yang lain mencapai Rp 13 ribu.
"Jadi masih jauh lagi lebih murah kita, pemerintah memang harus menstabilkan harga ya. Makanya kami akan bergerak (operasi pasar) sampai keadaan normal," pungkasnya.
Advertisement