Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, hasil screening 154 pekerja migran Indonesia dari Malaysia, semuanya dalam kondisi sehat.
"Alhamdulillah, saya sudah dapat konfirmasi hasil di tesnya, dari 154 orang, semuanya negatif," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (7/4/2020).
Menurut Khofifah, meskipun terkonfirmasi semuanya negatif tetapi pelapisan dari screening tetap dilakukan. Pekerja migran tersebut pun diantar oleh armada yang disiapkan oleh Pemprov Jatim sesuai dengan daerah tujuan kepulangan.
Advertisement
Baca Juga
"Screening setelah dari bus penerbang museum Puspenerbad Juanda kemudian dilakukan screening di kabupaten kota masing-masing," ucapnya.
Dia mengatakan, setelah pekerja migransampai di desa atau lokasi tujuan masing-masing, seluruh pekerja migran Indonesia tersebut akan mendapatkan perawatan dalam observasi 14 hari.
"Jadi kemarin terkonfirmasi 156 pekerja migran Indonesia tapi tadi dari manifestnya tercatat 154 orang, jadi begitu teman-teman," ujar Khofifah.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Alur Kedatangan
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia memulangkan WNI yang saat ini masih berada di Malaysia, termasuk yang berasal dari Jawa Timur. Sebanyak 154 WNI asal Jawa Timur, tiba di Bandar Udara Internasional Juanda.
Menggunakan pesawat Malaysia Airlines tipe Boeing 738 dengan nomor penerbangan MH873 yang mendarat dan parkir di parking stand A08, 154 WNI tersebut tiba di Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda pada pukul 14.50 WIB.
"Alhamdulillah hari ini, saudara-saudara kita sejumlah 154 WNI dari Malaysia kembali pulang ke tanah air melalui Bandara Juanda dengan selamat. Pemulangan WNI ini sebelumnya telah dikoordinasikan dengan unsur-unsur terkait yakni Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Otoritas Bandara Wilayah III, Lanudal Juanda, Airnav, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya dan Airlines terkait SOP pelaksanaan kedatangan para WNI tersebut,” ujar General Manager Bandar Udara Internasional Juanda Kolonel Pnb. Heru Prasetyo.
Heru menuturkan, alur kedatangan para WNI tersebut sama seperti kedatangan penumpang internasional. "Jalurnya sama, hanya saja setibanya di bandara, seluruh WNI tersebut melewati proses pemeriksaan kesehatan. Para WNI tersebut mengisi Health Alert Card (HAC) dan dilakukan pemeriksaan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya mulai dari pemeriksaan suhu tubuh hingga rapid test guna memastikan kondisi kesehatan para WNI,” tutur Heru.
Heru mengimbau kepada masyarakat Jawa Timur untuk tetap tenang dan tidak panik, karena Bandar Udara Internasional Juanda akan terus berupaya-upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
"Demi kenyamanan para pengguna jasa kebandarudaraan, kami terus melakukan secara rutin upaya-upaya pencegahan penyebaran Covid-19 seperti penyemprotan disinfektan pada fasilitas bandara, pemeriksaan suhu tubuh baik melalui pintu kedatangan maupun keberangkatan dan menyediakan cairan pembersih tangan serta penerapan _physical dan social distancing,” pungkas Heru.
Advertisement
Selanjutnya
Selanjutnya, menurut Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya, dr Budi Hidayat, kepulangan WNI dari negara terjangkit telah diatur dalam dokumen kekarantinaan.
Terkait prosedur pemeriksaan kesehatan penumpang, Budi menuturkan, selain melakukan assessment data deklarasi kesehatan penerbangan, pemeriksaan suhu tubuh dan pengisian HAC, juga dilakukan rapid test dan anamnesa atau pemeriksaan yang dilakukan lewat percakapan atau wawancara untuk mengamati tanda atau gejala Covid-19 pada WNI untuk mengetahui mana penumpang yang termasuk dalam ketegori ODR, OTG, ODP dan PDP.
"Setelah selesai dilakukan pemeriksaan kesehatan, para WNI kemudian diserahkan kepada TIM Gugus Tugas Covid-19 Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Penumpang yang telah diperiksa dan tidak ditemukan indikasi kami arahkan untuk melakukan karantina mandiri atau self isolated. Sedangkan penumpang yang memiliki gejala akan masuk dalam kategori ODP dan PDP serta akan dirujuk ke rumah sakit rujukan," ujarnya.