Trik Atur Keuangan Selama Kegiatan di Rumah Saja

Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning, Mohammad Andoko mengatakan, ada sejumlah biaya yang meningkat dan turun selama bekerja dari rumah saja.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Apr 2020, 10:14 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2020, 04:00 WIB
20160217-Ilustrasi Asuransi-iStockphoto
Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi global Corona COVID-19 telah mengubah sejumlah kebiasaan yang dilakukan. Hal ini juga mempengaruhi pengelolaan keuangan seseorang dan keluarga.

Apalagi kini warga dianjurkan untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah dari rumah. Bagi pekerja yang bekerja dari rumah pun, ada sejumlah pos pengeluaran dan pemasukan yang berubah. Misalkan kalau bekerja dari kantor, ada biaya transportasi, makan, jajan dan sebagainya. Kini mungkin berubah karena tidak ada pengeluaran untuk biaya transportasi.

Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning, Mohamad Andoko menuturkan, pihaknya melakukan sejumlah riset kecil dan pengalaman selama bekerja dari rumah atau work from home. Meski bekerja dari rumah juga ada biaya-biaya yang dikeluarkan. Dari hal itu, ada pos-pos biaya yang meningkat selama bekerja dari rumah. Pertama, biaya untuk makanan dan minuman.

"Ada panic buying beli barang. Jadi beli barang tidak sesuai kebutuhan dari kondisi normal, misalkan beli beras, dan indomie berlebihan. Ini keluarkan uang lebih banyak,” ujar dia saat dihubungi Liputan6, Sabtu (18/4/2020).

Kedua, biaya listrik. Handoko menuturkan, meski listrik gratis bagi konsumen listrik untuk 450 VA dan diskon 50 persen untuk pelanggan 900 VA bersubsidi, tak berlaku untuk kalangan menengah. Kalangan menengah kini lebih banyak menggunakan listrik. Hal ini memicu biaya listrik membengkak bagi kalangan menengah. "Selama tinggal di rumah, AC nyala, televisi nyala dan air," kata dia.

Ketiga, biaya internet juga membengkak selama program bekerja di rumah saja. Keempat, biaya kesehatan. "Pandemi COVID-19 ini menimbulkan krisis ekonomi, kesehatan dan kemanusiaan. Jadi kini warga lebih sadar untuk menjaga kesehatan dengan membeli vitamin,” ujar dia.

Keempat, belanja online dan langganan layanan menonton film dan serial juga meningkat selama kegiatan di rumah saja.

Di tengah pos-pos keuangan yang meningkat tersebut, ada juga pos biaya lain yang turun seperti biaya bensin, parkir dan tol. “Pada saat bersamaan karena sudah jarang keluar kini biaya transportasi drop,” kata dia.

Selain itu, biaya jalan-jalan saat akhir pekan, biaya kosmetik dan makan di luar juga berkurang. Handoko, jika biasa makan di luar rumah, biaya makan bisa tiga kali lipat sekarang hanya keluarkan biaya sekali untuk tiga kali makan di rumah. Jadi pengeluaran yang turun tersebut bisa dikompensasi untuk menutupi pos biaya yang meningkat.

"Dengan melihat ada biaya yang naik dan turun itu, individu dan keluarga bisa menurunkan pengeluaran untuk menutupi biaya di pos lain yang meningkat,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Selanjutnya

20160217-Ilustrasi Asuransi-iStockphoto
Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

Handoko menuturkan, jika kebutuhan dana tidak mencukupi bagi individu dan keluarga yang dirumahkan bisa menjual aset dan mengeluarkan tabungan yang selama ini disimpan. Antara lain investasi, tabungan, deposito dan logam mulia.

Ia juga mengingatkan untuk tetap memupuk dana darurat sekitar tiga kali hingga enam kali pengeluaran. Dana darurat ini untuk berjaga-jaga kalau ada biaya mendesak.

"Kemudian tolong cek polis asuransi. Apakah kalau dirawat karena COVID-19 juga dapat kompensasi karena biaya COVID-19 ditalangi pemerintah. Ini masuk kategori cash plan,” ujar dia.

Selain, ia juga mengingatkan agar individu dan keluarga tidak stres dengan kondisi saat ini. Lantaran stres dapat membuat imun tubuh seseorang menurun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya