Unair Berduka, Dosen Anastesi dan Reanimasi Meninggal karena Long Covid-19

Meninggalnya Dokter Tommy menjadi duka mendalam bagi FK Unair. Sosoknya yang peduli terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan pendidikan di FK Unair, kini tak bisa dipetik ilmunya.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Agu 2021, 16:29 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2021, 16:21 WIB
Ilustrasi Duka Cita
Ilustrasi Duka Cita (AP Photo/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, Surabaya - Dosen Departemen Anastesi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Tommy Sunartomo meninggal dunia pada Senin, pukul 04.40 WIB karena efek Long COVID-19. 

Long COVID-19 merupakan gejala COVID-19 jangka panjang yang dialami pasien beberapa bulan pasca infeksi atau saat masa pemulihan. Sebelumnya dosen berusia 75 tahun itu sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Inveksi (RSKI) Unair

"Saya ingat betul saat saya sedang menempuh Pendidikan, saat itu saat masih menjadi Dokter Muda, dibimbing oleh beliau," kata Dekan FK Unair Budi Santoso, dikutip dari Antara. 

"Saya yang dibimbing langsung oleh beliau, juga sejawat dokter yang lain pasti sepemahaman, bahwa beliau adalah sosok guru yang sangat baik di mata mahasiswanya," ujarnya. 

Meninggalnya Dokter Tommy menjadi duka mendalam bagi FK Unair. Sosoknya yang peduli terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan pendidikan di FK Unair, kini tak bisa dipetik ilmunya. 

Kepergiannya menambah daftar pahlawan dan guru FK Unair yang meninggal dunia di masa Pandemi COVID-19.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menyusul Sang Istri

Chief PPDS Anestesi & Reanimasi FK Unair Pratama mengatakan sikap welas asih Dokter Tommy juga dirasakan oleh mahasiswa yang saat ini tengah menempuh pendidikan. 

Di mata residen PPDS di Departemen Anastesiologi dan Reanimasi saat ini, sosoknya tak ubahnya seorang ayah, yang perhatian namun juga disiplin dalam mendidik. 

"Beliau selalu memastikan residen PPDS-nya mengerti saat konsultasi. Bahkan, Setiap Hari Libur Besar seperti Idul Fitri/Idul Adha, beliau selalu mengirimkan makanan untuk tim jaga. Sangat baik beliau di mata kami," ujar Pratama. 

Dokter kelahiran Madiun ini wafat menyusul istrinya, Nana Fauzana, yang sudah 40 hari meninggal dunia karena COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya