100 Persen Disabilitas di Jatim Sudah Divaksin Dosis Pertama

Capaian vaksinasi dosis pertama bagi disabilitas bahkan telah mencapai 100 persen lebih dari target 53.643 orang

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2021, 08:21 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2021, 08:21 WIB
Satgas Banyuwangi Gelar Vaksinasi untuk Penyandang Disabilitas
(Foto:Dok.Pemkab Banyuwangi)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memastikan seluruh disabilitas di Jatim sudah divaksinasi. 

Capaian vaksinasi dosis pertama bagi disabilitas bahkan telah mencapai 100 persen lebih dari target 53.643 orang. Jatim telah menyuntikkan vaksin kepada 54.149 penyandang disabilitas. Angka tersebut setara 100,94 persen.

"Alhamdulillah capaian vaksinasi dosis pertama kepada para penyandang disabilitas di Jatim telah mencapai 100 persen lebih," terang Khofifah, Kamis (23/9/2021), dikutip dari TimesIndonesia.

Capaian ini menyandingkan Jatim bersama Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat.

Khofifah menambahkan, saat ini pihaknya tengah mengejar vaksinasi dosis kedua bagi penyandang disabilitas di Jatim agar bisa segera terwujud. 

Sementara untuk vaksinasi dosis kedua Jatim saat ini baru mencapai 5,81 persen atau sejumlah 3.145 orang. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Seluruh Daerah Jatim Masuk Zona Kuning

Seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur (Jatim) yang berjumlah 38 dearah berstatus zona kuning atau resiko rendah penyebaran COVID-19.

"Alhamdulillah, 100 persen daerah di Jatim dinyatakan oleh Satgas COVID-19 Nasional masuk risiko rendah," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Rabu (22/9/2021).

Capaian tersebut berdasarkan data yang diumumkan Satgas COVID-19 Nasional per 22 September 2021, dilansir dari Antara.

Sebagai informasi, peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan.

Indikator-indikator yang digunakan seperti indikator epidemiologi, indikator surveilans kesehatan masyarakat serta indikator pelayanan kesehatan.

Setiap indikator diberikan skoring dan pembobotan, lalu dijumlahkan yang hasil perhitungan dikategorisasi menjadi empat zona risiko, masing-masing risiko tinggi (zona merah), risiko sedang (zona oranye), risiko rendah (zona kuning), dan tidak berisiko (zona hijau).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya