Liputan6.com, Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi kembali memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen untuk jenjang SD dan SMP.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno mengatakan, pertimbangan dilaksanakan Kembali PTM 100 persen karena hingga saat ini Kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini masih berada di level 1 PPKM.
“Berdasarkan SKB 4 menteri diperbolehkan untuk menggelar PTM 100 persen, jika daerah tesebut sudah berada di level 2 dan 1. Banyuwangi sampai saat ini berada di level 1 PPKM. Selain itu kasus covid-19 melandai dan hingga ada 11 kasus baru Covid-19 namun itu bukan varian omicron,”kata Suratno Senin (31/1/22)
Advertisement
Dia menambahkan, tidak semua sekolah SD maupun SMP boleh PTM 100 persen. Dari ribuan sekolah SD dan SMP, hanya 20 persennya saja yang diperbolehkan. Lainya tetap pembelajaran tatap muka (PTM) 50 persen.
Untuk sekolah yang diperbolehkan menggelar PTM 100 persen, harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Diantaranya harus melaksanakan disiplin protokol kesehatan di sekolah.
“Termasuk sarana prokes seperti, tempat cuci tangan, mempunyai cek suhu tubuh, dan hansanitizer. Selain itu, sekolah juga wajib mempunyai ruangan yang memadahi untuk proses pembelajaran siswa dengan jarak minimal 1 meter,”papar Suratno
Wajib Prokes
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, pihaknya, akan terus memantau dan mengevaluasi proses PTM 100 persen ini setiap minggu. Jika dalam pelaksanaanya sekolah yang kendor terhadap prokes atau menyalahi aturan yang ditetapkan, maka sekolah yang bersangkutan diminta untuk menghentikan PTM 100 persen.
“Kami terus memantau dan mengevaluasi setiap minggunya. Jika ada sekolah yang tidak memenuhi syarat untuk prokes ya terpaksa tidak kita perbolehkan untuk menggelar PTM 100 persen. Ini ada puluhan sekolah yang kita minta untuk PTM 50 persen, karena tidak menerapkan prokes,”tegas Amir Hidayat
Pengawasan ketat ini menurut Amir, untuk mengantisipasi adanya klaster sekolah Covid-19 di Banyuwangi, terlebih lagi varian omicron yang trenya terus naik di sejumlah daerah. AMir mengklaim hingga kini, tidak ada temuan siswa yang terpapar virus corona.
"Alhamdulillah hingga akhir Januari ini tidak ada laporan siswa terpapar Covid-19 selama pembelajaran tatap muka dilaksanakan meski pada evaluasi pertama PTM 100 kita minta untuk dihentikan karena prokes yang buruk. Selain itu varian omicron juga tidak kita temukan," kata Amir.
Advertisement