Banyuwangi Hijau untuk Kendalikan Sampah Rumah Tangga

Kabupaten Banyuwangi terus melakukan langkah kongkrit mengendalikan sampah plastik. Salah satunya dengan mencanangkan program pengendalian sampah yang bertajuk “Banyuwangi Hijau”. Program tersebut dirilis Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 22 Feb 2022, 21:31 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2022, 21:31 WIB
Bupati Banuwangi Ipuk Fiestiandani saat peluncuran Banyuwangi Hijau. (Istimewa).
Bupati Banuwangi Ipuk Fiestiandani saat peluncuran Banyuwangi Hijau. (Istimewa).

Liputan6.com, Banyuwangi Pemkab Banyuwangi mencanangkan program "Banyuwangi Hijau" untuk pengendalian sampah di daera tersebut.

"Kami terus melakukan upaya pengendalian sampah plastik. Kami menggelar sejumlah kegiatan untuk mengkampanyekan pengendalian sampah. Kali ini, kita bersama-sama meluncurkan Banyuwangi Hijau yang berupa pengendalian sampah langsung dari rumah tangga," terang Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin (21/2/2022).

Banyuwangi Hijaumerupakan kelanjutan dari Project STOP (Stop Ocean Plastics) yang sukses dilaksanakan di Kecamatan Muncar sejak 2018. Pada tahun ini, project tersebut akan diperluas skalanya dengan membangun pusat pengolahan sampah - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle yang  menjangkau 5 kecamatan sekaligus. Selain di Muncar, juga akan dilakukan di Songgon, Rogojampi, Sempu Genteng, dan Singojuruh.

"Kami menyiapkan lahan seluas 1,5 hektar di Kecamatan Songgon yang nantinya akan menjadi pusat pengolahan sampah yang telah dipilah dari berbagai kecamatan tersebut. Targetnya nanti dapat menghentikan 150.400 ton sampah dan 21.000 ton sampah plastik yang dapat mencemari lingkungan," papar Ipuk.

Project STOP di Muncar sendiri ditangani langsung oleh Borealis, sebuah perusahaan yang berbasis di Wina, Austria yang bekerjasama dengan PT Systemiq Lestari Indonesia. Sedangkan sumber pembiayaannya berasal dari Pemerintah Norwegia dan Borealis sendiri.

 

 

Dukungan

Perwakilan Deputi Head of Mission Kedubes Norwegia Bjornar Hotvedt yang memberikan sambutan secara virtual, menjelaskan program ini merupakan upaya untuk mendukung Indonesia dalam mengurangi sampah plastik yang hanyut ke laut.

"Ini merupakan upaya dari kami, untuk mendukung Indonesia mengurangi kebocoran sampah plastik ke laut sebanyak 70 persen pada 2025," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya