Liputan6.com, Banyuwangi Ritual Seblang Bakungan di Banyuwangi tahun ini terpaksa digelar dua kali. Sang penari Seblang, Supani (72) kembali dirasuki roh leluhur dan meminta ritual itu diulang.
Usut punya usut, ada beberapa hal yang terlewat dalam ritual pertama, sehingga roh leluhur kembali merasuki tubuh Supani.
Ritual Seblang kedua digelar di tempat yang sama yakni di Balai Adat Desa Bakungan, Selasa (19/7/2022) sekitar pukul 12.30 WIB.
Advertisement
Aksi kedua ini pun turut menjadi perhatian warga setempat. Balai adat hingga lorong jalan turut dipadati warga yang antusias untuk melihat tarian mistis yang digelar setiap tahun pasca Idul Adha tersebut.
Kepala Adat Bakungan Heri Purwoko mengatakan, dalam ritual pertama yang berlangsung Minggu 17 Juli lalu ada beberapa tembang lagu yang terlewatkan. Sehingga leluhur merasa ada yang belum genap sehingga kembali memasuki tubuh Mbah Supani.
"Dari 14 tembang yang seharusnya wajib dibawakan, ada dua tembang yang tidak sengaja terlewat sehingga leluhur kembali merasuki Mbah Supani dan meminta ritual Seblang dilakukan kembali," kata dia. Rabu (20/7/2022).
Saat itu, pasca ritual Seblang pertama Mbah Supani sudah pulih dan baik-baik saja. Dua hari berselang sewaktu Mbah Supani berbelanja sayuran, mendadak ia tak sadar. Setelahnya dia bangun, sembari bertolak pinggang dan terus mengelus-elus bagian atasnya seolah mengelus kumis.
"Mendengar kabar itu kami dari pihak adat pun mendatangi Mbah Supani. Kami komunikasi dan leluhur meminta Seblang dilakukan kembali," ujarnya.
Ritual Seblang Bakungan kedua berlangsung hingga pukul 14.15 WIB. Setelah serangkaian ritual itu genap dilakukan Mbah Supani pun tersadar dan menandai berakhirnya ritual tersebut.
Konsep Ritual
Sebagai informasi tradisi Seblang Bakungan merupakan rangkaian tarian yang dibawakan oleh wanita tua bernama Mbah Supani dalam kondisi trance (kesurupan).
Dalam ritualnya, setelah pawang membacakan mantra, penari seblang langsung kerasukan roh dan menari mengikuti irama gending yang mengiringinya. Uniknya, penari adalah orang yang sudah tua dan diyakini telah menopause.
Ritual adat Seblang dimulai sesaat setelah warga melakukan selamatan yang menunya pecel pitik. Usai selametan, kemudian penari masuk ke pentas yang ditempatkan di depan balai sanggar atau balai dusun di lingkungan setempat.
Wanita tua itu kemudian dibacakan mantra-mantra oleh sesepuh adat dan langsung tidak sadarkan diri dan kemudian menari dalam keadaan trans selama kurang lebih empat jam mengikuti irama gending – gending dan syair-syair yang di bawakan sinden.
Sembari memegang keris di kedua tangannya, penari tua itu menarikan gerakan-gerakan magis yang membuat ritual ini menjadi tontonan menarik dan mampu menghipnotis para tamu.
Â
Advertisement