Khofifah Minta Siswa di Jatim Berbahasa dan Berpakaian Daerah Sehari Sepekan, Apa Tujuannya?

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta ada satu hari dalam seminggu bagi siswa di Jatim untuk berpakaian dan berbahasa daerah. Sebab, bahasa dan budaya adalah dua unsur interaksi sosial yang harus dijaga kelestariannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jul 2023, 16:41 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2023, 16:41 WIB
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. (Liputan6.com/Zainul Arifin)
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta ada satu hari dalam seminggu bagi siswa di Jatim untuk berpakaian dan berbahasa daerah. Sebab, bahasa dan budaya adalah dua unsur interaksi sosial yang harus dijaga kelestariannya.

Khofifah berharap para guru selain mendidik anak-anak untuk cakap berbahasa daerah, juga mampu membuat mereka memahami akar budaya dan nilai-nilai sosial budaya serta kearifan masing-masing daerah.

"Mari kita pahami semua produk budayanya. Terutama tata krama dan sopan santun yang menjadi bagian penting sebagai representasi budaya Jatim," ucapnya, Selasa 11 Juli 2023.

Dia menyatakan bahwa para guru bahasa daerah, khususnya yang ada di wilayah provinsi setempat merupakan ujung tombak pembangunan karakter dan pelestarian budaya bagi para siswa.

Khofifah mengatakan bahwa guru bahasa daerah harus mampu mengajarkan karakter penuh kearifan di tengah gencarnya arus teknologi digital yang menggerus berbagai kearifan lokal.

"Guru bahasa tidak sekedar transfer of knowledge, tapi harus bisa transfer of attitute,  juga transfer of value," katanya.

Khofifah menjelaskan pengaruh teknologi digital yang berkembang saat ini sedikit banyak memberikan dampak kepada generasi muda, seperti cara berbicara untuk menyampaikan pesan dengan sosok yang lebih tua kurang terjaga.

Menurutnya, peranan para guru khususnya bahasa daerah tersebut harus mampu menguatkan pembangunan karakter siswa tentang bagaimana tata krama yang harus dijaga oleh generasi muda dalam menyampaikan pesan kepada sosok yang lebih tua.

"Seperti cara berbicara atau menyampaikan pesan dengan sosok yang lebih tua, seumuran, dan yang lebih muda. Ada tata krama yang harus dijaga," katanya.

Ia menambahkan langkah untuk transfer of attitute merupakan ruh dari semua keilmuan. Karena tingginya ilmu tanpa diikuti perilaku dan sikap yang baik akan menurunkan derajat keilmuan itu sendiri.

Pelajaran bahasa daerah memang masuk dalam kategori muatan lokal. Namun, bahasa daerah dinilai mampu mengajarkan nilai dan norma kehidupan sosial, sampai norma kehidupan kebangsaan dan tata krama nasional.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dorong Bahasa dan Budaya Lokal Berkembang

Khofifah saat meninjau proses belajar di sekolahan di Jatim. (Dian Kurniawan).
Khofifah saat meninjau proses belajar di sekolahan di Jatim. (Dian Kurniawan).

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai mengatakan kegiatan ini bertujuan agar para guru bisa menguasai bahasa daerah serta mengajarkan nilai, sikap dan perilaku. Sekaligus untuk mengembangkan kompetensi guru yang lebih profesional.

"Jika setiap guru bisa menguasai bahasa daerah, saya yakin para siswa bisa menjaga nilai sikap, sikap dan bisa mengembangkan bahasa daerah," tuturnya.

Peran guru daerah di sekolah, lanjutnya, menjadi pendorong budaya daerah dan budaya lokal sesuai metode yang diharapkan. Ke depan, guru bahasa daerah haruslah kreatif di dalam menyampaikan metode pembelajaran.

"Guru bahasa daerah harus kreatif, terutama dalam proses pembelajarannya. Kita berharap siswa-siswi kita bisa mengamalkan budaya sosio kultural yang saat ini mulai tergerus budaya asing," kata pria yang juga Pj Wali Kota Batu tersebut.

Infografis 5 Destinasi Wisata Super Prioritas
Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas, antara lain Borobudur, Likupang, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya