Liputan6.com, Ngawi - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi memberlakukan status siaga bencana kekeringan menyusul warga di 16 desa di wilayah itu kesulitan air bersih, sehingga perlu dilakukan pendistribusian bantuan air.
"Mendasar hasil pemetaan BPBD Ngawi, saat ini ada 16 desa di lima kecamatan yang mengalami krisis air bersih dan terus mendapatkan pasokan air. Karena itu, status siaga bencana kekeringan ditetapkan," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi M Sodiq di Ngawi, Selasa.
Baca Juga
Lima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pitu, Bringin, Kasreman, Karanganyar, dan Kecamatan Widodaren. Daerah yang terjadi krisis air bersih tersebut kebanyakan berada di daerah perbukitan kapur.
Advertisement
Menurut dia, dalam upaya pemenuhan distribusi bantuan air tersebut, Pemkab Ngawi bekerja sama dengan TNI, Polri, dan relawan melakukannya setiap hari.
Kekeringan yang terjadi di sejumlah desa di Ngawi tersebut berlangsung saat memasuki musim kemarau yang dibarengi dengan fenomena El Nino, sehingga berdampak pada kemarau yang lebih kering.
Selain bantuan air bersih, pihaknya bersama jajaran Pemkab Ngawi juga melakukan rakor untuk penanganan dengan lembaga sektoral terkait.
Penanganan kekeringan di Ngawi juga melalui pembuatan jaringan sistem pengelolaan air minum (SPAM) dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS). Sehingga, jumlah desa yang mengalami krisis air bersih tahun ini berkurang dari sebelumnya.
Siagakan Sejumlah Truk Tangki Air
Pemkab Ngawi juga terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur guna penanganan potensi bencana kekeringan yang diprakirakan BMKG berlangsung lebih lama di tahun 2023.
Guna menghadapi permintaan bantuan distribusi air bersih pada musim kemarau, BPBD Ngawi juga telah menyiagakan sejumlah armada truk tangki air bersih dengan kapasitas ribuan liter.
Advertisement