Liputan6.com, Malang - Harga telur ayam merangkak naik terus dalam beberapa pekan ini. Di sejumlah pasar di Kota Malang, harga telur ayam menembus Rp29.000 per kilogram (kg) awal pekan ini. Salah satu pemicunya adalah harga pakan melonjak tajam.
Muhammad Yasin, seorang peternak ayam petelur di Wonokoyo, Kedungkandang, Kota Malang, mengatakan harga telur dari kandang peternak dalam sepekan ini naik tajam dari semula Rp20 ribu menjadi Rp27 ribu.
“Itu harga kandang, di pasar bisa lain lagi. Harga pakan seperti jagung itu sekarang mahal, otomatis harga telur ikut naik,” kata Yasin, Senin, 26 Februari 2024.
Advertisement
Menurut dia, harga jagung naik tajam dari semula Rp6.700 menjadi Rp 8 ribu. Harga pakan jenis konsenrat pun ikut naik. Sebagai gantinya, Yasin mengolah Bungkil Kacang Kedelai dengan tepung daging serta tulang (Bonmil) yang diambil dari Gresik untuk pakan.
“Kalau jagung dan konsentrat mahal, ada formula sendiri untuk menekan biaya operasional,” ujar dia.
Yasin sebenarnya menerima sebanyak 1 truk jagung subsidi dari Bulog dengan harga lebih murah. Tapi jumlah itu sangat kurang, hanya mencukupi kebutuhan pakan di peternakannya tidak lebih dari dua minggu.
“Ya kuota yang kami terima segitu itu, mau bagaimana lagi,” ucap dia.
Mahalnya harga pakan turut membuat peternak melakukan afkir dini ke ayam petelur yang dinilai sudah tidak lagi produktif. Afkir ayam biasanya dilakukan pada 100 minggu, tapi situasi sekarang ini harus dilakukan saat masih 80 minggu atau lebih dini lagi.
“Itu sebagai siasat kami peternak untuk menekan ongkos produksi agar tidak merugi,” ucap Yasin.
Kata dia, pasar atau pun konsumen kaget dengan kenaikan harga telur. Ditambah lagi menjelang Ramadan biasanya harga bahan pokok lainnya ikut naik. Peternakan Yasin memiliki 9 ribu ekor ayam dengan produksinya mencapai 450 Kg telur per hari.
“Penjualan dari kandang sebenarnya tidak turun, segitu-gitu saja. Tapi yang di pasar agak kaget,” ujarnya.
Wacana Subsidi Pakan
Pejabat Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengatakan Pemerintah Kota akan mencoba untuk melakukan Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) jagung dari Bulog Malang sebagai subsidi untuk para peternak ayam petelur.
“Nanti kita coba konsultasikan ke Bulognya, supaya bisa menekan harga pakan ini. Memang ini juga masih fluktuatif dan membuat harga telur akhirnya naik,” jelas Wahyu.
Pemkot Malang bisa menggunakan pos anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) untuk mekanisme subsidi tersebut. Namun cara itu masih harus dikoordinasi lebih lanjut lagi terkait ketersediaan bahannya maupun secara aturan.
“Kita bisa membeli itu, kemudian kita berikan (jual) dengan harga lebih murah, tetapi nanti akan kami lihat lagi,” ucap Wahyu.
Advertisement