Perajin Besek Bambu di Banyuwangi Raup Cuan Saat Idul Adha

Menurut Widie, adanya kenaikan penjualan besek bambu itu disebabkan oleh sadarnya masyarakat, serta imbauan Pemerintah Banyuwangi untuk mengurangi penggunaan kantong sampah plastik sebagai bungkus daging kurban.

oleh Tim Regional diperbarui 20 Jun 2024, 10:01 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2024, 09:54 WIB
Perajin besek di Banyuwangi memetik untuk penjualan. (Hermawan/Liputan6.com)
Perajin besek di Banyuwangi memetik untuk penjualan saat Idul Adha. (Hermawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Hari Raya Idul Adha membawa berkah bagi perajin besek bambu atau wadah anyaman bambu di Banyuwangi Jawa Timur. Meraup banyak cuan atau untung dari penjualan besek yang meningkat untuk bungkus daging kurban.

Salah satu pengrajin besek bambu di Papring Banyuwangi Widie Nurmahmudi mengatakan, jika dibandingkan dengan Idul Adha tahun lalu. Pada momen Idul Adha tahun 2024 ini, penjualan besek bambu di lingkungan Papring naik 20 persen.

“Untuk Idul Adha tahun ini penjualan besek bambu bertambah kisaran 20 persen dari sebelumnya,” kata Widie, Kamis (20/6/2024).

Pada tahun ini, Widie mampu menjual sebanyak 8 ribu lebih besek bambu. Bahkan hingga Senin (17/6/2024) yang bertepatan dengan hari raya Idul Adha, masih banyak warga yang membeli. Hanya saja, akibat dari stok yang terbatas, membuat semua pembeli tersebut belum dapat terlayani.

Menurut Widie, adanya kenaikan penjualan besek bambu itu disebabkan oleh sadarnya masyarakat, serta imbauan Pemerintah Banyuwangi untuk mengurangi penggunaan kantong sampah plastik sebagai bungkus daging kurban. Masyarakat juga menilai, selain besek bambu memiliki harga yang ekonomis, juga lebih ramah lingkungan.

“Secara umum komoditas besek bambu tradisional masih stagnan, karena masyarakat beralih ke hampers bambu atau produk turunan kerajinan bambu lain yang lebih kekinian,” jelasnya.

“Peningkatan jenis produk turunan kerajinan bambu dari besek menjadi bentuk kerajinan lain seperti tas kerajinan bambu, hampers, lampion," imbuh Widie.

Besek bambu maupun produk turunan kerajinan besek bambu lainya, diterangkan oleh Widie, sementara penjualanya difokuskan untuk pasar lokal seperti Banyuwangi hingga Bali saja.

 

Harga Beragam

Pengerajin Besek di Lingkungan Papring Kalipuro Kebanjiran Pesanan Jelang Idul Adha (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)
Pengerajin Besek di Lingkungan Papring Kalipuro Kebanjiran Pesanan Jelang Idul Adha (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Untuk harga besek bambu yang dibuat Widie sendiri cukup bervariatif sesuai ukuran. Besek bambu dengan ukuran 13-14 cm dijual Rp.2.500, lalu ukuran 15-16 Cm dijual seharga Rp.3.000.

Kemudian ukuran 17-18 Cm yang dibandrol harga Rp.4.000, dan besek bambu yang paling besar berukuran 24-25 Cm dijual dengan harga Rp.15.000 dengan kapasitas lebih dari 2 Kilogram (Kg) daging.

Untuk memproduksi besek bambu, Widie yang juga sekaligus pendiri Kampung Batara ini sengaja melibatkan warga sekitar. Dikatakan perajin besek bambu di Lingkungan Papring sendiri kurang lebih 40 orang, terdapat pula kelompok Kriya Bambu Papring untuk produk pengembangan kerajinan bambu.

"Kami berharap, tidak hanya di momen Idul Adha diberlakukan penggunaan besek bambu. Tapi di setiap agenda pemerintahan. Mengingat padatnya agenda Pemerintah Banyuwangi, yang tersisa sampah plastik sehingga perlu diimbangi deng penggunaan bahan ramah lingkungan," tandas Widie.

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya