Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, viral video yang menunjukkan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, terlihat mematung (freeze) dan kebingungan. Tidak sedikit yang menduga bahwa kondisi Biden berkaitan dengan penurunan kualitas kesehatannya.
Meski begitu, pihak Gedung Putih menyatakan bahwa video viral yang menjadi perbincangan merupakan video palsu yang sudah dipotong atau dimanipulasi.
Baca Juga
Salah satu video yang ramai diperbincangkan ketika Joe Biden berkunjung ke Italia pekan lalu. Di sana, Biden tampak berjalan menjauh dari para pemimpin dunia lainnya sambil menonton pertunjukan terjun payung pada KTT G7.
Advertisement
Sebelum video ini viral, Biden dituding mengidap penyakit Alzheimer oleh Shuvael Ben-Gvir, putra dari Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir, pada Februari lalu.
Dalam unggahan di akun X, Shuvael menulis soal pentingnya meningkatkan kesadaran akan kondisi otak degeneratif, terutama mengingat usia Biden yang sudah 81 tahun.
"Ini adalah penyakit serius yang memengaruhi fungsi dan kemampuan seseorang serta merupakan penyebab paling umum penurunan kognitif dan demensia pada orang lanjut usia," tulisnya dengan membubuhkan tanda pagar (tagar) Joe Biden mengutip Middle East Monitor pada Selasa, 18 Juni 2024.
Melihat ulah sang anak, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, menyatakan permintaan maaf atas tuduhan putranya soal Joe Biden mengidap Alzheimer.
Tudingan Terhadap Joe Biden Disebut Kesalahan Serius
Meskipun unggahan tersebut sudah dihapus, Itamar menyatakan ketidaksetujuannya atas tindakan putranya dan mengakuinya sebagai kesalahan serius.
Dia pun menegaskan bahwa persahabatan antara Israel dan Amerika Serikat sangatlah kuat dan menekankan status Biden sebagai teman Israel.
"Amerika Serikat adalah teman baik kami dan Presiden Biden adalah teman Israel," tulisnya dalam bahasa Ibrani.
Tidak ada tempat untuk komentar yang 'menghina' seperti itu, katanya, sambil menambahkan,"Saya minta maaf atas kata-kata anak saya."
Advertisement
Kekecewaan Itamar pada Joe Biden
Sebelum anaknya membuat cuitan soal Biden, menteri garis keras tersebut sempat kecewa pada pemerintahan Biden, menuduhnya “merugikan upaya perang” di Jalur Gaza.
"Alih-alih memberi kami dukungan penuh, Biden malah sibuk memberikan bantuan kemanusiaan dan bahan bakar ke Gaza, yang disalurkan ke Hamas," kata Itamar.
"Jika Trump berkuasa, tindakan AS akan sangat berbeda," tambahnya.
Soal Video Joe Biden, Begini Reaksi Gedung Putih
Menanggapi video yang beredar, Gedung Putih pada Senin, 17 Juni 2024, mengkritik Partai Republik karena menyebarkan video yang menunjukkan penurunan mental dan fisik Presiden Joe Biden.
Partai Republik, yang termasuk Donald Trump sebagai pesaing Biden dalam pemilihan presiden mendatang, dituduh memanipulasi gambar-gambar tersebut.
"Ini memberi tahu Anda segalanya yang perlu kami ketahui tentang betapa putus asanya Partai Republik di sini," kata Sekretaris Pers, Karine Jean-Pierre, kepada wartawan seperti dikutip dari South China Morning Post (SCMP) pada Selasa, 18 Juni 2024. Dia juga mencap klip tersebut sebagai video palsu.
Sebelumnya, media seperti New York Post dan akun media sosial resmi Partai Republik telah membagikan beberapa video pendek yang menunjukkan sikap tak biasa Joe Biden dalam beberapa hari terakhir.
Dalam salah satu video, Biden tampak berjalan menjauh dari para pemimpin dunia lainnya sambil menonton pertunjukan terjun payung pada KTT G7 di Italia pekan lalu.
Jean-Pierre mengatakan rekaman itu telah diedit secara menyesatkan dan sebenarnya Biden memberikan acungan jempol kepada para penerjun payung.
"Fakta ini telah diperiksa secara luas termasuk oleh media konservatif," katanya pada konferensi pers, menambahkan, "Jika Anda memutar rekaman itu sedikit lebih lama, Anda akan melihat apa yang sebenarnya terjadi."
Advertisement