Demensia Duduki Peringkat Ketiga Masalah Kesehatan Terbanyak pada Jemaah Haji di Makkah

Demensia banyak terjadi pada jemaah haji, ini adalah gangguan otak yang bersifat jangka panjang atau kronis dan bukan baru terjadi.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Jun 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2024, 12:00 WIB
Penanganan Jemaah Haji Sakit di KKHI Makkah. Bahauddin/MCH
Penanganan Jemaah Haji Sakit di KKHI Makkah. Bahauddin/MCH

Liputan6.com, Jakarta Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah melaporkan bahwa demensia menempati urutan ketiga penyakit terbanyak yang ditangani.

Pada Kamis, 13 Juni 2024, terdapat 30 pasien demensia yang dirawat di ruang rawat inap psikiatri.

Menurut dokter spesialis jiwa di KKHI Makkah, Ahmad Andi Samegu, demensia adalah kondisi sindrom penyakit gangguan otak yang bersifat jangka panjang/kronis, dan bukan baru terjadi.

Rata-rata pasien demensia berusia di atas 60 tahun, bahkan ada yang berusia 95 tahun dan sudah mengalaminya jauh sebelum berangkat haji.

Ahmad Andi menjelaskan, dalam ilmu kedokteran, gangguan jiwa dilihat dari tiga aspek, yakni biologi, psikologis, dan sosial. Pada aspek biologis, gangguan struktur otak yang mengalami atrofi serebri (penyusutan volume otak akibat penuaan) sehingga terjadi penurunan fungsi. Kondisi ini diperparah dengan adanya dehidrasi, gangguan elektrolit, dan faktor suhu tinggi.

Pada aspek psikologis, orang tua atau lanjut usia (lansia) umumnya baru pertama kali meninggalkan kampung halaman, naik pesawat, dan bertemu orang asing, sehingga adaptasinya berbeda.

Pada aspek sosial, jemaah haji berada di tempat baru yang tidak dikenal. Mereka juga tidak didampingi oleh orang yang dikenal dan harus melakukan aktivitas seperti makan dan mandi sendiri, padahal di Indonesia mereka dibantu. Di kloter, mereka juga dikucilkan dan ditinggal sendiri di kamar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lansia dengan Demensia Sedang hingga Berat Harusnya Tidak Berangkat Haji

Ahmad Andi menambahkan, sebetulnya calon jemaah yang mengidap demensia sedang hingga berat tidak diberangkatkan ke Tanah Suci.

“Sudah ditegaskan bahwa yang boleh lolos istithaah kesehatan hanya yang mengalami demensia ringan. Demensia sedang dan berat itu seharusnya tidak lolos istithaah dan tidak bisa berangkat,” kata Ahmad Andi dalam keterangan resmi Kemenkes, Kamis (20/6/2024).

Istithaah adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk pada kondisi atau kemampuan seseorang untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah di Mekah, Saudi Arabia. Istithaah sangat penting karena menjadi salah satu syarat utama dalam kewajiban beribadah haji bagi umat Muslim.

Konsep istithaah artinya mencakup beberapa aspek yang harus dipenuhi, seperti memiliki bekal finansial yang mencukupi untuk biaya perjalanan haji dan keluarga yang ditinggalkan, memahami tata cara manasik haji, hati yang ikhlas, sabar, dan bersyukur, serta dalam kondisi kesehatan mental dan fisik yang memadai.


Ada Pula Jemaah dengan Depresi Skizofrenia

Lebih lanjut, Ahmad Andi menyatakan, hampir 90 persen pasien di KKHI Makkah adalah pasien demensia.

Kasus lain selain demensia adalah depresi skizofrenia, yang sudah diidap pasien sejak masih di Indonesia.

Pasien ini tidak istithaah tetapi tetap dapat berangkat dengan kewajiban minum obat. Namun, para pasien ini tidak meminum obatnya sehingga penyakitnya kambuh.

Pasien yang tantrum atau mengamuk hingga tahap agitasi atau gelisah berat akan diberikan tata laksana sesuai kondisinya. Ada pasien yang cukup minum obat, ada yang perlu disuntik.

Penyebabnya juga harus dikoreksi. Rata-rata mereka dirawat karena dehidrasi dan gangguan elektrolit. Hal ini yang perlu dikoreksi bekerja sama dengan dokter spesialis lainnya.


Diberikan Rasa Aman hingga Tenang

Ahmad Andi menjelaskan, jika ada pasien yang hilang kendali, gaduh, dan gelisah, akan diupayakan dengan cara persuasif. Jika pasien gaduh dan gelisah di kloter, di KKHI mereka ditenangkan dengan bahasa lokal, diajak berkomunikasi, dan diberikan rasa aman hingga tenang.

“Kita tidak tahu masa tua kita, apakah sehat normal, atau apakah ada yang merawat kita? Bisa saja mabrurnya petugas karena merawat orang yang tidak kita kenal,” kata dia.

Infografis Rangkaian Puncak Ibadah Haji 2023 dan Pergerakan Jemaah Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rangkaian Puncak Ibadah Haji 2023 dan Pergerakan Jemaah Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya