Pengertian
Luka bakar merupakan kondisi yang timbul akibat pajanan panas suhu sedang – tinggi terhadap kulit tubuh. Luka bakar bisa terjadi karena berbagai sumber penyebab, termasuk di antaranya adalah sinar matahari, zat kimia, listrik, atau api.
Luka bakar bisa menimbulkan rasa sangat nyeri, menyebabkan kulit merah dan mengelupas, luka, pembengkakan, serta perubahan warna kulit. Nyeri yang dirasakan tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat keparahan luka bakar. Ini karena luka bakar dengan tingkat keparahan yang tinggi mungkin tidak lagi terasa nyeri.
Penyebab
Luka bakar dapat timbul akibat berbagai penyebab, termasuk:
- Api
- Cairan atau uap panas
- Besi, kaca, atau objek panas
- Aliran listrik
- Radiasi dari sinar-X atau terapi radiasi untuk menangani kanker
- Sinar matahari langsung maupun sinar ultraviolet (UV) buatan
- Bahan kimia seperti bahan asam yang kuat, bensin, atau thinner cat
Gejala
Berdasarkan derajat keparahan luka bakar, ada tiga klasifikasi luka bakar :
- Luka bakar derajat satu. Pada kondisi ini hanya epidermis atau lapisan luar kulit yang terkena. Dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan, dan nyeri.
Umumnya, luka bakar derajat satu dapat diatasi dengan penanganan awal di rumah atau di UGD/Puskesmas. Dengan penanganan tepat, luka bakar akan mereda dalam beberapa hari hingga satu minggu. Luka bakar akibat sinar matahari merupakan contoh klasik luka bakar derajat satu.
- Luka bakar derajat dua. Pada kondisi ini dampak luka bakar bisa terlihat pada epidermis dan sebagian atau seluruh dermis (lapisan dalam kulit yang berada di bawah epidermis).
Luka bakar derajat dua bisa tampak sebagai kulit yang kemerahan atau putih, disertai dengan melepuh, bengkak, juga nyeri. Luka bakar yang terjadi sering tampak basah atau lembab. Luka bakar derajat dua yang dalam dapat menyebabkan bekas luka.
- Luka bakar derajat tiga. Selain epidermis dan dermis, pada kondisi terberat ini jaringan lemak di bawah kulit juga terkena. Bagian yang terbakar bisa berwarna hitam seperti arang atau putih. Kulit bisa tampak seperti lilin atau kasar.
Luka bakar derajat tiga bisa merusak saraf tubuh, yang menyebabkan rasa baal. Seseorang yang mengalami luka bakar jenis ini juga berpotensi mengalami kesulitan bernapas akibat menghirup asap atau keracunan karbon monoksida.
Diagnosis
Diagnosis luka bakar umumnya bisa ditegakkan lewat wawancara medis dan pemeriksaan fisis secara langsung. Saat melakukan pemeriksaan fisik dokter akan mengevaluasi kulit yang terkena luka bakar dan menentukan total luas permukaan tubuh yang terkena.
Secara kasar, permukaan kulit sebesar telapak tangan dianggap kira-kira setara dengan 1% total luas permukaan tubuh. Untuk mereka yang berusia 10 – 40 tahun, American Burn Association menetapkan bahwa luka bakar berat adalah luka bakar yang mencakup lebih dari 25% total luas permukaan tubuh, atau jenis luka bakar yang mengenai area mata, telinga, wajah, tangan, kaki, atau selangkangan.
Pemeriksaan fisik ini juga dilakukan untuk menentukan adanya bentuk cedera lain yang terjadi bersamaan dengan luka bakar. Sementara pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan biasanya mencakup pemeriksaan laboratorium dan pencitraan.
Pengobatan
Bila terjadi luka bakar, beberapa penanganan awal yang dapat dilakukan adalah:
- Hentikan pajanan segera, yang berarti menjauhkan pasien dari zat kimia atau api yang menyebabkan kebakaran.
- Lepaskan semua pakaian atau perhiasan di seputar area kulit yang terbakar. Hati-hati, tak perlu mencoba melepaskan apapun yang terlekat pada kulit yang terbakar, karena akan menimbulkan rasa nyeri.
- Dinginkan luka bakar dengan air mengalir suhu ruangan selama 20 menit, segera setelah terjadi cedera. Jangan gunakan es, air es, krim, atau zat berminyak seperti mentega.
- Hangatkan orang yang mengalami cedera. Gunakan selimut atau lapisan pakaian yang tebal. Tapi hindari bagian yang terluka. Menjaga kehangatan pasien dapat mencegah terjadinya hipotermia, yaitu kondisi suhu tubuh manusia di bawah 35°C.
- Bila terjadi luka pada daerah wajah, usahakan penderita yang mengalami cedera berada dalam posisi duduk. Hal ini dapat membantu mengurangi pembengkakan yang mungkin terjadi.
- Segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penanganan luka bakar yang paling sesuai.
Penanganan luka bakar bergantung pada tipe dan luas luka yang terjadi. Untuk luka bakar yang cukup berat, setelah mendapatkan penanganan awal, selanjutnya pasien harus mendapatkan pengobatan, penutupan luka, terapi, dan pembedahan.
Tujuan penanganan luka bakar adalah untuk mengatasi nyeri, mengangkat jaringan mati, mencegah infeksi, meminimalkan terjadinya jaringan parut, mengembalikan fungsi tubuh, serta meninjau kebutuhan emosional penderita yang mengalami luka bakar. Bergantung pada derajat keparahan, penanganan luka bakar dapat dilakukan secara rawat inap atau rawat jalan.
Orang yang mengalami luka bakar juga membutuhkan cairan tambahan yang dapat diberikan melalui infus intravena untuk mencegah dehidrasi. Selain itu juga memerlukan obat antinyeri untuk mengurangi rasa nyeri, antibiotik untuk menghambat infeksi lebih lanjut, obat dalam bentuk krim atau salep, penutup atau pembalut luka yang tepat untuk menjaga kelembaban dan menunjang proses penyembuhan luka bakar. Pembedahan rekonstruktif diperlukan untuk mengangkat jaringan mati dan mengganti kulit tubuh yang cedera akibat luka bakar.
Pencegahan
Salah satu hal penting yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya luka bakar adalah mengetahui hal-hal yang berisiko menimbulkan kebakaran baik di rumah maupun di tempat kerja. Terutama bila Anda bekerja di lingkungan dengan api, bahan kimia, atau bahan yang dipanaskan.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya luka bakar di seputar rumah tangga, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Hindari membiarkan masakan di atas kompor menyala tanpa pengawasan.
- Simpan cairan panas jauh dari jangkauan anak-anak atau hewan peliharaan.
- Letakkan peralatan elektronik jauh dari sumber air.
- Periksa suhu makanan sebelum disajikan kepada anak.
- Hindari mengenakan bahan pakaian yang mudah terbakar saat memasak
- Jauhkan sumber panas seperti kompor, alat masak, tungku api, dan sebagainya dari jangkauan anak.
- Cabut saklar alat elektronik seperti setrika saat tidak digunakan.
- Hindari merokok di dalam rumah.
- Periksa alat deteksi asap kebakaran secara rutin.
- Simpan alat pemadam kebakaran di rumah.
- Jauhkan zat kimia dan korek api dari jangkauan anak.
- Periksa suhu air mandi sebelum memandikan anak.
Berita Terbaru
La Nina Berpotensi Muncul di Indonesia, Kenali Tanda dan Dampak Buruknya
Prabowo Subianto Kaget Lihat Reaksi Heboh Peserta Acara GSN Saat Sebut Nama Titiek Soeharto
Studi Terbaru Lubang Hitam, Sumber Energi Gelap Sebabkan Perluasan Alam Semesta
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 5 November 2024
Bila Terpilih Jadi Gubernur Jakarta, Pramono Tegaskan KJP Tetap Akan Berjalan
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Pentingnya Menjaga Keanekragaman Hayati
Pembobol Minimarket Tak Berkutik Saat Diringkus Sedang Mandi di Rumahnya
Buya Yahya Kisahkan Orang Jarang Ibadah tapi Matinya Husnul Khatimah, Ini Peringatannya
Angkringan di Solo Ini Jadi Tempat Favorit Prabowo Menjamu Jokowi hingga Gibran
NASA Pecahkan Rekor Baru Komunikasi Laser Melintasi Alam Semesta
Meraih Ridha Allah SWT Bahkan Jadi Wali Itu Gampang, Bisa dari Hal Sederhana Harian Ini Kata Gus Baha
7 Pembelian Terburuk Sepanjang Masa Manchester United, Termasuk Rekor Transfer Termahal