Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini jagat teknologi dikejutkan dengan aksi akusisi yang dilakukan Facebook terhadap WhatsApp dengan nilai tebusan mencapai USD 19 miliar atau setara dengan Rp 233 triliun (kurs $1 = Rp 11.750).
Bila dirinci, nilai akuisisi tersebut mencakup pembayaran sebesar USD 4 miliar secara tunai dan USD 12 miliar berupa saham Facebook. Sebagai tambahan, saham senilai USD 3 miliar akan diberikan kepada pemilik dan karyawan perintis WhatsApp.
Meski CEO Kik Messenger Ted Livingston sempat mengutarakan bahwa WhatsApp pantas dihargai lebih mahal, namun tak sedikit pihak yang menilai Facebook terlalu ceroboh menggelontorkan dana sebegitu besar untuk membeli WhatsApp.
Salah satunya seperti hasil polling yang dilakukan oleh Phone Arena dengan pertanyaan sederhana, "Apakah pembelian WhatsApp senilai USD 19 miliar oleh Facebook termasuk gila?"
Dan hasilnya sebesar 76,53% pemberi polling menilai keputusan Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook untuk membeli WhatsApp dengan mahar selangit adalah tindakan gila. Sedangkan 23,47% lainnya menganggap apa yang dilakukan oleh Zuckerberg adalah strategi bisnis yang tepat.
Sebelumnya Aswath Damodaran, salah seorang profesor keuangan di New York University juga sempat mempublikasikan argumennya melalui posting blog tentang bagaimana proses akuisisi itu bisa menguntungkan Facebook.
Menurutnya, untuk mencapai titik impas (break even point), Facebook membutuhkan sekitar 2,5 miliar pengguna baru WhatsApp agar akuisisi itu memiliki nilai yang menguntungkan Facebook. Jika ingin lebih praktis, Facebook disarankan untuk menaikkan biaya langganan WhatsApp per tahunnya.
Sumber lain untuk menghasilkan uang adalah dari iklan. Meski pendiri WhatsApp menolak untuk menjalankan iklan di aplikasi itu, Damodaran mengklaim Facebook bisa mengiklankan aplikasi tersebut di situsnya sendiri tanpa khawatir dengan risiko pengguna 'kabur'.
Baca juga:
Butuh 2,5 Miliar User Baru Agar Akuisisi WhatsApp Balik Modal
Para Karyawan Awal WhatsApp Bakal Kantongi Rp 1,9 Triliun
Pendiri WhatsApp Dulu Pernah Ditolak Kerja di Facebook
Kecewa Dibeli Facebook, Pengguna Ancam Hapus WhatsApp
Pendiri WhatsApp, Miliarder yang Dibesarkan Kupon Makan Gratis
Saham BlackBerry Melonjak Pasca WhatsApp Dibeli Facebook
Beli WhatsApp Rp 223 Triliun, Apa Untungnya Buat Facebook?
WhatsApp Dipinang Facebook Dengan `Mahar`Rp 223 Triliun
Beli WhatsApp USD 19 Miliar, Zuckerberg Dinilai Sudah Gila
Tak sedikit pihak yang menilai Facebook terlalu ceroboh menggelontorkan dana sebegitu besar untuk membeli WhatsApp.
diperbarui 24 Feb 2014, 17:54 WIBDiterbitkan 24 Feb 2014, 17:54 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
VIDEO: Mengurangi Dampak Negatif "Doomscrolling" di Masa Penuh Stres
BAIC Indonesia Pamerkan Produk Unggulan hingga Sediakan Promo Menarik di GJAW 2024
Wall Street Perkasa, Indeks Dow Jones Sentuh Rekor
Luhut: NU Harus Memimpin Upaya Perdamaian Timur Tengah
Infografis Gibran Minta Menteri Pendidikan Hapus Penerimaan Siswa Sistem Zonasi dan Plus Minusnya
Pilkada Jakarta, Relawan Rujaks Siap Kawal Kemenangan RK-Suswono Satu Putaran
5 Faktor Utama di Balik Lonjakan Harga Bitcoin ke Rekor Tertinggi Rp 1,56 Miliar
Tips Memasak Nasi Liwet Sunda Agar Lezat dan Gurih
Korea Selatan: Rusia Pasok Rudal ke Korea Utara Sebagai Imbalan Pengiriman 10 Ribu Pasukan
Fitri Salhuteru Jawab Tudingan Jadi Biang Keladi Masalah Nikita Mirzani: Allah Saksi Hidup Buat Saya
Prediksi Liga Italia Serie A AC Milan vs Juventus: Tugas Berat Berburu Poin Penuh
Jadwal Sholat Isya Hari Ini, Cara Praktis Mengecek Melalui Aplikasi dan Website Resmi