Liputan6.com, Jakarta - Bintang YouTube, Hank Green dengan channel vlogbrothers, menuding Facebook telah berbohong, berbuat curang dan mencuri, untuk mendongkrak jumlah view video. Ia menilai Facebook sengaja melakukannya sebagai upaya menjadi situs video terbesar di dunia.
Green mengatakan, Facebook secara aktif meningkatkan statistik jumlah orang yang melihat video di layanan tersebut dan tidak keberatan mempublikasikan materi bajakan. Upaya tersebut tak lain agar bisa mengklaim lebih populer dibandingkan YouTube.
Menurut penjelasannya, Facebook lebih agresif mempromosikan sebuah video dibanding YouTube. Pasalnya Facebook memasukkan sebuah video yang hanya ditonton selama tiga detik ke dalam kategori 'play', sedangkan di YouTube selama 30 detik.
"Facebook mengatakan layanan itu sekarang memiliki lebih banyak video yang ditonton daripada YouTube. Untuk bisa membuat klaim tersebut, semua yang mereka lakukan adalah berbuat curang, berbohong dan mencuri," tulis Green di blog.
Green juga menuding Facebook terlalu lamban merespon konten video bajakan di layanannya dan tidak bisa melindungi para kreator. Sebaliknya YouTube, memiliki sistem 'Content ID' untuk mengatasi hal tersebut.
"Ini sedikit tidak bisa dimaafkan bahwa Facebook, sebuah perusahaan besar dengan kapitalisasi pasar mencapai US$ 260 miliar, meluncurkan platform video tanpa sistem untuk melindungi pemegang hak independen," ungkap Green.
Tanggapan Facebook
Pihak Facebook pun buka suara atas tudingan Green. Juru bicara perusahaan mengatakan, Facebook bersikap sangat serius mengenai hak kekayaan intelektual dan sudah berpengalaman mengatasi isu seperti itu.
"Kami juga memiliki banyak tool pelaporan yang bisa digunakan pemilik konten untuk melaporkan pelanggaran hak cipta dan setelah menerima pemberitahuan valid, kami menghapus konten tersebut," tutur juru bicara tersebut.
Project Manager Facebook, Matt Pakes, menilai tidak ada yang salah dengan cara perusahaan mempromosikan video di layanannya. Menurutnya, tiga detik sebagai ukuran video yang 'di-play' di Facebook menandai bahwa pengguna memang menonton sebuah video, bertolak belakang dari klaim Green.
Adapun Facebook melihat konten video sebagai peluang iklan yang menguntungkan. Layanan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg tersebut mengklaim memiliki empat miliar 'view' video harian pada kuartal I 2015, yang sebagian besar berasal dari perangkat mobile. Demikian seperti dilansir Telegraph, Kamis (6/8/2015).
(din/dew)
Advertisement