Liputan6.com, Jakarta - Beberapa kalangan menganggap bahwa aplikasi I-Doser disebut sebagai narkoba digital karena membuat penggunanya berhalusinasi seperti mengonsumsi narkoba. Namun, Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan tegas membantah hal tersebut.
"I-Doser dan aplikasi sejenisnya bukanlah narkoba dan itu tidak berbahaya," kata Kepala Bagian Humas BNN, Kombes Pol Slamet Pribadi Kepada tim Tekno Liputan6.com via telepon, Selasa (13/10/2015).
Ia menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan secara mendalam terhadap aplikasi mobile tersebut. Dan hasilnya, tidak ada hal yang berbahaya dari I-Doser.
"Kami telah melakukan penyelidikan terhadap aplikasi I-Doser dan sejenisnya. Untuk menyelidiki aplikasi ini, kami melibatkan sejumlah pakar di BNN, psikolog, dan hasil lab," terangnya.
Slamet membeberkan, bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Dan hasil dari penelitian tersebut akan dikirimkan secepatnya ke Kemkominfo.
Meskipun hasil penelitian dari aplikasi ini menyimpulkan tidak ada yang berbahaya, namun Slamet tetap mengimbau kepada orangtua untuk tetap memantau anak-anaknya terhadap penggunaan aplikasi yang tersedia di sejumlah toko aplikasi.
Pada dasarnya, fungsi I-Doser hanyalah memberikan terapi lewat efek dari dosis suara untuk `memodifikasi` mood dan suasana hati penggunanya. Namun sayangnya, banyak yang menyalahgunakan aplikasi tersebut dan dapat membuat pendengarnya berhalusinasi seperti mengkonsumsi narkoba.
Aplikasi ini pun menawarkan beberapa tipe `dosis gelombang` yang bisa didengar, mulai dari dosis ganja, N,N-Dimethyltryptamine (DMT), Lysergic acid diethylamide (LSD), dan beberapa obat-obatan terlarang lainnya.
I-Doser bukan satu-satunya aplikasi yang menawarkan `narkoba digital`. Berdasarkan pantauan tim Tekno Liputan6.com, terdapat beberapa aplikasi serupa yang menghadirkan gelombang suara binaural.
(isk/cas)
BNN: I-Doser Bukanlah Narkoba
BNN telah melakukan penyelidikan secara mendalam terhadap I-Doser dan hasilnya tidak ada hal yang berbahaya dari aplikasi tersebut.
Diperbarui 13 Okt 2015, 15:41 WIBDiterbitkan 13 Okt 2015, 15:41 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hati-Hati, Berniat Baik tapi kalau Begini Ada Bahaya Keburukan Terselubung Kata Gus Baha
11 Idol K-Pop Cewek Jadi Model Video Klip Artis Lain, Karina Muncul di MV G-Dragon
Jelang Kongres ke-6 Demokrat, AHY Kumpulkan 38 Ketua DPD Provinsi
Bacaan Doa Ziarah Kubur Singkat, Lengkap dengan Urutannya
Memahami Arti dari Pemberian Gelar SPD, Berikut Pengertian, Jenis, dan Penulisan yang Benar
Apa Arti Cegil? Fenomena Bahasa Gaul yang Viral di Media Sosial
Tanpa Sabun, Ini Trik Jitu Membersihkan Blender yang Berkerak dengan 1 Bahan Alami
Arti "Poke" dalam Permainan Mobile Legends, Punya Beragam Arti dan Variasi Penggunaan
Lirik Lagu "Arti Kehidupan", Berikut Makna Mendalam di Balik Lagu Populer
Sejarah Berdirinya PKS hingga Sekarang; Berikut Sepak Terjang dan Peran dalam Politik Indonesia
Arti Penggunaan Istilah "Icikiwir" Ungkapan Populer di Media Sosial
Apa Bentuk Sedekah yang Pahalanya Paling Besar? Berlimpah dari Ketulusan Hati