MMA Forum Indonesia 2015: Penggunaan Mobile Harus Dioptimalkan

Serangkaian kegiatan di gelaran MMA Forum Indonesia 2015 berujung pada sebuah kesimpulan: Penggunaan mobile harus dioptimalkan.

oleh M Hidayat diperbarui 19 Okt 2015, 11:15 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2015, 11:15 WIB
mma and smarties logo
mma and smarties logo

Liputan6.com, Jakarta - Di gelaran Mobile Marketing Association (MMA) Forum Indonesia 15 Oktober 2015 lalu di Ritz-Carlton Kuningan, Jakarta, para pemimpin bisnis lokal dan internasional, serta pejabat pemerintah mendesak para pemasar di Indonesia untuk mengoptimalkan penggunaan mobile melalui pengelolaan beragam media, investasi dalam solusi penentuan target dan pengukuran, serta pemanfaatan peluang untuk menjadi kreatif dengan mobile.

Pada acara tersebut, MMA juga mengumumkan rencananya untuk meluncurkan asosiasi lokal Indonesia dalam beberapa bulan mendatang. Tujuannya, dalam rangka mendukung perkembangan industri mobile marketing di Indonesia.

Mobile merupakan satu-satunya media yang dapat menjangkau para konsumen secara utuh. Sebab dengan penetrasi mobile yang sangat tinggi, terdapat sebuah peluang besar yang dapat digali di Indonesia.

MMAF Indonesia bertujuan mendorong merek dan agensi untuk menjembatani kesenjangan mobile marketing di Indonesia, menerimanya dengan sepenuh hati, dan tidak hanya secara aktif mengakui potensinya, tetapi juga menerapkan mobile di seluruh pusat komunikasi mereka.

Sesi bersama Triawan Munaf, Ketua Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), merupakan sesi pertama di gelaran MMA Forum Indonesia 2015. BEKRAF adalah badan pemerintah yang mengusung visi membangun Indonesia sebagai salah satu penggerak ekonomi kreatif dunia pada tahun 2030 nanti dengan memprioritaskan 16 subsektor, seperti film, musik dan aplikasi. Menurut Triawan, teknologi sangat penting untuk menunjang ekonomi kreatif sebagai bagian dari upaya memanfaatkan 'soft power'.

Dalam sebuah sesi lain, Direktur Pemasaran Google Indonesia, Veronica Utami, merangkum semua kunci pembelajaran dari MMA Forum Indonesia 2015. Menurutnya, momen-mikro atau momen dalam kehidupan para konsumen sehari-hari, di mana para konsumen mencari informasi, belajar, merencanakan kegiatan atau berbelanja secara online, merupakan medan pertempuran baru untuk mereka.

Karena itu, Veronica menyoroti bahwa merek yang memberdayakan konsumennya untuk belajar dan tumbuh, pada akhirnya, sekaligus memanfaatkan kesempatan besar untuk selalu terhubung dengan konsumennya.

Sementara itu, Vice-President Media Unilever, Rahul Welde, dalam closing keynote yang disampaikannya, menggarisbawahi pentingnya bagi merek untuk selalu hadir dalam kehidupan konsumen ketika mereka sangat membutuhkan, serta untuk selalu memprioritaskan konsumen. Rahul juga menunjukkan beberapa studi kasus, yang mana pendekatan people-first dari Unilever berhasil menambah kecintaan konsumen mereka terhadap brand.

(why/isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya