Liputan6.com, Jakarta - Lembaga riset IHSÂ memperkirakan jumlah kartu SIM (SIM Card) di dunia akan mencapai 5,6 miliar pada 2020.Â
Senior Analyst IHS Technology, Don Tait, mengatakan kehadiran perangkat wearable, seperti smartwatch, health band, hingga smart clothes turut mendukung pertumbuhan jumlah SIM Card,Â
"Justru kenaikan perangkat semacam ini akan menjadi peluang bagi mobile network operator (MNO) dan vendor SIM Card untuk memperluas penetrasi nano SIM atau e-SIM," ujarnya, seperti dikutip dari Cellular-News, Senin (25/4/2016).Â
Baca Juga
Perangkat wearable akan mendorong penambahan pelanggan operator karena perangkat pendamping berpotensi memiliki tambahan slot untuk nano SIM atau e-SIM.Â
e-SIM sebetulnya bukan lah hal baru. Meski penetrasinya belum semasif SIM Card konvensional, e-SIM disebut-sebut menjadi tren di masa depan.Â
Adalah Groupe Spéciale Mobile Association (GSMA) yang menginisiasi adopsi e-SIM di perangkat smartphone dalam beberapa tahun ke depan.Â
Yang menjadi menarik adalah, IHS memperkirakan bahwa model smartphone di masa depan akan hadir dengan dua slot SIM, yang mana masing-masing untuk e-SIM dan SIM Card. Ini menjadi salah satu strategi bagi sebagian vendor handset untuk memperkenalkan e-SIM pada handset.Â
"Strategi ini dapat memberikan peluang bagi pasar besar, bukannya menyusahkan konsumen potensial dengan strategi yang terlalu berat (adopsi e-SIM)," jelas Talt.
Tren e-SIM berpeluang besar mengingat penggantian handset baru lebih rendah ketimbang mengganti SIM Card. Pasar seharusnya melangkah maju ke model e-SIM.Â
(Cas/Isk)