5 Prediksi Tren e-Commerce Indonesia di 2017

Berikut ini sejumlah prediksi e-Commerce di Indonesia pada tahun 2017

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 19 Jan 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2017, 13:00 WIB
Tren e-Commerce di Indonesia 2017
Prediksi Tren e-Commerce di Indonesia pada 2017

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan industri e-Commerce Indonesia diprediksi mencapai sebesar US$ 130 miliar pada tahun 2020.

Dengan pertumbuhan per tahun mencapai 50 persen, belum lagi pengguna smartphone yang terus membesar dan berbagai pemain di dalam ekosistem e-Commerce pada 2017.

Melalui keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com, Kamis (19/1/2017), iPrice memprediksi setidaknya ada 5 poin yang menarik diperhatikan pada ekosistem e-Commerce di Indonesia. Inovasi juga akan terjadi di sejumlah bidang, seperti teknologi, logistik, dan aspek penting lainnya.

Lantas, seperti apa prediksi untuk ekosistem e-Commerce di Indonesia pada tahun ini? Untuk mengetahuinya, simak pembahasannya di bawah ini.

1. Pengiriman Super Cepat

Masalah pengiriman barang yang lama kerap menjadi masalah yang ditemui pelanggan ketika berbelanja online. Namun, sejak tahun lalu, masalah tersebut lambat laun mulai diatasi.

Beberapa pelaku e-Commerce di 2016 telah bekerja sama dengan penyedia layanan pengiriman barang. Salah satunya dilakukan oleh Bukalapak yang menggandeng Go-Jek melalui layanan Go-Send.

Karenanya pada tahun ini, e-Commerce diprediksi akan semakin fokus meningkatkan layanan ini. Terlebih, kini telah banyak pemain logistik yang menawarkan layanan berbasis aplikasi.

2. Memanfaatkan Robot Chat

E-Commerce sampai sekarang masih memiliki divisi Customer Service untuk menangani segala macam kebutuhan pelanggan. Bahkan untuk memperkuat layanannya, tak jarang para pelaku menyiapkan layanan konsumen selama 24 jam.

Namun dengan kehadiran chatbot yang berasal dari sejumlah perusahaan teknologi diperkirakan akan menjadi tren baru di dunia e-Commerce. Terlebih, banyak konsumen memanfaatkan smartphone untuk beragam keperluan, sehingga kehadiran chatbot dapat dipakai untuk meningkatkan interaksi dengan mereka.

Optimalisasi Smartphone

3. Optimalisasi Smartphone

Kementerian Komunikasi dan Informatika memprediksi pada 2018 jumlah pengguna smartphone aktif di Indonesia mencapai 100 juta orang. Dengan jumlah tersebut, Indonesia akan menjadi negara pengguna smartphone terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika.

Meskipun transaksi e-Commerce pada 2016 masih didominasi PC, tapi pada 2017 kondisi akan berubah. Jumlah transaksi melalui smartphone diprediksi akan mengalahkan transaksi dari PC.

Untuk itu, dengan tren perilaku konsumen saat ini, pelaku e-Commerce harus bisa memaksimalkan aplikasi mobile yang dimiliki. Proses tersebut dapat dimulai dengan optimalisasi UI dan UX, termasuk promo eksklusif bagi pengguna aplikasi.

4. Program Customer Loyalty

Berdasarkan riset, sejumlah pelanggan yang memanfaatkan transaksi online mengatakan rela berganti merek demi kupon yang tersedia. Kini sejumlah kupon pun sudah disediakan pelaku e-Commerce untuk mendukung pengalaman berbelanja.

Pada tahun ini, sejumlah e-Commerce pun diperkirakan akan semakin banyak menawarkan kupon untuk menarik lebih banyak konsumen. Sejumlah kupon eksklusif di hari-hari besar untuk pengguna aplikasi makin bertebaran pada 2017.

5. Opsi Pembayaran Lebih Banyak

Salah satu tantangan terbesar di dunia e-Commerce Indonesia adalah masih rendahnya penetrasi kartu debit dan kredit. Karena itu, sejumlah kanal pembayaran alternatif, seperti transfer ATM atau bayar di tempat (Cash on Delivery) masih menjadi pilihan.

Tahun ini, pelaku e-Commerce akan semakin agresif untuk menyediakan berbagai alternatif sistem pembayaran yang dapat memudahkan pelanggan. Kehadiran sejumlah e-wallet yang dimiliki perusahaan telekomunikasi dan startup dapat menjadi opsi pembayaran tambahan.

(Dam/cAS)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya