Liputan6.com, Jakarta - Orang-orang yang memegang gelar keilmuan di bidang linguistik--ilmu tentang bahasa--pada umumnya meniti karier sebagai akademisi/peneliti, penulis profesional, penerjemah, dan sebagainya. Namun kemajuan teknologi membuka banyak peluang baru bagi mereka untuk menempati posisi-posisi strategis di industri kecerdasan buatan.
Perusahaan di industri kecerdasan buatan melirik orang-orang dengan latar belakang linguistik untuk dilibatkan dalam pengembangan produk dan layanan pelanggan.
Advertisement
Baca Juga
"Linguistik punya peran penting untuk lebih memahami pengguna dan bagaimana mereka berkomunikasi dengan perusahaan," kata Caterina Balcells, chief linguistic officer di Inbenta, sebuah startup yang bergerak di industri kecerdasan buatan, sebagaimana dikutip dari CIO, Jumat (5/5/2017).
Jika kita bisa mengembangkan teknologi yang menggunakan pengolahan bahasa alami untuk membantu pelanggan menemukan apa yang mereka cari, lanjut Balcells, itu akan mengurangi kebutuhan untuk memekerjakan manusia dalam melakukan tugas itu. Pada saat yang sama itu juga akan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Beberapa hal lain di industri kecerdasan buatan yang memerlukan peran linguistik adalah aplikasi pengenalan suara dan pencarian dan penerjemahan bahasa otomatis.
Kabar baiknya, kemampuan teknis dan pemrograman tingkat tinggi bukanlah persyaratan utama. Sebaliknya, kemampuan itu malah dilatih atau diajarkan sambil bekerja.
"Sebagian besar dari kami memiliki latar belakang linguistik, tetapi kami memiliki beberapa orang di tim lain di bidang yang lebih teknis. Namun jika Anda memiliki latar belakang linguistik dan kemampuan pemrograman, ini menjadi kombinasi sempurna," tutur Balcells.Â
(Why/Isk)