Liputan6.com, Jakarta: Sekitar 16 ribu pengemudi dibawah umur 30 tahun diperkirakan tewas, dalam kurun 2001 hingga 2007 karena berbicara dan mengirim SMS dengan ponsel sembari mengemudi, menurut laporan peneliti AS pada Kamis (23/9).
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kenaikan angka SMS yang cepat telah mengakibatkan ribuan kematian di jalanan di Amerika Serikat," tulis Fernando Wilson dan Jim Stimpson dari University of North Texas Health Science Center di American Journal of Public Health. Wilson dan Stimpson menggunakan data kepemilikan ponsel dari pengemudi yang tewas di jalan dari setiap negara, dan data volume SMS dari Komisi Komunikasi Federal. Mereka juga mendapatkan laporan pengemudi yang tewas saat berkendara dari National Highway Traffic Safety Administration.
"Sejak 2001-2002, angka SMS meningkat beberapa ratus persen," kata Wilson dalam sebuah wawancara telepon. Pada 2002, 1 juta SMS dikirim setiap bulan; dan meningkat menjadi 110 juta pada 2008. "Sejak 2001, kami memprediksi sekitar 16 ribu orang telah meninggal sejak saat itu kita menghubungkannya dengan peningkatan angka SMS di Amerika Serikat."
Beberapa penelitian membuktikan berbicara di ponsel dapat mengalihkan perhatian pengemudi, meski sudah menggunakan perangkat hands-free. Namun Wilson mengatakan, SMS dengan menggunakan ponsel cerdas yang menyediakan akses e-mail dan aplikasi mengganggu lainnya merupakan masalah baru.
Kematian akibat kecelakaan lalu lintas di AS turun pada 2009. Departemen Perhubungan mengatakan bahwa kematian lalu lintas mencapai tingkat terendah sejak pertengahan 1950-an pada 2009 sebesar 33.963. Namun untuk setiap sejuta pelanggan ponsel baru, Wilson dan Stimpson memperkirakan kenaikan pada angka kematian sebesar 19 persen lantaran gangguan pengemudi.
"Kematian yang disebabkan kecelakaan di jalan meningkat dari 10,9 persen menjadi 15,8 persen 1999-2008, dan sebagian besar peningkatan terjadi setelah 2005," tulis mereka dikutip Reuters. "Pada 2008, sekitar 1 dari 6 tabrakan kendaraan yang fatal akibat pengemudi terganggu saat mengemudi," kata laporan itu. Ditemukan 5.870 orang meninggal dalam kecelakaan yang disebabkan gangguan dalam mengemudi. Kepemilikan HP dan jumlah SMS yang dikirim meningkat tajam dalam waktu yang sama, menurut penemuan Wilson dan Stimpson.
Wilson mengatakan, 30 negara melarang SMS saat mengemudi, dan beberapa kota dan negara memerlukan perangkat hands-free untuk pengemudi menggunakan ponselnya. (Reutr/Ant)
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kenaikan angka SMS yang cepat telah mengakibatkan ribuan kematian di jalanan di Amerika Serikat," tulis Fernando Wilson dan Jim Stimpson dari University of North Texas Health Science Center di American Journal of Public Health. Wilson dan Stimpson menggunakan data kepemilikan ponsel dari pengemudi yang tewas di jalan dari setiap negara, dan data volume SMS dari Komisi Komunikasi Federal. Mereka juga mendapatkan laporan pengemudi yang tewas saat berkendara dari National Highway Traffic Safety Administration.
"Sejak 2001-2002, angka SMS meningkat beberapa ratus persen," kata Wilson dalam sebuah wawancara telepon. Pada 2002, 1 juta SMS dikirim setiap bulan; dan meningkat menjadi 110 juta pada 2008. "Sejak 2001, kami memprediksi sekitar 16 ribu orang telah meninggal sejak saat itu kita menghubungkannya dengan peningkatan angka SMS di Amerika Serikat."
Beberapa penelitian membuktikan berbicara di ponsel dapat mengalihkan perhatian pengemudi, meski sudah menggunakan perangkat hands-free. Namun Wilson mengatakan, SMS dengan menggunakan ponsel cerdas yang menyediakan akses e-mail dan aplikasi mengganggu lainnya merupakan masalah baru.
Kematian akibat kecelakaan lalu lintas di AS turun pada 2009. Departemen Perhubungan mengatakan bahwa kematian lalu lintas mencapai tingkat terendah sejak pertengahan 1950-an pada 2009 sebesar 33.963. Namun untuk setiap sejuta pelanggan ponsel baru, Wilson dan Stimpson memperkirakan kenaikan pada angka kematian sebesar 19 persen lantaran gangguan pengemudi.
"Kematian yang disebabkan kecelakaan di jalan meningkat dari 10,9 persen menjadi 15,8 persen 1999-2008, dan sebagian besar peningkatan terjadi setelah 2005," tulis mereka dikutip Reuters. "Pada 2008, sekitar 1 dari 6 tabrakan kendaraan yang fatal akibat pengemudi terganggu saat mengemudi," kata laporan itu. Ditemukan 5.870 orang meninggal dalam kecelakaan yang disebabkan gangguan dalam mengemudi. Kepemilikan HP dan jumlah SMS yang dikirim meningkat tajam dalam waktu yang sama, menurut penemuan Wilson dan Stimpson.
Wilson mengatakan, 30 negara melarang SMS saat mengemudi, dan beberapa kota dan negara memerlukan perangkat hands-free untuk pengemudi menggunakan ponselnya. (Reutr/Ant)