Bebas dari Penjara, Penakluk WannaCry Tak Boleh Lakukan Ini

Marcus Hutchins, pria yang berhasil menaklukkan WannaCry akhirnya dibebaskan dengan bersyarat oleh pengadilan. Apa alasannya?

oleh Jeko I. R. diperbarui 08 Agu 2017, 16:11 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2017, 16:11 WIB
Marcus Hutchins
Marcus Hutchins, pria yang berhasil 'melumpuhkan' WannaCry. (Foto: NBC News)

Liputan6.com, Wisconsin - Serangan ransomware WannaCry  yang sempat mengancam banyak negara akhirnya berhasil dilumpuhkan oleh seorang hacker berusia 22 tahun, bernama Marcus Hutchins.

Sayang, alih-alih diapresiasi, Hutchins malah ditangkap oleh FBI. Ia diciduk saat sedang bersiap-siap boarding pesawat dari Las Vegas, Amerika Serikat, ke rumahnya di London, Inggris.

Setelah mendekam berhari-hari di penjara, Hutchins akhirnya dibebaskan. Walau demikian, pembebasannya ditetapkan bersifat sementara, ia menjalani hari-harinya sembari menunggu putusan hukum di pengadilan.

Menurut informasi yang dilansir Telegraph pada Selasa (8/8/2017), Kayla Gieni selaku juru bicara penjara Hutchins ditahan membenarkan pria berambut ikal itu telah bebas. Akan tetapi, Gieni memastikan Hutchins akan menghadiri pengadilan Milwaukee.

Jaksa penuntut pun menyatakan Hutchins mengaku memang membuat kode Kronos. Namun, ia bersikeras tak bersalah. Adrian Lobo, pengacara Hutchins pun akan melawan dakwa yang dijatuhkan kepadanya.

Jadi, karena bebas bersyarat, Hutchins dilarang untuk melakukan beberapa hal. Adapun hal yang 'haram' ia lakukan seperti mengakses internet, tidak boleh membawa paspor, dan akan dimonitor oleh perangkat GPS.

Untuk diketahui, alasan FBI membekuk Hutchins dikarenakan Hutchins diduga terlibat dalam pembuatan dan pendistribusian trojan perbankan, Kronos. Demikian tertulis dalam surat dakwaan federal kepada Hutchins.

Kronos diketahui sebagai program malware yang memanfaatkan data penting perbankan online dan data kartu kredit. Malware ini pertama kalinya ditemukan Juli 2014.

Kawan-kawan Hutchins sungguh kaget atas penangkapan itu. "Dia tidak mengaktifkan koneksi smartphone-nya sebelum penerbangan, itu sangat tidak biasa. Selain itu, dia juga tidak mengaktifkan WiFi di dalam penerbangan," tutur seorang teman Hutchins.

Hutchins diketahui didakwa atas tuduhan membuat malware Kronos. Menurut kabar, indikasi yang membuat agen FBI percaya keterlibatan Hutchins dalam malware Kronos adalah aktivitas Twitter Hutchins yang menunjukkan dia telah lama meneliti malware Kronos.

Penangkapan Hutchins baru dilakukan belakangan ini terkait dengan ditutupnya pasar gelap AlphaBay. AlphaBay diduga menjual malware  Kronos dengan nama terdakwa lain sebagai pihak yang menjual dan mengelola Kronos.

Sekadar diketahui, cuitan terbaru Hutchins diunggah beberapa waktu sebelum penerbangannya ke London. Ia berjanji menghubungi sang ibu setibanya di London, tapi hingga malam sang ibu belum mengetahui keberadaan anaknya.

(Jek/Ysl)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya