Google Beberkan 5 Tips Bentengi Perangkat Android dari Virus

Menurut laporan terbaru yang dipublikasikan awal 2017, ada sekitar lebih dari 25 ribu aplikasi Android yang terindikasi malware.

oleh Jeko I. R. diperbarui 10 Okt 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2017, 20:00 WIB
Ponsel Google
Google perkenalkan dua ponsel terbarunya, Pixel 2 dan Pixel 2 XL dalam acara Google di SFJAZZ Center, San Francisco, California, Rabu (4/10). Google resmi luncurkan dua ponsel terbarunya yaitu Pixel 2 dan Pixel 2 XL. (AP Photo/Jeff Chiu)

Liputan6.com, Jakarta - Meski Google mengaku telah menyiapkan sejumlah jurus jitu untuk menangkal ancaman virus dan malware ke perangkat Android, bukan berarti pengguna bisa langsung aman begitu saja. Wajar, mengingat Android merupakan sistem operasi yang ekosistemnya sangat terbuka.

Menurut laporan terbaru yang dipublikasikan awal 2017, ada sekitar lebih dari 25 ribu aplikasi Android yang terindikasi malware hingga saat ini. Padahal sebetulnya, setiap aplikasi yang akan diterbitkan di Play Store sudah melewati proses scanning malware.

Sayangnya, proses tersebut bukan menjadi jaminan. Aplikasi yang sudah diunduh nyatanya masih berisiko menularkan malware ke perangkat.

Maka itu, raksasa teknologi asal Negeri Paman Sam tersebut menyarankan pengguna harus tetap siaga dalam menjaga perangkat Android agar tidak terjangkit.

Disampaikan langsung oleh Director Android Security Google Adrian Ludwig, pengguna harus mempertimbangkan lima (5) cara agar bisa membentengi perangkat Android-nya dari ancaman virus dan malware.

Berikut pemaparan yang langsung disampaikan Ludwig kepada Tekno Liputan6.com dalam sesi video conference call yang diadakan di markas Google Indonesia, Selasa (10/10/2017).

1. Gunakan Konfigurasi Lockscreen yang Aman

Lockscreen adalah celah paling lebar yang bisa dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab untuk menyebar malware. Peretasan secara visual ini bisa saja terjadi saat ponsel tertinggal di suatu tempat dan ditemukan orang lain.

Bahayanya lagi, jika orang itu bisa mengetahui kode lockscreen si pengguna, mereka bisa membuka ponsel dengan mudah dan bisa membaca data pribadi si pengguna.

Karena itu, coba atur konfigurasi lockscreen yang aman dan tidak mudah dibuka orang. Untuk mengakses lockscreen, buka Settings di perangkat Android kamu.

Kemudian masuk ke bagian Security (atau ada sebagian perangkat yang langsung menghadirkan menu lockscreen and password), masuk ke menu tersebut dan kamu dapat mengatur jenis keamanan yang sesuai baik itu pola keamanan, kata sandi, atau sidik jari. Selain itu, kamu juga bisa mengatur berapa lama ponsel tersebut akan terkunci secara otomatis setelah didiamkan.

 

2. Backup Data

6 Aplikasi Backup Data Terbaik Untuk Android
Ilustrasi backup data android

Pastikan kamu selalu mencadangkan (backup) data perangkat Android-mu secara rutin. Sebab, ketika terjadi hal yang tak diinginkan, misalnya kehilangan smartphone, kita tetap memiliki salinan data.

Kamu bisa menyimpan data dengan Google Backup pada Android. Caranya, kamu hanya perlu masuk ke Settings kemudian pilih dan aktifkan menu Backup & Reset. Selanjutnya kamu akan mendapatkan pilihan untuk mem-backup data-data pada ponsel.

Jika kamu sudah mem-backup data, secara otomatis semua data ada pada Android kamu, termasuk data-data pada aplikasi bakal tersimpan di Google. Ketika ingin memasukkan email yang kamu daftarkan ke perangkat Android baru, secara otomatis semua data bisa terselamatkan. 

3. Selalu Unduh Aplikasi dari Google Play Store

Selain itu, pastikan aplikasi yang kamu unduh dari toko resmi Android, yakni Google Play Store. Sebab, Google Play Store telah memiliki sistem penyaringan untuk mencegah aplikasi berbahaya yang diunduh pengguna.

Informasi terbaru menyebutkan sistem tersebut berhasil mengurangi kemungkinan pengguna mengunduh aplikasi berbahaya hingga 40 persen.

Selain itu, Google juga menerapkan sistem keamanan di luar PlayStore dengan melakukan verifikasi setelah pengunduhan, serta menghadirkan Google Play Protect untuk mendeteksi aplikasi yang mencurigakan.

4. Aktifkan Google Play Protect dan Find My Device

Google Play Protect
Google Play Protect. (Foto: Google)

Kamu juga bisa memanfaatkan fitur Google Play Protect. Untuk mengecek kondisi sebuah aplikasi berisikan malware atau tidak, kamu harus memastikannya lewat dari daftar aplikasi yang baru saja di-scan. Caranya, beranjak ke Settings -> Google -> Security -> Google Play Protect.

Di situ, kamu akan menemukan daftar aplikasi yang baru saja di install, aplikasi yang dicurigai berbahaya (ada malware), serta opsi untuk menyalakan fitur pengecekan perangkat untuk keamanan dan meningkatkan deteksi aplikasi malware.

Jika tulisannya "Looks good (No harmful apps found)", berarti perangkat Android kamu bebas dari aplikasi yang ada malware.

Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan fitur Find My Device. Pertama-tama, kamu harus mengantisipasi jika perangkat Android kamu hilang, data yang tersimpan bisa terhapus secara otomatis. Caranya cukup mudah, untuk perangkat Android terbaru, beranjak ke Settings -> Google -> Security. Di bawah Android Device Manager, aktifkan fitur Remote Data Wipe dengan slide ke "Allow Remote Lock and Erase".

Khusus untuk perangkat Android lawas, kamu bisa ke Settings dan tap Android Device Manager. Untuk mengaktifkan fitur ini, tap kotak "Allow Remote Factory Reset" dan tap "Activate".

Nah, setelah itu kamu memasang Find My Device di perangkat Android lain. Find My Device mengharuskan pengguna log in dengan akun Google dan mengaktifkan lokasi. Setelah log in, kamu akan diminta mengizinkan Find My Device memakai data lokasi, klik Accept untuk melanjutkan.

Jika sudah log in, sebuah menu dashboard akan muncul menunjukkan di mana ponselmu berada dengan beberapa opsi. Pertama ada opsi lokasi yang menunjukkan lokasi di mana ponsel Android kamu diletakkan, lengkap dengan daya baterai yang bertahan, hingga kapan ponsel tersebut terakhir dinyalakan.

5. Aktifkan Faktor Otentifikasi

Pengguna Android juga harus mampu mengurangi risiko kompromi kredensial. Salah satu caranya, tidak menggunakan kata kunci yang terlalu sederhana dan mudah ditebak.

Selain itu, pengguna juga bisa menerapkan metode otentikasi multi faktor, seperti satu dari Azure Multi-Factor Authentication (MFA).

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya