Disebut Monopoli, Menkominfo Tanggapi Go-Jek Akuisisi 3 Fintech

Akuisisi Go-Jek terhadap tiga startup fintech dinilai dapat berpotensi memonopoli pasar. Apa tanggapan Menkominfo Rudiantara?

oleh Jeko I. R. diperbarui 20 Des 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2017, 19:00 WIB
Rudiantara
Menkominfo Rudiantara di Jakarta, Selasa (7/11/2017). Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani

Liputan6.com, Jakarta - Seperti diwartakan sebelumnya, Go-Jek diumumkan baru saja mengakuisisi tiga startup di bidang fintech (financial technology) lokal. Ketiganya tak lain adalah Kartuku, Midtrans, dan juga Mapan.

Upaya akuisisi ini disebut sebagai langkah Go-Jek untuk memperkuat layanan Go-Pay sebagai pemimpin industri jasa dompet digital dan pembayaran independen di Tanah Air.

Dengan demikian, kolaborasi antara perusahaan fintech nasional di dalam Go-Jek bisa mendorong pertumbuhan inklusi finansial untuk jutaan orang di Indonesia serta meningkatkan produktivitas ekonomi di seluruh penjuru negeri.

Namun demikian, akuisisi Go-Jek terhadap tiga startup fintech ini ditengarai bisa memicu aksi monopoli usaha dalam sistem pembayarannya. Bahkan, Bank Indonesia (BI) sebagai regulator disebut akan mengawasi aktivitas perusahaan penyedia layanan transportasi on-demand ini agar bisa menjaga iklim usaha untuk tetap sehat.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menjelaskan asumsi itu justru merupakan hal yang normal.

"Ya (akuisisi Go-Jek) itu proses bisnis biasa dan semua platform yang besar model bisnisnya adalah mengakuisisi pengembangan-pengembangan. Konsepnya, pengembangan sendiri atau diakuisisi. Kalau mau cepat ya akuisisi, itu praktik biasa kok," ujar pria yang karib disapa Chief RA itu kepada Tekno Liputan6.com di Le Meridien, Jakarta.

"Itu memang harus dilakukan supaya bisa berkembang cepat. Kalau mau berkembang sendiri kan harus cari engineer-nya, coder-nya, makan waktu lagi kan. Google dan Facebook kan juga begitu di awal-awal. Sekarang mereka besar kan," tandasnya.

 

Pimpinan Masing-Masing Pegang Kemudi

Logo Go-Jek di Kantor Go-Jek di Kemang, Jakarta. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Logo Go-Jek di Kantor Go-Jek di Kemang, Jakarta. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Untuk informasi, ketiga pimpinan dari masing-masing startup fintech yang diakuisisi akan memegang posisi senior manajemen di dalam Go-Jek Group.

Aldi Haryopratomo dari Mapan akan memimpin Go-Pay, Ryu Kawano Suliawan dari Midtrans akan memimpin pengembangan platform merchant dalam Go-Jek Group. Sementara Thomas Husted dari Kartuku akan memegang peranan sebagai CFO di Go-Jek Group.

 

Aplikasi Transportasi Terbesar di Indonesia

Go-Jek saat ini merupakan salah satu platform layanan konsumen berbasis aplikasi terbesar di Indonesia dengan lebih dari 15 juta pengguna aktif mingguan.

Go-Jek juga merupakan salah satu layanan terbesar di Indonesia untuk ride-hailing, layanan antar makanan, jasa antar barang instan, penyedia dompet digital dengan 900 ribu mitra pengemudi, dan lebih dari 125 ribu merchant yang mayoritas adalah UMKM, serta memiliki lebih dari 100 juta transaksi yang diproses melalui platform ini setiap bulannya.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya