Go-Jek Caplok Tiga Startup Fintech Lokal

Hal ini menandai lompatan Go-Jek dari layanan aplikasi ride-hailing menjadi teknologi multi-platform yang akan memimpin pembayaran digital.

oleh Iskandar diperbarui 15 Des 2017, 10:12 WIB
Diterbitkan 15 Des 2017, 10:12 WIB
Pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim bertemu dengan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (7/11/2017). (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)
Pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim bertemu dengan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (7/11/2017). (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Liputan6.com, Jakarta - Go-Jek mengakuisisi tiga perusahaan teknologi keuangan (fintech) lokal yaitu Kartuku, Midtrans, dan Mapan.

Langkah ini dilakukan perusahaan penyedia transportasi online ini untuk memperkuat layanan Go-Pay sebagai pemimpin di industri jasa dompet digital dan proses pembayaran independen di Tanah Air.

Hal ini menandai lompatan besar Go-Jek dari layanan aplikasi ride-hailing menjadi teknologi multi-platform yang akan memimpin di layanan pembayaran digital di Indonesia. Hal ini juga akan mendorong upaya Go-Jek dalam memperluas dampak sosial kepada seluruh masyarakat Indonesia.

“Setiap hari kami selalu termotivasi oleh cerita mitra dan konsumen kami, tentang bagaimana teknologi Go-Jek telah mengubah dan mempermudah kehidupan mereka," kata Nadiem Makarim, Founder dan CEO Go-Jek melalui keterangan resminya kepada Tekno Liputan6.com, Jumat (15/12/2017) di Jakarta.

Keberadaan Go-Jek, Nadiem melanjutkan, mendorong terwujudnya ekonomi kerakyatan yang tidak hanya menghubungkan para penjual dan konsumen, namun juga mendorong pertumbuhan usaha kecil dan mikro serta memberikan peluang nyata bagi peningkatan kesejahteraan para pelaku sektor informal.

"Sejak awal Go-Jek berdiri, kami selalu membawa misi untuk memberikan manfaat sosial semaksimal dan seluas mungkin bagi jutaan masyarakat Indonesia,” Nadiem menambahkan

“Kini, saatnya Go-Jek melangkah maju memasuki babak baru. Melalui akuisisi ini Go-Jek akan berkolaborasi dengan tiga perusahaan fintech nasional terdepan di Indonesia yang memiliki visi dan etos kerja yang sama dengan kami. Inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat pondasi dan langkah kami di industri fintech Indonesia,” sambungnya.

Sementara Andre Soelistyo, Go-Jek Group President mengatakan, 2018 akan menjadi tahun di mana Go-Pay akan berkembang di luar ekosistem Go-Jek, menyediakan layanan pembayaran yang aman, nyaman, mudah, dan terpercaya baik secara offline maupun online.

“Akuisisi ini akan mengakselerasi penetrasi dan jangkauan Go-Pay ke ranah pembayaran offline melalui Kartuku, ranah pembayaran online melalui Midtrans, serta meningkatkan inklusi finansial bagi masyarakat unbanked melalui Mapan," ujarnya.

Dorong Percepatan Inklusi Finansial

Para mitra driver Go-Jek mengenakan seragam ala pilot "The Resistance"
Para mitra driver Go-Jek mengenakan seragam ala pilot "The Resistance" (Foto: Go-Jek)

Kolaborasi antara perusahaan fintech nasional di dalam Go-Jek Group ini, kata Andre, akan mendorong percepatan inklusi finansial untuk jutaan orang Indonesia serta meningkatkan produktivitas ekonomi di seluruh penjuru negeri.

“Setelah akuisisi ini tim manajemen dan seluruh karyawan dari masing-masing perusahaan akan beroperasi sebagaimana sebelumnya, namun dapat mengambil manfaat sinergi sebagai bagian dari Go-Jek Group,” sambungnya.

Ketiga pimpinan dari masing-masing perusahaan yang diakuisisi akan memegang posisi senior manajemen di dalam Go-Jek Group.

Aldi Haryopratomo dari Mapan akan memimpin Go-Pay, Ryu Kawano Suliawan dari Midtrans akan memimpin pengembangan platform merchant dalam Go-Jek Group, sementara Thomas Husted dari Kartuku akan memegang peranan sebagai CFO di Go-Jek Group.

Go-Jek saat ini merupakan salah satu platform layanan konsumen berbasis aplikasi terbesar di Indonesia dengan lebih dari 15 juta pengguna aktif mingguan.

Go-Jek juga merupakan salah satu layanan terbesar di Indonesia untuk ride-hailing, layanan antar-makanan, jasa antar barang instan, dan penyedia dompet digital dengan 900 ribu mitra pengemudi, lebih dari 125 ribu merchant yang mayoritas adalah UMKM, serta memiliki lebih dari 100 juta transaksi yang diproses melalui platform ini setiap bulannya.

(Isk/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya