Saingi AS dan Israel, Tiongkok Pamer Drone Bersenjata Canggih

Selama ini drone bersenjata AS dan Israel mendominasi pasar dunia. Sekarang, Tiongkok juga tak mau kalah dengan drone mereka.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Feb 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2018, 15:00 WIB
Drone Militer Wing Loong.
Drone Militer Wing Loong. Dok: IHS Markit

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, Amerika Serikat dan Israel mendominasi industri armed drone (drone bersenjata). Sekarang, giliran Tiongkok memiliki peluang untuk meyaingi kedua negara tersebut.

Diketahui, Negeri Tirai Bambu ini baru saja memulai produksi drone bersenjata dan menunjukan koleksi drone bersenjata mereka di Singapura.

Drone bersenjata yang digarap oleh China National Aero-Technology Import & Export Corporation (Korporasi Impor & Ekspor Aero-Teknologi Nasional Tiongkok) ini hadir dalam versi baru bernama Wing Loong. Ia dibekali Unmanned Aerial System (UAS) atau Sistem Aerial Tanpa Awak. 

Dalam beberapa tahun belakangan, negara-negara dari Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tengah memang memilih membeli drone bersenjata dari Tiongkok. Maklum, harga drone bersenjata buatan Tiongkok jauh lebih murah.

Menurut informasi yang dilansir Reuters, Minggu (11/2/2018), drone buatan Tiongkok hanya dibanderol seharga US$ 5 juta (setara dengan Rp 68 miliar), sementara drone dari Amerika Serikat bisa menembus angka US$ 100 juta (setara dengan Rp 1,3 triliun).

Potensi Tiongkok di Industri Drone

Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Gaya Presiden AS Donald Trump saat memberikan pidato dalam acara National Prayer Breakfast di sebuah hotel di Washington DC (8/2). Acara tahunan ini dihadiri para pemimpin agama, politisi dan pejabat tinggi pemerintah. (AFP Photo/Mandel Ngan)

Perkembangan global saat ini memberikan kesempatan bagi Tiongkok untuk mempromosikan produknya, terutama ke negara-negara yang anti-Israel dan anti-Trump.

Ben Moores, seorang analis senior pertahanan dan aviasi di Jane's by IHS Markit, mengatakan kepada Reuters tentang potensi Tiongkok dalam industri drone.

"Ada faktor-faktor yang bergerak menuju keuntungan Tiongkok dari hari ke hari," ucapnya

Ia menambahkan, drone bersenjata besutan Tiongkok dapat dijadikan opsi oleh negara-negara yang memiliki hubungan kurang baik dengan Amerika Serikat dan Israel.

Salah satu faktor yang menguntungkan Tiongkok adalah akibat tindakan Presiden AS Donald Trump yang sulit diprediksi. Meskipun baru setahun menjabat, Trump kerap memancing kontroversi di berbagai negara.

Indonesia Juga Berniat Mengembangkan Drone

20170124-Jokowi-terima-pimpinan-MPR-di-istana-AY
Presiden Joko Widodo didampingi Menkopolhukam Wiranto saat melakukan pertemuan dengan pimpinan MPR di Istana, Jakarta, Selasa (24/1). Dalam pertemuan itu presiden melakukan rapat konsultasi dengan MPR. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menko Polhukam Wiranto sebelumnya sempat mengatakan kalau drone bisa digunakan untuk kepentingan militer, pertahanan, maupun sipil. Bahkan, ke depannya Indonesia akan mengembangkan industri drone sendiri.

"Drone itu yang menjadi satu sasaran kita untuk mengembangkan industri drone, sehingga dapat multifungsi, sehingga bisa kita pakai untuk kepentingan militer maupun untuk kepentingan sipil," kata Wiranto beberapa waktu lalu.

Penggunaan drone ini dinilai lebih efisien dibanding patroli dengan pesawat seperti biasanya. Pada sisi lain, Indonesia tetap harus memenuhi kebutuhan pokok minimun pertahanan sebagai upaya pencegahan.

"Tetap kita harus juga memperkuat sistem persenjataan kita untuk deterrence factor (faktor penggentar). Artinya kita tetap dihormati negara lain dalam rangka melakukan satu diplomasi internasional. Kalau kita tidak kuat juga nanti kita disepelekan," imbuhnya.

(Tom/Jek)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya