Liputan6.com, Jakarta - Facebook terus memperluas kehadiran layanannya, termasuk Facebook Lite. Kali ini, aplikasi tersebut dirilis ke lebih banyak negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir GSM Arena, Minggu (18/3/2018), aplikasi Facebook Lite untuk Android telah memiliki lebih dari 200 juta pengguna sejak dirilis pada 2015.
Aplikasi ini diciptakan untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada perangkat dengan spesifikasi rendah dan koneksi data lambat di pasar berkembang, sama seperti Messenger Lite.
Advertisement
Baca Juga
Tak puas hanya hadir di pasar negara berkembang, Facebook kini meluncurkan Facebook Lite untuk negara-negara maju termasuk Inggris, AS, Kanada, Australia, Jerman, Irlandia dan Selandia Baru.
Dengan demikian, pengguna perangkat Android di negara-negara tersebut sudah bisa mengunduh Facebook Lite di Google Play Store.
"Kami melihat di beberapa negara maju, ada orang yang memiliki konektivitas rendah, jadi kami ingin memastikan semua orang bisa menggunakan aplikasi ini kapan pun diinginkan," ungkap pihak Facebook kepada Reuters.
Di Indonesia sendiri, Facebook Lite sudah hadir sejak 2015. Facebook Lite dibekali lebih sedikit layanan dibandingkan aplikasi asli layanan tersebut, serta hanya memakan ruang penyimpanan kurang dari 1MB, sehingga "ringan" digunakan pada perangkat dengan spesifikasi rendah.
Facebook Akhiri Pengujian Konsep Dua News Feed
Terlepas dari Facebook Lite, Facebook pada Kamis (1/3/2018), telah menyelesaikan pengujian konsep dua News Feed di enam negara. Kedua News Feed tersebut berisi jenis konten berbeda.
Facebook dalam proses uji coba tersebut menciptakan dua News Feed berisi unggahan berbeda. News Feed pertama fokus pada foto, serta pembaruan lain dari teman dan keluarga, sedangkan yang kedua disebut sebagai "explore feed".
News Feed kedua dikhususkan untuk berbagai hal dari laman Page yang disukai oleh pengguna, seperti media dan tim olahraga. Berdasarkan hasil pengujian, Facebook memutuskan menghentikan pengujian dan menggunakan satu feed saja. Pasalnya, hasil survei dari para pengguna menunjukkan mereka tidak menyukai perubahan tersebut.
"Orang-orang mengatakan mereka kurang puas dengan unggahan yang dilihat, serta melihat dua feed (News Feed) terpisah sebenarnya tidak membantu mereka lebih terhubung dengan teman dan keluarga," kata Head of News Feed di Facebook, Adam Mosseri.
Pengujian fitur baru ini sendiri dimulai pada Oktober 2017 di Bolivia, Kamboja, Guatemala, Serbia, Slovakia, dan Sri Lanka. Pengujian ini dengan cepat memengaruhi trafik media-media kecil di enam negara tersebut.
Menurut Mosseri, Facebook juga menerima tanggapan dari para pengguna yang menilai layanan tersebut mempersulit mereka mengakses informasi penting. "Kami juga dianggap tidak mengkomunikasikan pengujian dengan jelas," tuturnya.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement