Terungkap, Ini Risiko Login Situs Web atau Aplikasi Lain Pakai Facebook

Zaman sekarang orang-orang sudah malas membuat akun baru di sebuah aplikasi atau situs, akhirnya mereka login memakai Facebook. Ternyata hal itu ada risikonya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 18 Apr 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2018, 06:30 WIB
Facebook
logo facebook di HP (sumber: snopes.com)

Liputan6.com, Jakarta - Zaman sekarang orang-orang sudah malas membuat akun baru di sebuah aplikasi atau situs. Untungnya, sekarang mereka tinggal login menggunakan akun Facebook mereka.

Mudah sekali bukan? Sayangnya, Facebook jadi dapat memanen data kita di situs-situs tersebut, meskipun saat itu pengguna sudah logout dari Facebook.

Dilansir Newsroom FB, Rabu (18/4/2018), pihak Faceboook mengaku menggunakan miliaran data penggunanya untuk menyajikan konten dan iklan yang cocok dengan pengguna.

"Aplikasi dan situs yang memakai layanan kita, seperti tombol Like dan Facebook Analytics, mengirimkan kami informasi (data) untuk meningkatkan kualitas konten dan iklan yang lebih baik," tulis Facebook.

Namun, pihak Facebook mengungkapkan mereka tidak sendirian dalam hal ini, karena layanan lain seperti Google pun memiliki layanan analisa populer yang berfungsi serupa terkait periklanan.

"Dan Amazon, Google, dan Twitter semua memiliki fitur login. Perusahaan-perusahaan itu, dan banyak lainnya, juga menawarkan layanan iklan," lanjut laporan itu.

Penjelasan Facebook memang berbelit-belit, tapi intinya Facebook akan tahu situs atau aplikasi yang sedang kita pakai, serta konten dari situs itu, bila kita login dengan layanannya.

Untuk diketahui, Facebook memiliki monthly active users (MAUs) atau pengguna aktif bulanan mencapai 2,13 miliar--naik 14 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara untuk daily active users (DAUs) atau pengguna aktif harian rata-rata 1,4 miliar.

Menegaskan Tidak Menjual Data

Mark Zuckerberg
CEO Facebook Mark Zuckerberg (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Facebook kembali menegaskan mereka tidak menjual data pengguna, tetapi kenyataannya data pengguna memang dipakai untuk disesuaikan dengan iklan yang muncul di Facebook pengguna, sehingga timbul kesan memata-matai yang dilakukan Facebook.

Facebook justru mengaku menggunakan data yang mereka peroleh dari situs lain untuk membantu pengguna, mulai dari di setelan bahasa, sampai membantu menganalisa pengunjung situs dan aplikasi, seperti gender dan usia.

Facebook turut berkata data-datanya yang didapatkan digunakan untuk melindungi pengguna, jadi bila ada IP address yang berasal dari negara lain untuk login ke akun Facebook seseorang, maka pengguna bisa diberitahukan.

Untuk masalah iklan, bila pengguna berkunjung ke situs travel, maka Facebook bisa mengetahui dan menawarkan iklan-iklan terkait hotel dan mobil sewaan.

Itulah yang menyebabkan mengapa saat kita mencari produk di sebuah situs, tiba-tiba iklan produk serupa muncul di Facebook.

Niat Facebook Baik, Tapi Pengguna Tidak Setuju

Mark Zuckerberg Hadapi  Kongres Amerika Serikat
CEO Facebook Mark Zuckerberg tiba untuk bersaksi di hadapan Komite Senat Amerika Serikat di Capitol Hill, Washington, Senin (10/4). Ini merupakan penampilan formal pertama Zuckerberg dalam kongres setelah masalah kebocoran data. (AP/Andrew Harnik)

Seperti yang sebelumnya dibahas, apabila sedang mencari produk di situs lain, lalu kemudian iklan serupa muncul di akun Facebook, itu disebabkan karena platform media sosial tersebut mendapatkan data lewat layanan mereka.

Mungkin niat Facebook memang baik, tetapi itulah yang justru membuat takut orang banyak, sebab ada kesan Facebook sedang mematai-matai aktivitas online seseorang. 

CEO Facebook Mark Zuckerberg berujar penggunaan iklan di Facebook dilakukan agar layanan media sosial tersebut tetap gratis, dan memakai iklan adalah satu-satunya jalan yang realistis bila tidak ingin Facebook berbayar.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya