Liputan6.com, Manila - Di tengah aksi unjuk rasa pengemudi Go-Jek di Jakarta menuntut kenaikan tarif dasar, perusahaan rintisan besutan Nadiem Makarim itu kian serius dengan rencananya untuk masuk ke pasar negara lain.
Jika sebelumnya baru berupa sumber yang belum dipastikan kebenarannya, kali ini laporan Reuters yang Tekno Liputan6.com kutip pada Senin (23/4/2017), menyebut Go-Jek berencana untuk menemui regulator transportasi Filipina.
Hal ini diketahui dari keterangan regulator Filipina, selang beberapa waktu setelah Uber resmi meninggalkan pasar Asia Tenggara dan bergabung dengan Grab.
Advertisement
Baca Juga
Menurut regulator transportasi yang diwakili pejabat bernama Aileen Lizada, petinggi eksekutif Go-Jek telah meminta bertemu dengan seorang dari regulator, minggu depan. Tujuannya tidak lain adalah untuk ekspansi pasar Filipina.
Sayangnya, saat dimintai keterangan oleh Reuters, juru bicara Go-Jek menolak untuk memberikan komentar apapun.
Maret lalu, Reuters melaporkan bahwa Go-Jek akan mengumumkan ekspansi luar negeri pertamanya ke negara di Asia Tenggara, dalam waktu beberapa minggu mendatang.
Hal ini dilakukan setelah startup unicorn Indonesia ini mendapatkan pendanaan dari Temasek Holding Singapura, Tencent Holding Tiongkok, dan Alphabet (Google).
Berselang Hari Sejak Hengkangnya Uber di Asia Tenggara
Langkah Go-Jek untuk masuk ke pasar Filipina juga dilakukan tak jauh dari keputusan Uber mundur dari bisnisnya di Asia Tenggara untuk bergabung dengan Grab.
Hanya berselang beberapa hari setelah Uber ke luar dari pasar Filipina, sontak menimbulkan kecemasan pada masyarakat Filipina dan Asia Tenggara lainnya.
Pengguna cemas, dengan hengkangnya Uber, tarif transportasi online di negara tersebut bakal makin tinggi dan waktu tunggu yang lebih lama, serta para pengemudi yang memilih-milih penumpang.
Menurut laporan Reuters, regulator transportasi Filipina minggu ini menyetujui akreditasi perusahaan ride-hailing lokal yakni Hype Transport System Inc, Hirna Mobility Solutions Inc, dan Golag Inc untuk turun mengembangkan bisnisnya di dalam negeri.
Meski transportasi begitu dibutuhkan, laporan Reuters juga menyebut, regulator Filipina membatasi jumlah kendaraan ride-sharing dari seluruh perusahaan sebanyak 65 ribu unit. Regulator pun meninjau angka tersebut tiap tiga bulan agar tidak melebihi dari jumlah yang ditetapkan.
Advertisement
Berencana Ekspansi ke 4 Negara Lain
Sebelumnya, perusahaan rintisan Indonesia yang telah menyandang gelar Unicorn (startup dengan nilai valuasi minimal US$ 1 miliar) ini dikabarkan berencana melakukan ekspansi bisnis ke empat negara Asia Tenggara pada 2018. Begitu bunyi pernyataan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim dalam email internal.
Nadiem dalam email internal itu tidak menyebut negara-negara mana saja yang akan disasar oleh layanan Go-Jek. Namun, beberapa waktu lalu, Chief Technology Officer Go-Jek Ajay Gore menyebut, Go-Jek berupaya menghadirkan layanan di Filipina pada 2018.
"Persiapan sedang berjalan, dalam beberapa minggu ke depan peluncuran negara baru pertama kali akan diumumkan," demikian yang dikatakan Nadiem dalam email tersebut.
"Selanjutnya akan diikuti oleh tiga negara lain di Asia Tenggara pada pertengahan tahun ini," kata Nadiem.
Mengutip partner finansial Go-Jek yang tak disebut namanya, "Go-Jek percaya diri bahwa pihaknya memiliki dukungan untuk mengambil salah satu kisah pertumbuhan paling sukses di seluruh dunia, dari fenomenal di Indonesia hingga global."
Nadiem sebelumnya menyebut, Go-Jek telah mendapatkan suntikan modal dalam jumlah besar yang bisa mendukung perusahaan melakukan ekspansi ke negara lainnya.
Kabar ini datang setelah Uber menyerahkan operasional bisnisnya di Asia Tenggara kepada Grab melalui akuisisi yang diumumkan beberapa hari lalu. Grab sendiri menjadi rival besar Go-Jek di Tanah Air.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: