Liputan6.com, Jakarta - Apakah kamu pernah merinding? Ya, tentu semua orang pernah mengalami hal ini di berbagai kondisi. Biasanya merinding atau berdirinya rambut di area tubuh manusia terjadi saat merasakan dingin, takut akan sesuatu, dan sebagainya.
Namun sering kali, merinding justru dikaitkan dengan adanya fenomena datangnya hantu atau mendekatnya makhluk tak kasat mata. Benarkah demikian?
Advertisement
Baca Juga
Nah, kali ini kita akan membahas semua hal mengenai merinding dengan bantuan sains.
Pada dasarnya, ada beberapa penjelasan masuk akal mengenai merinding. Salah satunya adalah keterangan dari George A. Bubenik yang merupakan fisiologi dari University of Guelph di Ontario.
Bubenik menyatakan melalui tulisannya di Scientific American bahwa merinding merupakan fenomena dan ekspresi tubuh yang diwariskan dari hewan-hewan moyang manusia.
Sejumlah hewan seperti ayam dan kerbau juga diketahui bisa mengalami merinding. Sama seperti manusia, yang mana bulu-bulu di tubuhnya terangkat dan berdiri.
Nah, merinding ini sebenarnya dipicu oleh kontraksi otot yang punya hubungan langsung dengan rambut atau bulu tubuh. Kontraksi tersebut menyebabkan cekungan di permukaan kulit dan pengangkatan pada area di sekitarnya.
Berbeda dengan Hewan
Khusus untuk hewan, merinding fungsinya adalah untuk membantu menghangatkan tubuh.
Sementara untuk manusia, merinding merupakan efek dari reaksi hormonal tubuh. Ketika manusia mengalami rasa takut, dingin, terancam, maka tubuh mengalami stres.
Kemudian tubuh akan mengeluarkan hormon adrenalin yang memicu kontraksi pada otot di permukaan kulit. Hanya saja, tidak semua pelepasan adrenalin berujung dengan merinding. Dampak lainnya bisa berupa peningkatan tekanan darah, berkeringat, atau gemetar.
Sementara itu, seorang edukator bernama Vanessa Hill menjelaskan bahwa merinding disebabkan oleh otot-otot kecil di bawah folikel, yang disebut arrector pili. Setiap kali otot tersebut menegang, rambut-rambut pada kulit akan tertarik tegak.
"Otot tak sadar itu adalah bagian dari sistem saraf simpatik yang bertanggung jawab untuk sebagian besar respon," kata Hill.
Edukator asal Australia tersebut turut menjelaskan bahwa beragam reaksi terkait erat dengan kondisi emosi manusia. Itu sebabnya menonton film, mendengar musik, atau merasakan emosi kuat juga dapat memicu sensasi merinding.
Merinding atau nama ilmiahnya pilomotor reflex atau piloerection itu membantu proses termoregulasi, kemampuan fisiologis tubuh menyeimbangkan temperatur.
Jika ditarik garis lurus, penjelasan dari Vanessa Hill dan George A. Bubenik memiliki arah yang sama. Yang mana merinding tidak disebabkan oleh pertanda hadirnya makhluk tak kasat mata alias hantu.
Itu hanya sebuah reaksi tubuh terhadap adrenalin atau fenomena untuk menyeimbangkan temperatur tubuh.
Reporter:Â Yoga Tri Priyanto
Sumber: Merdeka.com
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement