Twitter Perbaiki Notifikasi Spam yang Jejali Smartphone Pengguna

Twitter menjelaskan, notifikasi spam ini terjadi karena bug dari aplikasi. Oleh karenanya, pengguna diimbau untuk tidak panik.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2018, 07:30 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2018, 07:30 WIB
Twitter
Ilustrasi Twitter (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pengguna Twitter belum lama ini mengeluhkan soal notifikasi spam yang muncul secara beruntun di smartphone-nya.

Notifikasi tersebut berupa kombinasi acak huruf dan angka yang muncul berkali-kali di tab notifikasi smartphone. 

Sontak saja, pengguna mengira notifikasi tersebut bisa jadi sebagai tanda-tanda peretasan akun Twitter.

Menanggapi hal ini, Twitter memberikan konfirmasi soal notifikasi tersebut. Mereka memastikan, notifikasi spam ini terjadi karena bug dari aplikasi. Oleh karenanya, pengguna diimbau untuk tidak panik.

Seperti dikutip Ubergizmo, Kamis (18/10/2018), CEO Twitter Jack Dorsey, telah memastikan bug tersebut sudah diperbaiki.

Menurutnya, bug terjadi akibat notifikasi 'tersembunyi' (ia menyebutnya invisible notifications) yang seharusnya tidak diperlihatkan di layar. Notifikasi tersebut, ternyata menumpuk di dalam aplikasi.

Notifikasi ini adalah notifikasi lama yang bisa saja tidak dilihat pengguna, atau justru mereka menge-swipe notifikasi.

"Isu ini disebabkan oleh sejumlah notifikasi yang seharusnya tersembunyi, seperti DM dan juga twit reply. Kami belum bisa mencari tahu penyebab awalnya, yang pasti kami sudah perbaiki," ujar Jack.

 

Asyik, Timeline Twitter Kini Kembali Disesuaikan Secara Kronologis

Twitter
Ilustrasi Twitter. (Doc: Google)

Twitter dilaporkan telah membuat perubahan yang cukup mendasar untuk para pengguna.

Media sosial microblogging itu sekarang diketahui kembali menerapkan urutan timeline (linimasa) sesuah waktu unggah.

Dikutip dari The Verge, Kamis (19/9/2018), informasi ini diketahui dari akun Twitter Support beberapa waktu lalu. Dengan kata lain, linimasa Twitter pengguna akan kembali seperti sebelum 2016.

Sekadar informasi, pada awal 2016, Twitter mengadopsi model algoritma baru untuk linimasanya.

Dalam model ini, linimasa pengguna tidak lagi ditampilkan sesuai dengan unggahan terbaru, tapi melalui perhitungan tersendiri.

Cara ini sebenarnya juga diadopsi oleh sejumlah media sosial lain, seperti Facebook dan Instagram.

Jadi, linimasa yang ditampilkan pada pengguna tidak lagi berurutan sesuai waktu unggah, melainkan sudah diatur lebih dulu dan disesuaikan dengan preferensi pengguna.

Kendati demikian, perubahan ini tidak serta merta berlaku untuk semua pengguna. Bagi pengguna yang ingin mengubah linimasanya secara kronologis harus melakukan pengaturan terlebih dulu.

Jadi, pengguna harus membuka menu Settings and privacy, lalu buka Content Preferences.

Setelah itu, hapus centang di kolom 'Show me the best Tweets first' dan linimasa pengguna akan disusun berdasarkan waktu unggah.

Twitter sendiri mengaku sudah merencanakan pembaruan ini sejak beberapa waktu lalu.

Menurut Twitter, pihaknya memiliki tujuan untuk menyeimbangkan linimasa pengguna dari tweet terbaru dan tweet yang paling relevan dengan pengguna, meski harus diakui susah.

Oleh sebab itu, opsi ini pun dihadirkan untuk memudahkan pengguna menyesuaikan linimasanya. Fitur ini juga sudah mulai digulirkan secara bertahap untuk pengguna Twitter.

Twitter Berbenah, Pengguna Kini Bisa Berkicau 280 Karakter

[Bintang] Hp Baru Kena Pajak? Cuitan Twitter Ditjen Pajak Ini Bikin Heboh
Twitter Dijen Pajak kembali bikin heboh lagi, sekarang gara-gara pembahasan soal Hp baru. (Ilustrasi: businessinsider.com)

Twitter akhirnya resmi menambah batasan karakter yang dapat ditulis pengguna di platform-nya. Situs microblogging itu kini memungkinkan pengguna untuk menulis kicauan hingga 280 karakter.

Sebelumnya, fitur ini sudah lebih dulu diuji coba pada September 2017. Ketika itu, Twitter baru menggulirkan kemampuan anyar ini pada beberapa pengguna saja.

Dikutip dari Tech Crunch, Rabu (8/11/2017), fitur ini akan meluncur secara bertahap untuk seluruh pengguna dan mendukung hampir seluruh bahasa, kecuali Jepang, Korea, dan Mandarin.

Alasannya, satu karakter dalam tiga bahasa tersebut dianggap sudah mencakup banyak informasi. Sementara, bahasa lain membutuhkan karakter lebih panjang untuk menyampaikan sesuatu hal. 

Keputusan untuk memperbarui kemampuan ini tak lepas dari kebiasaan para penguna. Menurut Twitter, banyak pengguna yang berkicau dalam bahasa seadanya karena batasan karakter yang ada di layanan tersebut.

"Penelitian kami menunjukkan kurangnya batas karakter membuat orang yang berkicau dalam bahasa seadanya," ujar Product Manager Twitter, Aliza Rosen beberapa waktu lalu.

Untuk itu, penambahan ini diharapkan dapat memudahkan pengguna untuk berkicau. CEO Twitter, Jack Dorsey juga menyuarakan rasa gembiranya terhadap penambahan batas kicauan di Twitter.

Menurutnya, perubahan kecil ini adalah langkah besar dan mengapresiasi timnya dalam menyelesaikan masalah di Twitter.

(Vivi Hartini/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya